Mengenal Mansorandak, Tradisi Injak Piring yang Dilakukan Sandiaga Uno di Papua

28 Oktober 2021 12:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak Desa Arborek bersiap melakukan tarian penyambutan untuk Sandiaga Uno. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Desa Arborek bersiap melakukan tarian penyambutan untuk Sandiaga Uno. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kampung Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10). Ada yang menarik dalam kunjungan Sandiaga ke Tanah Papua, di mana ia disambut prosesi Mansorandak, tradisi penyambutan yang dilakukan masyarakat Papua.
Sandiaga Uno disambut dengan tarian Cakalele dan diberikan belati. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno disambut dengan tarian Cakalele dan diberikan belati. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Mengutip Antara, prosesi adat Mansorandak untuk Sandiaga Uno dilakukan oleh Tua Adat Kampung Arborek, Septinus Fakdawer, dengan menggunakan bahasa Biak Raja Ampat. Dengan bahasa adat, Septinus Fakdawer mengatakan bahwa atas kehendak Tuhan dan restu leluhur, Menparekraf bersama rombongan tiba di Kampung Arborek dengan selamat.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan bahwa sebagai bentuk kehormatan atas kunjungan Sandiaga, masyarakat Arborek melakukan ritual Mansorandak yang merupakan budaya Arborek.
Lalu, seperti apa sejarah dan asal usul tradisi Mansorandak ini? Berikut ulasannya.

Tradisi Penyambutan Masyarakat Papua

Sandi memakai noken dan topi anyaman yang dibuat pengrajin Desa Arborek. Foto: Adhie Ichsan/kumparan
Mansorandak merupakan upacara penyambutan seseorang yang pergi dan pulang dari tempat yang baru dikunjunginya, atau seseorang yang untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di tempat yang baru.
Tradisi ini sendiri dimaknai sebagai suatu ungkapan syukur, karena orang tersebut telah pulang atau kembali dengan selamat. Dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Mansorandak merupakan upacara penyambutan yang dilakukan terhadap tamu atau pembesar yang pertama kali datang ke suatu tempat.
Seorang anak kampung Arborek meniup kulit Bia alat musik khas Papua di pantai Kampung Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021). Foto: Olha Mulalinda/Antara Foto
Tempat yang baru dikunjungi tidak hanya tempat lain di luar Papua, tetapi juga di dalam wilayah Papua, seperti ke Jayapura dan lain sebagainya. Jika orang tersebut mempergunakan transportasi laut, maka akan disiapkan upacara Mansorandak di pelabuhan laut, demikian pula jika melalui darat dan udara.
ADVERTISEMENT
Jika yang dijemput masih anak-anak, maka anak tersebut akan langsung digendong oleh om-nya dengan menggunakan kain gendong yang sudah disiapkan. Kemudian di rumah diadakan pesta, disiapkan makanan yang digantung dengan tali, seperti ketupat (ketupat dengan ayam), pisang, tebu, pinang sirih, dan lain-lain yang disebut Abiyoker.
Dua anak kampung Arborek berdiri di pantai Kampung Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021). Foto: Olha Mulalinda/Antara Foto
Juga disiapkan buaya (Wonggor) yang terbuat dari pasir putih. Buaya ini melambangkan bahwa orang yang baru datang itu telah melewati rintangan tanjung dan lautan yang luas, disimbolkan sebagai buaya yang dianggap sebagai raja laut.
Selain buaya, disiapkan pula pasir yang dibentuk menyerupai Tuturuga/penyu (Wau) dan piring-piring besar sebanyak 9 buah yang diletakkan dalam bentuk barisan memanjang di depan pintu rumah. Sembilan buah piring besar melambangkan 9 Keret/Marga Suku Doreri.
ADVERTISEMENT
Orang tersebut harus berjalan mengitari ke arah kanan piring yang diletakkan memanjang dari arah Buaya ke Penyu sebanyak sembilan kali. Setelah selesai putaran pertama, kaki orang itu akan dibasuh oleh tua adat yang memandu acara Mansorandak. Prosesi pembasuhan kaki ini berlangsung pada setiap putaran hingga pada putaran yang kesembilan.
Setelah putaran kesembilan dan pembasuhan kaki yang kesembilan berakhir, sembilan piring dipindahkan dan selanjutnya orang tersebut menginjak kepala Buaya (buaya yang terbuat dari pasir putih) hingga hancur. Lalu berjalan menuju penyu (penyu yang terbuat dari pasir putih) dan menginjaknya juga hingga hancur.
Menparekraf Sandiaga Uno, diketahui melakukan kunker ke Papua dalam rangka meninjau dan penilaian langsung desa wisata yang masuk ke dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Selain mengunjungi Kampung Arborek, Sandiaga sebelumnya juga telah mengunjungi beberapa tempat wisata di Papua yang terkenal akan keindahannya seperti Taman Wisata Mangrove Klawalu, Sorong, Papua Barat, Kaimana hingga Sawundarek di Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
***
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.