Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Mengenal SAF, Inovasi Bahan Bakar Penerbangan yang Ramah Lingkungan
17 April 2025 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Di tengah meningkatnya kesadaran lingkungan dari industri penerbangan, Sustainable Aviation Fuel atau SAF hadir sebagai solusi bahan bakar yang lebih hijau dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Bahan bakar SAF dikembangkan untuk mengurangi emisi karbon, tanpa memerlukan modifikasi pada mesin pesawat. Hal ini tentu menjadikannya alternatif yang realistis, bagi masa depan transportasi udara yang lebih ramah lingkungan.
Sebagian traveler mungkin bertanya-tanya, apa yang membedakan SAF dengan bahan bakar avtur yang saat ini digunakan banyak maskapai di dunia? Amankah bahan bakar tersebut digunakan di pesawat terbang sebagai pengganti avtur? Berikut penjelasannya.
Apa Itu SAF?
Dilansir dari laman resmi Pertamina, SAF merupakan campuran antara bahan bakar jet konvensional dengan bahan bakar berkelanjutan atau yang sering disebut dengan neat SAF.
Campuran ini kompatibel dengan pesawat modern yang menggunakan bahan bakar Jet A atau Jet A-1, dan dapat langsung digunakan dalam sistem bahan bakar pesawat tanpa perlu perubahan teknis.
ADVERTISEMENT
Pada intinya, SAF dihasilkan dari biomassa atau karbon daur ulang. Proses produksi SAF dirancang untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan. Tidak melibatkan perubahan penggunaan lahan secara langsung maupun tidak langsung, SAF juga tidak bersaing dengan tanaman pangan dan tidak menyebabkan deforestasi.
Bahan Baku SAF
Demi memastikan keberlanjutan produksi SAF, terdapat tujuh sumber utama bahan baku yang digunakan, antara lain:
ADVERTISEMENT
Penerapan SAF menuntut keseimbangan antara aspek keberlanjutan dan syarat teknis penggunaan di pesawat. Bahan bakar ini harus memenuhi standar kinerja tinggi, sekaligus berkontribusi pada tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Manfaat Bahan Bakar SAF
Industri penerbangan menyumbang sekitar 2 persen dari total emisi karbon global. SAF hadir dengan potensi signifikan untuk mengurangi emisi tersebut, karena siklus produksinya mendaur ulang karbon dioksida yang telah ada. Selain itu, dampak lingkungan dari operasional bandara juga dapat ditekan.
Indonesia sendiri sudah menguji coba bahan bakar SAF atau bioavtur berbahan minyak sawit untuk penerbangan ini. Maskapai Garuda Indonesia telah sukses menerbangkan pesawat Boeing 737 menggunakan SAF produksi PT Kilang Pertamina Internasional, untuk rute Soekarno-Hatta ke kawasan udara Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Kemudian penerbangan berpenumpang sukses dilakukan pada rute Soekarno-Hatta ke Adi Sumarmo, Solo, PP.
ADVERTISEMENT
Dengan pengembangan dan implementasi SAF, industri penerbangan memiliki peluang nyata untuk mengurangi jejak karbonnya tanpa mengorbankan efisiensi atau keselamatan. Inovasi ini menjadi jembatan penting menuju masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga dunia.
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park. Forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan.
Daftar sekarang di: kum.pr/nev2025.