Mengenal Sosok Pangeran Abu Dhabi yang Namanya Jadi Jalan Tol Japek

13 April 2021 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian penamaan Tol Layang Japek jadi Jalan MBZ atau Jalan Sheikh Mohamed Bin Zayed, Senin (13/4). Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian penamaan Tol Layang Japek jadi Jalan MBZ atau Jalan Sheikh Mohamed Bin Zayed, Senin (13/4). Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated atau yang lebih dikenal dengan Tol Layang Japek II, resmi berganti nama. Kini, jalan Tol itu disematkan dengan nama Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed.
ADVERTISEMENT
Mulai Senin (12/4), jalan tol tersebut resmi bernama Tol Layang MBZ, akronim dari nama sang pangeran Uni Emirat Arab tersebut. Menteri Sekretaris Negara Pratikno, mengatakan pergantian nama tol yang dioperasikan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ini lantaran nama Presiden Jokowi, lebih dulu menjadi nama jalan di Abu Dhabi, Ibu kota Uni Emirat Arab (UEA).
Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan atau MBZ, yang lahir pada 11 Maret 1961 atau saat ini berusia 61 tahun, merupakan tokoh kunci dalam pemerintahan Uni Emirat Arab (UEA). Sebagai Pangeran, dia merangkap jabatan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab.
Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Foto: Reuters/Adnan Abidi
Selain merupakan Putra Mahkota Abu Dhabi, ia juga memegang jabatan sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA. Dilansir Crown Prince Court UEA, Sheikh MBZ merupakan salah satu putra dari almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, bapak negara dan juga presiden pertama UEA.
ADVERTISEMENT
Sheikh MBZ juga merupakan saudara laki-laki kandung dari Presiden UEA saat ini, yaitu Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan.
Dalam bidang ekonomi dan politik internasional, Sheikh MBZ memegang peranan yang sangat penting dalam kebijakan negara itu. Salah satunya kerja sama ekonomi dengan berbagai negara, termasuk Indonesia.
Presiden Jokowi disambut langsung oleh Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden, Rusman
Sebelum memegang jabatan penting, Mohamed bin Zayed Al Nahyan, mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di negaranya. Setelah menamatkan pendidikan, ia lalu melanjutkan pendidikan ke sekolah militer paling prestisius di Inggris, yakni Royal Military Academy Sandhurst.
Di sini, kemampuannya di bidang militer diasah. Selepas menyelesaikan sekolahnya, Sheikh Mohamed pulang ke UEA untuk bergabung dengan korps pelatihan perwira khusus di Sharjah.
Sebagai Pangeran Mahkota, dia juga memiliki minat khusus terhadap pendidikan. Sejak sang Pangeran menjadi Ketua Dewan Pendidikan Abu Dhabi, dia telah menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga pendidikan kelas dunia.
Presiden Jokowi disambut langsung oleh Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden, Rusman
Selain itu, dilansir New York Times, perannya di pemerintahan membuatnya mampu mendirikan Kementerian Toleransi pada tahun lalu. Lembaga negara ini bertugas mengakomodasi kebutuhan penduduk dan pekerja selain Muslim di UEA
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Pangeran UEA itu telah menghadiahi sebuah masjid kepada Presiden Jokowi. Masjid yang berlokasi di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, ini telah resmi dibangun mulai 6 Maret lalu.
Menag Gus Yaqut menuturkan, pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed ini menjadi momentum penting dalam upaya penguatan hubungan bilateral pemerintah Indonesia dengan UEA. Ia menjelaskan, pendirian masjid ini juga memberi arti khusus bagi kedua negara.
Apalagi, hak intelektual desain masjid ini juga milik Pangeran Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Bisa dibilang, masjid ini memiliki desain persis menyerupai Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang dikenal sebagai masjid terindah di dunia.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (kiri) saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gus Yaqut kemudian merincikan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo akan berdiri di tanah seluas 3 hektare. Nantinya, masjid ini direncanakan mampu menampung hingga sekitar 10.000 jemaah. Waktu pembangunan memakan waktu selama 1,5 tahun dan siap digunakan pada akhir 2022 mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada 2020 lalu, nama Presiden Jokowi diabadikan menjadi sebuah jalan di Abu Dhabi. Selain jalan, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MbZ), juga akan membangun sebuah masjid yang akan dinamai Presiden Joko Widodo.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).