Mengenal Bo-Kaap, Kampung Warna-warni di Afsel yang Dihuni Orang Indonesia

2 Oktober 2022 8:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan yang sedang berjalan-jalan di kota paling berwarna di dunia. Foto: fokke baarssen/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan yang sedang berjalan-jalan di kota paling berwarna di dunia. Foto: fokke baarssen/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selama ini Suriname di Amerika Selatan, menjadi rumah bagi orang-orang Indonesia, khususnya Suku Jawa. Namun, enggak hanya Suriname saja, di Cape Town, Afrika Selatan, ternyata ada sebuah pemukiman yang juga dihuni oleh orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menariknya, enggak hanya sebuah pemukiman, tempat tersebut juga menjadi bagian dari perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia. Bernama Bo-Kaap, tempat ini disebut-sebut sebagai Indonesia-nya Afrika Selatan.
Kota yang jadi Indonesia-nya Afrika Selatan. Foto: Denis Kabanov/Shutterstock
Bukan tanpa alasan, Bo-Kaap ternyata dihuni oleh para imigran Melayu yang kebanyakan berasal dari Indonesia dan Malaysia.
Dilansir Cape Town History, awal mula kemunculan orang Indonesia di tempat ini ternyata dipengaruhi oleh kolonialisme Belanda yang terjadi di masa lalu. Mereka diketahui bermukim di tempat tersebut sejak tahun 1653 silam.
Kabarnya, orang-orang Bo-Kaap dibawa oleh para kolonial Belanda ke Afrika Selatan. Mereka sendiri adalah para budak atau pekerja yang hendak dipekerjakan.

Asal-usul Kampung Indonesia-nya Afrika

Bermula dari tanah kosong yang dibeli oleh Jan de Waal, Bo-Kaap tercipta dari adanya kebutuhan para pekerja yang ingin memiliki hunian sendiri. Sebab, diketahui mereka sebelumnya hanya menyewa rumah kecil atau "huurhuisjes" yang disewakan oleh pihak pengembang atau developer.
ADVERTISEMENT
Setelah menetap, para pekerja Bo-Kaap pun memiliki keinginan kuat untuk memiliki rumah sendiri. Hingga akhirnya di tahun 1834, para pengembang properti mulai membangun banyak tempat tinggal di Bo-Kaap, yang kemudian ditawarkan oleh para imigran.
Kota paling berwarna di dunia yang pernah jadi tempat perbudakan orang Melayu. Foto: Janice pama/Shutterstock
Hingga akhirnya, kawasan Bo-Kaap pun menjadi cikal bakal terbentuknya sebuah kampung Melayu. Penduduk di Bo-Kaap umumnya berprofesi sebagai penjahit, pengrajin, tukang bangunan, hingga nelayan.
Sejak dahulu hingga saat ini, Bo-Kaap tidak hanya ditempati oleh masyarakat rumpun Melayu. Bo-Kaap juga disinggahi oleh penduduk asli Afrika, Melayu, dan India.
Menariknya, mereka juga masih melakukan beberapa adat dan budaya Indonesia. Misalnya kuliner khas Indonesia, seperti sambal, kari, hingga bubur bisa dijumpai di sana.
Pangeran Harry (kiri), bersama Meghan Markle berbincang saat mengunjungi masjid tertua di Bo Kaap, Afrika, Selasa (24/9/2019). Foto: Getty Images/pool/Tim Rooke
Tak hanya itu, beberapa bahasa atau kosakata yang ada di Indonesia juga digunakan di Bo-Kaap, seperti tramakasie (terima kasih), kamar mandie (kamar mandi), boeka (buka), dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Islam di Bo-Kaap juga terbilang cukup kuat dibanding di tempat lain. Buktinya, mayoritas penduduk di sini beragama Islam dan terdapat masjid yang berdiri dengan megah.
Kurang lebih, begitulah kisah tentang para leluhur di Bo-Kaap. Sebuah wilayah yang terletak di lereng Signal Hill dan merupakan salah satu daerah pemukiman tertua, serta paling menarik di Cape Town.

Kampung Warna-warni yang Jadi Daya Tarik Wisata

Menariknya, para penduduk Bo-Kaap ternyata senang mewarnai rumah-rumah mereka. Terlebih, karena rumah tersebut sudah menjadi milik mereka seutuhnya.
Karena semakin lama, semakin banyak yang mewarnai rumah mereka, Bo-Kaap akhirnya penuh dengan warna dan menjadi salah satu tempat paling warna-warni di dunia.
Jika dilihat sekilas, Bo-Kaap mirip seperti Kampung Jodipan yang ada di Malang.
Wisatawan yang memadati kota Bo-Kaap di Cape Town, Afrika Selatan. Foto: Finn stock/Shutterstock
Karena keunikan rumah penduduknya yang berwarna-warni, Bo-Kaap pun menawarkan daya tarik wisata baru di Cape Town, Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari capetown.travel, hingga kini para pengunjung bisa menemukan rumah-rumah penduduk dengan perpaduan arsitektur bergaya Cape Dutch dan Georgia.
Warna ini ternyata juga menjadi simbol bahwa rumah tersebut sudah berubah kepemilikan. Adapun, rumah yang disewakan biasanya memiliki cat yang berwarna putih.
Sedangkan, ketika rumah tersebut sudah dimiliki secara langsung, para penduduk akan mengecat rumah-rumah mereka dengan warna cerah sebagai ekspresi kebebasan.
Tak heran jika banyak wisatawan yang berwisata ke Bo-Kaap. Sebab, mereka bisa menemukan banyak spot foto Instagramable yang penuh dengan warna.
Selain berfoto, pengunjung juga bisa berwisata sejarah dengan berkunjung ke museum terdekat, menikmati tur jalan kaki (walking tour), berwisata kuliner, hingga belanja. Tertarik berkunjung?