Mengenal Greenland, Pulau Beku Berselimut Es yang Ingin Dibeli Trump

20 Agustus 2019 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Greenland. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Greenland. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengonfirmasi kabar yang menyebut pemerintahannya tertarik membeli Greenland dari Denmark. Hal tersebut menyeruak beberapa waktu belakangan. Trump bahkan diisukan telah menggelar pertemuan tertutup dengan para penasihatnya terkait rencana pembelian Greenland.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (18/8) waktu setempat, Trump memastikan kabar yang beredar itu. Namun, ia menegaskan pembelian Greenland bukan prioritas.
"(Pembelian Greenland) itu adalah hal yang kami tengah rundingkan," sebut Trump seperti dikutip dari AFP, Senin (19/8).
Greenland. Foto: Reuters
"Konsep itu muncul dan saya katakan secara strategis ide itu menarik dan kami tertarik, kami sudah berbicara sedikit mengenai itu (dengan Denmark)," sambung dia.
Ternyata, ini bukan pertama kalinya Amerika Serikat berencana untuk membeli pulau es tersebut. Presiden Harry Truman dilaporkan pernah mencoba membelinya pada 1946.
Selain itu, William Henry Seward, menteri luar negeri pada masa pemerintahan Presiden Abraham Lincoln juga sempat mempertimbangkan gagasan itu pada 1867. Namun kini, rencana tersebut kembali digagas oleh Trump. Meski demikian, alasannya belum jelas.
Ilustrasi Greenland. Foto: Shutter Stock/kumparan
Lantas, Kira-kira mengapa Trump sangat tertarik untuk membeli Greenland? Dilansir dari CNN International, Senin (19/8) Greenland ternyata mempunyai sejumlah fakta unik. Apa saja ya? Berikut rangkumannya:
ADVERTISEMENT
1. Matahari bersinar selama dua bulan berturut-turut
Greenland secara resmi merupakan distrik di Denmark. Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri Denmark, di pulau ini matahari bersinar selama dua bulan berturut-turut, dari 25 Mei hingga 25 Juli.
Selama waktu itu, kemiringan Bumi terhadap bidang orbitnya menghasilkan fenomena yang disebut matahari tengah malam. Kondisi ini terjadi di beberapa bagian Lingkaran Arktik.
Ilustrasi Greenland. Foto: Shutter Stock/kumparan
Bagi orang-orang yang terbiasa tidur dalam kondisi gelap, fenomena ini mungkin akan sedikit menyusahkan. Sebab matahari yang bersinar terus menerus dapat menyebabkan otak memproduksi lebih sedikit melatonin, sehingga membuat orang lebih sulit untuk tidur. Paparan sinar matahari terus-menerus juga membingungkan tubuh dan mengacaukan ritme sirkadiannya.
Hal yang sama juga terjadi di Alaska yaitu matahari tidak terbenam dari 22 April hingga 20 Agustus di Fairbanks. Penduduk setempat pun diketahui mendaki, bersepeda, dan golf saat tengah malam.
ADVERTISEMENT
2. Musim panas yang beku
Juli adalah satu-satunya bulan ketika suhu mencapai di atas titik beku. Ketebalan es Greenland tidak main-main. Lapisan es Greenland membentang seluas 660.200 mil persegi atau hampir 80 persen permukaan negara.
Lapisan ini membeku hampir sepanjang tahun, dan bahkan di musim panas. Berdasarkan Encyclopedia Britannica, biasanya saat musim panas, suhu di Greenland tidak lebih panas dari 50 derajat F.
Ittoqqortoormiit di Greenland Foto: Shutter Stock
3. Kawasan terisolasi
Udara yang teramat dingin dan cenderung beku mungkin menjadi alasan tidak ada orang yang tertarik tinggal ke Greenland. Situs Britannica mencatat, pada awal abad ke-21, pertumbuhan populasi di Greenland tercatat nol.
Hanya sekitar 56.000 orang yang tinggal di Greenland, menjadikan populasinya sekitar 157 kali lebih kecil dari London. Hanya 20 persen dari 836.300 mil persegi negara itu yang dihuni oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi, akses darat juga sangat minim di sini. Alhasil, lembaga pariwisata negara itu merekomendasikan turis yang datang ke Greenland untuk naik pesawat, helikopter atau kapal untuk berkeliling.
Gunung es ancam desa di greenland. Foto: Ritzau Scanpix/Magnus Kristensen/ via REUTERS
4. Masyarakat Greenland jauh dari kapitalisme
Greenland adalah wilayah Denmark, tetapi wilayah ini diberi otonom. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Denmark, Greenland menyediakan fasilitas kesehatan gratis, fasilitas pendidikan, dan uang pensiun untuk semua warga negaranya. Semua fasilitas tersebut dibayar dengan subsidi dari Denmark.
Seperti yang dilaporkan oleh Atlantik, tidak ada tanah yang dimiliki secara pribadi di sana. Tidak ada warga Greenland yang memiliki atau menyewakan tanah tempat tinggal mereka.
Perusahaan dan pengecer perikanan terbesar di negara itu adalah milik negara, dan bahkan maskapai penerbangan utamanya, Air Greenland, dimiliki bersama oleh Greenland, Denmark dan perusahaan induk perusahaan penerbangan yang juga dimiliki bersama oleh Denmark dan Swedia.
Gunung es ancam desa di greenland. Foto: Lucia Ali Nielsen via REUTERS ATTENTION
5. Ini tidak sebesar yang terlihat
ADVERTISEMENT
Di beberapa peta, Greenland tampaknya berukuran sama dengan Afrika. Tapi itu hanyalah distorsi peta. Pada kenyataanya Afrika 14 kali lebih besar dari Greenland.
Republik Demokratik Kongo dan Aljazair juga sama-sama lebih besar dari Greenland, tetapi jika dilihat di peta kedua negara ini sering terlihat lebih kecil dibandingkan Greenland.
Greenland. Foto: Shutter Stock
6. Punya budaya yang unik
Hampir 90 persen populasi Greenland berasal dari Inuit. Mereka merupakan peradaban awal Greenland yang sudah ada sejak 2500 SM. Mereka pun masih bertahan bahkan hingga negara itu secara paksa dijajah oleh pemerintah Denmark pada awal abad ke-18.
Ekonomi negara itu disokong oleh hasil tangkapan laut di Kutub Utara dan Atlantik Utara. Tak heran jika hidangan lezat mereka berupa sup yang terbuat dari daging anjing laut, paus, rusa, atau burung laut.
Kondisi Greenland di hari pencairan es yang hebat pada Juni 2019. Foto: Steffen Olsen/Danish Meteorological Institute
7. Sedang mengalami perubahan iklim
ADVERTISEMENT
Selimut es yang mencair di Greenland mengancam hampir setiap pesisir pantai di Bumi, mulai dari Miami hingga Cape Town. Menurut sebuah studi pada 2018, Greenland kehilangan 110 juta selimut es seukuran kolam renang Olimpiade setiap tahun.
Berdasarkan laporan CNN 2017, air lelehan dari selimut es Greenland yang mencair adalah kontributor terbesar terhadap kenaikan permukaan laut secara global. Volumenya hampir dua kali lipat dari Antartika. Pencairan es makin cepat sebab kini suhu bumi juga meningkat dua kali lebih cepat.