Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Tari Pendet, Tari Persembahan Dewa untuk Tamu KTT G20
14 November 2022 18:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Para delegasi dunia dari berbagai negara telah tiba di Bali untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022. Beberapa tokoh penting seperti Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, hingga Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah tiba di Bali .
ADVERTISEMENT
Tak hanya disambut dengan upacara resmi, para delegasi G20 juga disambut dengan Tari Pendet yang menjadi salah satu kesenian khas Bali. Adapun, tarian tersebut dilakukan saat mereka tiba di bandara sebelum akhirnya di antarkan ke hotel masing-masing dengan menggunakan kendaraan listrik.
Lalu, kenapa Tari Pendet dipilih sebagai tari penyambutan para delegasi KTT G20. Bagaimana sejarah dan filosofinya? Berikut ulasannya.
Sejarah Tari Pendet
Tari Pendet merupakan salah satu tarian yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya warga Bali. Ketenaran tari tradisional satu ini tak kalah dengan Tari Kecak atau Tari Barong.
Selain kepopulerannya, Tari Pendet juga memiliki sejarah yang cukup menarik.
Menurut laman resmi warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Pendet adalah sebuah tarian yang ditujukan sebagai persembahan untuk para leluhur. Oleh sebab itu, tarian ini merupakan biasanya dilakukan umat Hindu ketika melakukan persembahyangan di pura-pura.
Menariknya, dari semua jenis tarian daerah yang ada di Bali, Tari Pendet merupakan salah satu tarian yang paling tua. Diperkirakan tarian ini sudah ada sejak tahun 1950.
ADVERTISEMENT
Tarian ini ditujukan sebagai bentuk ucapan selamat datang atas turunnya dewa di Bumi.
Seiring berjalannya waktu, Tari Pendet kemudian dikembangkan oleh sejumlah seniman Indonesia demi menjaga eksistensinya. Tanpa menghilangkan nilai sakral, dua maestro seni tari dari Bali, I Wayan Rindi beserta temannya Ni Ketut Reneng, berhasil mengembangkan gerakan Tari Pendet dengan memasukkan unsur Tari Pendet Dewa ke dalam Tari Pendet yang populer hingga saat ini.
Gerakan Tari Pendet diambil dari pakem-pakem gerakan Tari Pendet dewa atau Tari Pendet asli yang dilakukan untuk persembahan. Tanpa menghilangkan nilai religi, sakral, dan keindahan tari yang populer hingga saat ini.
Tarian Penyambutan Acara-Acara Penting
Seiring berjalannya waktu, fungsi asli dari tarian ini mulai berubah. Sekarang, tari Pendet digunakan sebagai sarana pertunjukan dan juga ucapan tarian penyambut atau selamat datang.
ADVERTISEMENT
Tari Pendet pertama kali dipentaskan pada tahun 1960 untuk menyambut pembukaan Asian Games yang dibuka langsung oleh Presiden Soekarno. Kemudian, Tari Pendet juga dipersembahkan sebagai tarian untuk menyambut acara-acara penting lainnya. Terbaru, tarian ini juga digunakan untuk menyambut para delegasi G20, salah satunya adalah Presiden AS, Joe Biden. Ia pun disebut terpukau dengan tarian tersebut.
Dalam setiap pertunjukannya, Tari Pendet biasanya dibawakan secara massal oleh penari wanita dan dipimpin oleh seorang pemangku atau pemimpin upacara. Tarian ini juga diiringi dengan musik gamelan dan gong.
Tari Pendet ditampilkan dengan penuh semangat dan ekspresi serta suasana yang riang gembira.
Setiap penari membawa bokor, yaitu piring besar yang cekung, bertepi lebar, dan biasanya terbuat dari logam. Bokor tersebut diisi dengan bunga untuk ditaburkan.
ADVERTISEMENT
Seperti tari Bali lainnya, Tari Pendet banyak menunjukkan gerak mata yang disebut seledet. Selain itu, gerak tangan, kepala, bahu, dan kaki juga menjadi gerakan yang membentuk tarian ini.
Adapun, yang jadi ciri khas tarian ini adalah gerakan menaburkan bunga yang ada di dalam bokor. Gerakan tersebut sebelumnya diawali dengan gerakan persembahan sambil duduk.
Ciri khas Tari Pendet adalah gerakan menaburkan bunga yang ada di dalam bokor. Gerakan tersebut sebelumnya diawali dengan gerakan persembahan sambil duduk.
Karena kekhasan yang dimiliki, Tari Pendet juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Penetapan tersebut dilakukan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2010 lalu. Penetapan Tari Pendet sebagai Warisan Budaya Tak Benda dilakukan untuk melestarikan sekaligus melindungi kesenian asli milik Indonesia.
ADVERTISEMENT