Menengok Perayaan Natal di Jepang yang Minim Umat Kristiani

13 Desember 2017 8:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dekorasi natal. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Dekorasi natal. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Tinggal dua minggu lagi menuju 25 Desember 2017. Itu artinya, umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan Natal.
ADVERTISEMENT
Natal yang akan segera tiba membuat berbagai negara dengan penduduk mayoritas Kristen berloma-lomba menyajikan suasana Natal hampir di seluruh sudut kota. Tengok saja bagaimana Amerika dan Inggris, dengan penduduk mayoritas Kristen selalu dipenuhi pernak pernik Natal di sepanjang jalan. Tak ketinggalan hampir seluruh toko serta rumah penduduk pun ikut larut menghias tempat masing-masing dengan berbagai ornamen Natal yang meriah.
Namun, bagaimana dengan negara yang memiliki penduduk minoritas Kristen?
Mungkin Jepang bisa menjawabnya. Salah satu negara paling maju di dunia itu menjadi sedikit contoh dari negara-negara dengan minoritas pemeluk agama Kristen. Mayoritas penduduknya beragama Shinto atau Buddha.
Oleh karena itu, tak heran jika berkunjung ke sana, kamu akan mudah menemukan kuil-kuil. Tetapi, beberapa dekade terakhir Jepang tetap merayakan Natal, meskipun pemeluk agama Kristen di negara ini hanya 1 persen.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu, tetap saja perayaan ini tidak dijadikan hari libur Nasional, karena penduduk Jepang mayoritas bukan beragama Kristen. Para remaja di Jepang pun merayakan Natal selayaknya merayakan valentine, hanya bertukar hadiah, makan malam romantis, atau menyewa hotel.
Menariknya, sejak tahun 1970, di Jepang ayam goreng disantap pada hari Natal. Restoran cepat saji yang menghidangkan ayam goreng, seperti KFC akan disibukkan dengan pesanan yang meningkat hingga 10 kali lipat.
Diperkirakan 3,6 juta keluarga di Jepang membeli KFC setiap Natal. Selain ayam goreng, makanan khas Natal di Jepang adalah kue bolu yang dihiasi dengan stroberi dan whipped cream. Natal di Jepang juga lebih banyak difokuskan untuk menyebarkan kebahagiaan dan asmara, layaknya hari Valentine.
ADVERTISEMENT
Meskipun dirayakan oleh penduduk minoritas, tetap ada Santa Klaus yang hadir menghibur. Hoteiosho merupakan Santa Klaus versi Jepang yang sebenarnya merupakan biksu Buddha yang memberikan hadiah kepada anak-anak.
Tak hanya itu, Tokyo Disneyland juga menyelenggarakan parade Natal pada bulan Desember, mulai dari kostum yang meriah, musik, hadiah permen, hingga penampilan dari Santa Klaus.
Tertarik merayakan Natal di Jepang?