news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengapa Angpao Imlek Selalu Berwarna Merah?

25 Januari 2020 14:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Selain lentera, salah satu hal penting yang wajib hadir dalam Perayaan Imlek adalah angpao. Angpao merupakan amplop merah berisi uang yang biasa dibagikan pada anak-anak maupun saudara-saudari muda yang lebih muda.
ADVERTISEMENT
Karena terbiasa hadir pada saat Tahun Baru China atau Imlek, kamu mungkin terbiasa menganggap bahwa angpao hanya hadir dalam momen itu saja. Padahal sebenarnya, angpao juga bisa, lho, dibagikan pada perayaan atau festival penting lainnya.
Misalnya saja pada saat acara pernikahan, ulang tahun, atau perayaan kelulusan. Terkadang, di beberapa perusahaan tertentu, angpao juga diberikan sebagai bonus kerja bagi karyawan.
Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
Di negeri asalnya, angpao dikenal sebagai hongbao (Mandarin) atau lai see (Kanton). Angpao juga dikenal sebagai yasui qian (压岁钱) yang berarti menyembunyikan uang hantu.
Kok malah uang hantu? Nah, ternyata julukan itu berasal dari sebuah legenda kuno. Dalam legenda itu diceritakan bahwa pada zaman kuno, ada setan menakutkan bernama Sui.
ADVERTISEMENT
Sui adalah roh jahat dengan warna hitam di sekujur tubuhnya kecuali tangannya. Kontras dengan tubuhnya, tangan Sui berwarna putih.
Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
Tiap Malam Tahun Baru, roh jahat ini akan menyentuh dahi anak yang sedang tidur sebanyak tiga kali. Ketika anak itu terbangun, ia akan menangis, dan kemudian merasa sakit kepala. Tak lama kemudian, anak tersebut akan demam dan mulai meracau.
Saat gejala-gejala itu hilang, anak yang disentuh Sui akan mengalami keterbelakangan mental. Oleh karena itu, untuk menjaga anak-anaknya, para orang tua akan menyalakan lampu mereka dan tetap terjaga sepanjang malam.
Ilustrasi membagikan angpao pada keponakan Foto: Shutter Stock
Pada suatu Malam Tahun Baru di Jiaxing, Jiangsu, ada orang tua yang sangat khawatir apabila iblis datang mengganggu atau menyakiti putranya. Karena itu, mereka memberinya delapan koin untuk dibungkus dengan kertas merah.
ADVERTISEMENT
Si anak yang senang mendapat koin kemudian mulai membungkus 'hartanya' dengan kertas merah. Balutan demi balutan, satu demi satu, sampai dia kelelahan dan jatuh tertidur.
Sesuai dengan tradisi China, warna merah dianggap sebagai warna keberuntungan, energi baik, kesuburan, dan membawa pencerahan. Warna merah juga diyakini dapat memberikan perlindungan dari kejahatan.
Ilustrasi angpao Foto: Shutter Stock
Sejak saat itulah, angpao mulai dikenal sebagai yasui qian dengan karakteristik khasnya, berkelir merah dengan tulisan berwarna emas.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa menerima angpao berarti menerima berkat serta doa untuk menjalani tahun yang baru dengan aman, bahagia, damai, dan penuh keberuntungan. Angpao juga secara simbolik menjadi tanda menolak bala.
Karena menjadi wujud dari doa dan harapan, angpao bukan cuma mesti berwarna merah saja. Tetapi juga berisi uang yang memiliki kondisi baik, masih baru, atau licin. Memberikan uang yang sobek atau rusak akan dianggap sebagai tindakan yang tak sopan.
Angpao imlek. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Bukan cuma menarik dari sisi sejarah saja, mengisi uang ke dalam angpao juga ternyata ada aturannya. Enggak boleh sembarangan. Uang yang memiliki nominal angka empat di dalamnya harus dihindari.
ADVERTISEMENT
Karena angka empat dalam bahasa Mandarin memiliki lafal pengucapan yang mirip dengan kata kematian. Jumlah terbaik adalah uang dengan diawali dengan angka delapan, karena delapan dianggap sebagai angka keberuntungan.
Jika kamu yang ingin memberikan angpao berisi uang pada pasangan, maka angka terbaik adalah 520. Karena lima, dua, dan nol dalam bahasa China memiliki bunyi pelafalan yang mirip dengan "Wo Ai Ni" atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "Aku Mencintaimu".
Ilustrasi menerima angpao dengan dua tangan Foto: Shutter Stock
Angpao hampir mirip dengan THR dalam budaya Indonesia. Orang-orang yang sudah bekerja diharapkan untuk bisa memberikan angpao pada saudara-saudari yang lebih muda.
Perbedaannya, angpao hanya boleh diberikan oleh orang yang sudah menikah. Kecuali orang tersebut sudah berusia tua, karena mereka dianggap sudah dewasa. Pemberian angpao juga baiknya dilakukan secara langsung.
ADVERTISEMENT
Dalam menerimanya pun, kamu mesti mengikuti etika yang tepat. Selalu terima dengan dua tangan dan jangan lupa mengucap terima kasih.
Setelah itu, jangan langsung dibuka! Angpao baru boleh dibuka setelah pesta atau acaranya selesai dan sang pemberi tak lagi ada di sekitarmu. Kalau tidak, kamu nanti akan dianggap tak sopan.
Menarik sekali, ya, tradisi angpao dalam masyarakat Tionghoa ini.