Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Mengenal Seblang Olehsari, Tarian Mistis Persembahan Gadis Banyuwangi
20 Juni 2018 17:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Banyuwangi punya ritual sakral yang digelar setelah Hari Raya Idul Fitri. Digelar tujuh hari berturut-turut di bulan Syawal, ritual itu berupa tarian mistis yang dibawakan oleh gadis terpilih. Ritual itu dinamakan Seblang Olehsari.
ADVERTISEMENT
Seblang Olesari diadakan di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Disebut mistis karena tarian tersebut telah berusia ratusan tahun dan penari harus kerasukan saat mempersembahkan gerakannya.
Penari dipilih oleh para tetua desa. Ia harus memiliki garis keturunan dengan penari Seblang pertama dan belum menikah. Pada 2018 ini, ritual dimulai pada 18 Juni hingga 24 Juni mendatang.
“Hasilnya tergantung dari petunjuk roh leluhur yang merasuki tubuh tetua adat. Tahun ini yang terpilih Susi Susanti. Dia remaja berusia 18 tahun,” kata Ketua Adat Desa Olehsari, Ansori, dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparanTRAVEL.
Ritual sakral tersebut dianggap dapat membersihkan desa. Sebagian besar penonton penasaran dengan sosok penari Seblang terpilih.
Pada hari pertama pelaksanaan, sang penari yang didampingi keluarga dan para tokoh adat berjalan dari rumah menuju pentas yang ada di jantung desa. Tubuhnya telah dilumuri lulur berwarna kuning dan berbalut kemben sederhana.
ADVERTISEMENT
Kedatangan sang penari diiringi lantunan gending Layar Kumendung, kemenyan yang dibakar, dan nampan berisi mahkota Seblang. Jika nampan tersebut jatuh ke tanah, pertanda raga penari telah berganti jiwa.

Penari yang telah kerasukan akan melempar selendang ke arah penonton. Penonton yang terkena selendang wajib naik ke pentas dan menari bersama Seblang. Siapa yang menolak, dalam hitungan tak lebih dari satu menit akan tak sadarkan diri karena kerasukan.
Tarian itu berlangsung sekitar 3 jam. Sambil menari, sang gadis juga menjual kembang dermo yang ditancapkan di bilah bambu. Kembang dermo adalah simbol harapan warga Olehsari. Meminum rendaman bunga itu dipercaya dapat melancarkan rezeki, jodoh, serta keselamatan.

Menteri Arief Yahya yang hadir dalam ritual Seblang Olehsari pada Senin (18/6) lalu ikut memborong 100 kembang dermo dalam ritual sakral tersebut. Ia juga mengapresiasi Seblang Olehsari berhasil dikemas kreatif, sehingga dapat menjadi event pariwisata yang menarik turis domestik dan mancanegara.
ADVERTISEMENT
“Budaya itu makin dilestarikan makin mensejahterakan. Saya ingin seni dan budaya Banyuwangi terus eksis dan mendapatkan panggung untuk bisa ditampilkan ke khalayak luas”, papar Arief.