news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Taman Nasional Terbesar di Asia Tenggara yang Ada di Papua

13 September 2020 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dikelilingi lanskap perbukitan yang memukau Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Dikelilingi lanskap perbukitan yang memukau Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mendengar Papua pasti salah satu hal yang terlintas di benakmu adalah Raja Ampat-nya yang eksotis. Tapi, tahukah kamu kalau provinsi paling timur ini juga punya taman nasional terluas di Asia Tenggara?
ADVERTISEMENT
Ya, Taman Nasional Lorentz yang membentang sekitar 2,4 juta hektare di bagian Tengah-Selatan Papua, menjadikannya sebagai taman nasional terbesar di Asia Tenggara.
Dilansir dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saking luasnya, Taman Nasional Lorentz termasuk ke dalam 10 Kabupaten di Provinsi Papua, yaitu Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Jaya Wijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Ndua, dan Kabupaten Asmat.
Tak hanya itu, kawasan ini mencakup beberapa tempat yang terkenal di dunia, seperti gletser di Puncak Jaya Wijaya dan sungai di Lembah Baliem.

Pesona Alam Taman Nasional Lorentz

Dikelilingi lanskap perbukitan yang memukau Foto: Shutter Stock
Kawasan taman nasional ini juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Total, ada 630 spesies burung dan 123 spesies mamalia yang dapat ditemukan di sini. Spesies ini juga termasuk satwa-satwa yang tergolong langka dan endemik.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, 70 persen dari burung-burung yang hidup di sini adalah burung asli Papua. Selain itu, ada banyak ekosistem alam berada di sana, termasuk padang rumput, rawa-rawa, pantai lautan, hutan hujan, dan pegunungan alpine yang diatapi oleh gletser tropis yang langka.
Wisatawan juga bisa menikmati keindahan pantai pasir karang, padang rumput, bahkan menjelajahi bentangan es di Puncak Cartenz yang berada di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO Foto: Shutter Stock
Karena kekayaan dan keanekaragaman flora dan fauna, kawasan Taman Nasional Lorentz dilindungi dengan ketat oleh World Wildlife Federation (WWF) dan UNESCO. Selain itu, taman nasional ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia sebagai bentuk perlindungan dari penebangan, perburuan, dan polusi.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga menetapkan TN Lorentz sebagai Cagar Alam (Strict Nature Reserve) pada tahun 1978. Hal itu berlanjut pada 1999 dengan didaftarkannya TN Lorentz sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) dan pada 2003 menjadi Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks) melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks.
Lantas, seperti apa sih sejarah Taman Nasional Lorentz itu sendiri?

Sejarah Taman Nasional Lorentz

Nama taman nasional ini sendiri diambil dari nama belakang penjelajah asal Belanda, yaitu Hendrikus Alberstus Lorentz, yang melakukan ekspedisi dan menemukan wilayah tersebut pada tahun 1909.
Kaya akan beragam flora dan fauna Foto: Shutter Stock
Barulah Lorentz ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1997 sebagai taman nasional, kemudian selanjutnya dilindungi dengan ketat oleh World Wildlife Federation dan UNESCO. Kemudian pada 12 Desember 1999, TN Kawasan Lorentz sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).
ADVERTISEMENT
Untuk melestarikan kawasan Lorentz serta menyadari keunikan, keragaman dan nilai-nilai tertentu dari kawasan tersebut, maka TN Lorentz dinyatakan sebagai Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks). Hal tersebut dinyatakan melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks yang ditandatangani oleh perwakilan dari negara-negara Asia Tenggara di Yangon Myanmar pada tanggal 18 Desember 2003.

Rumah Bagi Suku-suku di Papua

Rumah adat Suku Dani di Lembah Baliem Foto: Shutter Stock
Karena luasnya yang berada di 10 kabupaten di Papua, Taman Nasional Lorentz pun menjadi rumah bagi suku-suku di Papua.
Taman nasional ini juga memiliki keragaman budaya, dihuni oleh tujuh suku yang menerapkan pola hidup tradisional secara turun-temurun. Suku Amungme (Damal), Dani Barat, Dani Lembah Baliem, Moni dan Nduga, menempati wilayah dataran tinggi, sedangkan di dataran rendah terdapat Suku Asmat, Kamoro dan Sempan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kemungkinan masih ada kelompok masyarakat yang tinggal di dalam hutan belantara. Salah satu karya yang dikenal dari komunitas di sana adalah Noken, yaitu anyaman tas yang terbuat dari serat pohon dan daun.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)