Mengapa Maskapai Bertarif Rendah Sangat Laku di Asia dan Eropa?

12 Juli 2018 16:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Citilink Airbus A320 (Foto: Dok. Citilink)
zoom-in-whitePerbesar
Citilink Airbus A320 (Foto: Dok. Citilink)
Maskapai bertarif rendah atau low cost carrier (LCC) terus menunjukkan tren positif pada tiga tahun belakangan. Perkembangannya melesat cepat, terutama di pasar Asia. Sebut saja AirAsia, Jetstar, Scoot, atau yang asli dari Tanah Air seperti Citilink.
ADVERTISEMENT
Citilink baru saja dianugerahi penghargaan sebagai Traveller’s Choice Low Cost Airline 2018 oleh TripAdvisor. Anak usaha Garuda Indonesia itu dipuji oleh pengguna TripAdvisor atas keramahan staf, ketepatan waktu rata-rata 80 persen, dan kebersihan kabin.
Sedangkan AirAsia kini telah memiliki lebih dari 130 destinasi di 50 negara. Berdiri pada 2001 dengan hanya dua armada pesawat, maskapai itu mengklaim telah menerbangkan lebih dari 500 juta penumpang atau sepadan dengan 7 kali lipat populasi Thailand.
Penghargaan pada penumpang ke 500 juta AirAsia. (Foto: Dok. Air Asia)
zoom-in-whitePerbesar
Penghargaan pada penumpang ke 500 juta AirAsia. (Foto: Dok. Air Asia)
Perkembangan maskapai bertarif rendah yang meroket diakui oleh President Flight and Cruise TripAdvisor, Bryan Saltzburg. Menurutnya, LCC sangat populer di pasar Asia dan Eropa dibandingkan regional lain, karena tingginya persaingan maskapai.
“Ketika kita mempunyai persaingan (maskapai) yang tinggi, tarif akan menjadi sangat rendah. Pelanggan membayar tarif dasar, karena biaya untuk makanan atau komisi tiket tidak digabungkan. Persaingan ini tidak kita lihat di Amerika Serikat, Amerika Utara, atau Amerika Selatan, karena industrinya lebih kecil,” papar Bryan kepada kumparanTRAVEL, Rabu (11/7).
ADVERTISEMENT
Bryan menyebutkan ada sekitar 62 maskapai, baik maskapai charter maupun full service yang beroperasi di Asia. Mau tak mau, mereka harus bersaing untuk mendapatkan penumpang dan mencapai target okupansi. Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan menawarkan tarif rendah.
Pesawat Scoot mendarat di Sultan Syarif Kasim II  (Foto: Dok. Scoot)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Scoot mendarat di Sultan Syarif Kasim II (Foto: Dok. Scoot)
Sementara LCC di pasar Eropa juga menjanjikan. Ada EasyJet yang terbang di Austria, Swiss, dan Inggris. Ada pula WOW Air, Ryanair, Ernest Airlines, dan banyak lainnya.
Banyaknya maskapai yang beroperasi dan tingginya persaingan, tentu juga menguntungkan traveler. Wisatawan akan memiliki lebih banyak opsi untuk mencapai destinasi, dengan memilih penerbangan bertarif rendah atau full service.
“Kalian sangat beruntung, karena memiliki pasar maskapai yang sangat kompetitif. Kalian punya banyak pilihan untuk melakukan perjalanan. Ini sangat bermanfaat dan fantastik bagi pelanggan,” imbuh Bryan.
ADVERTISEMENT