Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Komunitas Masyarakat Amish di Amerika Serikat dan Nasibnya Kini
18 November 2018 8:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Sejak revolusi industri yang terjadi di Amerika Utara, Eropa Barat, Jepang, dan Inggris pada periode 1750-1850, berbagai negara di dunia mengalami perubahan secara besar-besaran dari segi teknologi, transportasi, pertambangan, pertanian, dan manufaktur.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, negara-negara di dunia mengalami pertumbuhan di berbagai bidang, salah satunya yaitu modernisasi. Seperti di Amerika Serikat yang menemukan billboard digital hingga sederet teknologi serta informasi baru nan canggih.
Tapi di balik kehebatan teknologi yang ditampilkan oleh penduduk Amerika, tahukah kamu ada komunitas masyarakat di Negeri Paman Sam yang ‘menolak’ kehadiran teknologi dalam kehidupannya?

Ya, komunitas itu adalah Amish, yang bermukim di Amerika Utara. Saat semua orang lebih memilih mengikuti tren fesyen dan gadget terbaru, Amish justru tetap tampil layaknya masyarakat Amerika zaman lawas. Hidup sederhana di tengah mewah dan glamornya Amerika Serikat.
Masyarakat Amish terbiasa menggunakan pakaian berwarna polos dengan warna-warna netral seperti putih, abu-abu, atau hitam. Sama seperti suku Baduy di Indonesia, pakaian yang dikenakan masyarakat Amish dibuat sendiri oleh mereka, bedanya hanya terletak di model pakaian.

Para wanitanya biasanya mengenakan topi putih bertali sebagai pelengkap, sementara pria menggunakan topi tinggi berwarna hitam. Untuk masalah rambut, wanita Amish biasanya digelung tinggi rapi seperti sanggul, sedangkan laki-lakinya memiliki potongan rambut pendek dengan janggut menjuntai, mirip Presiden Amerika di masa lampau, Abraham Lincoln.
ADVERTISEMENT
Untuk mobilitas, masyarakat dengan nama asli Amish Mennonite, itu tidak menggunakan mobil atau motor. Tapi, menggunakan kereta yang ditarik oleh kuda, seperti disebuah film-film lawas.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, umumnya masyarakat Amish memilih untuk bertani dan beternak. Cara pengolahan tanahnya pun sederhana, menggunakan tenaga hewan seperti sapi untuk menarik bajak agar tanah menjadi gembur.

Walau terkesan menjauh dari cara hidup khas Amerika Serikat, masyarakat Amish tetap merayakan tradisi Thanksgiving dan Halloween seperti penduduk lainnya. Hanya saja, dekorasi yang mereka gunakan tidak semeriah masyarakat di kota lain yang menggunakan banyak lampu dan aksesoris. Mereka lebih suka menghias rumah dengan berbagai tanaman yang dibentuk sedemikian rupa dengan nuansa Halloween.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Amish muncul sejak abad ke-17, Jakob Amman adalah sang pelopor. Mereka beremigrasi dari Amerika Utara mulai abad ke-18 ke Philadelphia, Amerika Serikat. Sebab, Philadephia dikenal memiliki tingkat toleransi agama yang tinggi. Maka tak heran bila Philadelpihia menjadi negara bagian di Amerika Serikat dengan populasi Amish terbesar.

Tapi, Amish bukanlah sebuah suku, mereka merupakan komunitas masyarakat yang menganut agama Kristen dengan aliran Swiss German Anabaptist. Para penganut Amish biasanya akan dibaptis terlebih dahulu sebelum diterima oleh komunitasnya dan mengikuti cara hidup yang telah ditentukan.
Karena prinsip mereka yang cenderung menghindari teknologi, masyarakat Amish tidak memiliki nomor telepon atau nomor identitas Social Security yang biasa dimiliki masyarakat Amerika Serikat. Sehingga cara terbaik untuk menemui atau mencari tahu mereka adalah dengan cara konvensional, seperti mengirim surat atau bertemu langsung.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ditengah era yang serba digital, masyarakat Amish mulai dihimpit oleh berbagai aspek. Mulai dari persoalan pajak, edukasi, dan asuransi yang saat ini dianggap sebagai aspek penting dalam kehidupan.

Sebab pada umumnya masyarakat Amish tidak menyekolahkan anaknya hingga SMA. Jarang sekali ada masyarakat Amish yang mengecap pendidikan tingkat tinggi seperti kuliah.
Begitu pula untuk masalah keamanan dan asuransi kesehatan. Dengan tidak adanya Social Security yang dimiliki masyarakat Amish, mereka lebih sulit untuk ‘dilacak’ oleh pemerintah. Terutama untuk masalah pajak yang menjadi salah satu pemasukan Amerika Serikat untuk membiayai rakyatnya.
Bagaimana menurutmu?