Mengenal Pulau Galang, Lokasi yang Dipilih Jokowi untuk Rumah Sakit Khusus

4 Maret 2020 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pers di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pers di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi berencana membuka rumah sakit khusus di Pulau Galang, untuk menangani pasien yang terinfeksi penyakit menular, seperti virus corona. Ia pun telah meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera membangun rumah sakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Pulau yang terletak di wilayah Provinsi Kepulauan Riau ini dulunya merupakan tempat pengungsian Vietnam. Pascaperang saudara tahun 1975, ribuan penduduk Vietnam Selatan telah melarikan diri meninggalkan kampung halamannya untuk mengungsi ke negara lain, salah satunya Indonesia.
Kampung Vietnam di Pulau Galang, Batam. Foto: Flickr/Eyla Alivia
Perahu-perahu yang mereka pakai untuk mengungsi, bersandar dan singgah di beberapa tempat di Indonesia. Sebut saja Kepulauan Natuna, Kepulauan Anambas, Pulau Bintan, hingga Pulau Galang.
Menurut sejarah, para pengungsi ini meninggalkan Vietnam menggunakan perahu-perahu dalam kondisi yang memprihatinkan. Selama berlayar, perahu tersebut ditumpangi 40 hingga 100 orang.
Berbulan-bulan para pengungsi terombang-ambing di tengah perairan Laut China Selatan, tanpa tujuan yang jelas. Sebagian dari mereka ada yang meninggal di tengah lautan dan sebagian lagi berhasil mencapai tempat yang ditujunya.
Kamp-kamp eks pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
Berlimpahnya penduduk Vietnam yang berlabuh ke pulau tersebut membuat Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia menyepakati bahwa Pulau Galang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.
ADVERTISEMENT
UNHCR dan Pemerintah Indonesia kemudian membangun berbagai fasilitas, seperti barak pengungsian, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah, yang digunakan untuk memfasilitasi sekitar 250 ribu pengungsi.
Ada beberapa pertimbangan menempatkan Pulau Galang sebagai lokasi tempat pengungsian. Pertama tempatnya luas, mudah diisolasi, dan lokasinya cukup strategis.
Gereja dan Pagoda eks pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
Di Pulau ini para pengungsi Vietnam meneruskan hidupnya sepanjang tahun 1979-1996, hingga akhirnya mereka mendapat perlindungan dari negara-negara maju yang mau menerima mereka, sebagian pengungsi juga memutuskan untuk pulang ke Vietnam.
Menurut catatan sejarah, para pengungsi ini dikonsentrasikan di satu permukiman seluas 80 hektare agar tidak ada interaksi dengan penduduk setempat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengawasan, pengaturan, penjagaan keamanan, sekaligus untuk menghindari penyebaran penyakit kelamin Vietnam Rose yang dibawa oleh para pengungsi ini.
ADVERTISEMENT
Tempat pengungsian seluas 80 hektare ini kini telah menjadi objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Pemukiman penuh sejarah itu memiliki banyak sisa peninggalan dari kampung pengungsian.
Foto pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
Dari sisa-sisa peninggalan ini, pengunjung dapat membayangkan bagaimana para pengungsi Vietnam mencoba bertahan hidup, jauh dari tanah kelahirannya.
Saat sampai dan masuk ke lokasi bekas kamp pengungsi Vietnam, pengunjung dikenakan tiket masuk seharga Rp 10 ribu per orang. Di tempat, pengunjung juga akan disambut oleh puluhan monyet-monyet liar yang berkeliaran di jalan.
Jadi tidak ada salahnya, sempatkan untuk berkunjung ke Pulau Galang saat berada di Batam. Pengunjung bisa berwisata sambil belajar sejarah.