Mengenal Tarian Keling khas Ponorogo, Tari 'Seadanya' yang Sarat akan Makna

3 September 2022 10:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tarian khas Ponorogo. Foto: Eppapo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tarian khas Ponorogo. Foto: Eppapo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kabupaten Ponorogo di Jawa Timur memang sudah dikenal akan kesenian Reog-nya yang tersohor. Tarian khas yang identik dengan topeng berbentuk kepala singa atau yang dikenal dengan "Singa Barong" ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
Walau demikian, Ponorogo tak hanya terkenal akan Reog-nya, tetapi juga deretan tari tradisional lain yang enggak kalah menariknya. Seperti halnya tarian yang berasal dari Dusun Mojo, Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo ini.
Ialah Tari Keling, tari satu ini juga unik karena menampilkan para penari yang serba hitam. Bahkan, tak hanya penampilannya yang tak biasa, konon tarian ini juga menjadi alat untuk berkomunikasi dengan makhluk gaib.
Dilansir akun Instagram resmi Nusantara Visual Budaya @nusa_vidaya, tarian Keling memiliki beberapa makna. Dalam bahasa Sansekerta, tarian ini bisa diartikan dengan tarian hitam atau juga keling karena penarinya yang berkeliling.
Selain itu, ada makna lain yang tersimpan adalah tari Keling juga bisa diartikan sebagai Kalingga atau nama sebuah kerajaan.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana sejarah dari tarian khas Ponorogo ini?

Sejarah Tarian Keling dan Asal-usulnya

Tari Keling merupakan tarian yang berasal dari Dusun Mojo. Pendiri atau penggagas kesenian Tari Keling adalah Mbah Kasan Ngali dan Mbah Silas pada tahun 1942.
Pada lebaran tahun 1942, Dusun Mojo mengalami masa-masa sulit di mana kemarau panjang mengakibatkan paceklik dan gagal panen. Dari situasi itulah muncul keinginan untuk menciptakan suatu kesenian yang tidak banyak membutuhkan biaya, tetapi bisa menghibur dan melibatkan banyak orang.
Lalu, tercetuslah tarian yang menggunakan bahan seadanya ini, dapat dilihat atribut dari kesenian ini tidak memakan biaya yang banyak atau mahal.
Kesenian tersebut kemudian dinamakan Tari Keling. Cerita yang diperagakan dalam tari Keling adalah cerita dongeng dari warga setempat. Dongeng tersebut kemudian diwujudkan dalam sebuah pertunjukan di mana terdiri atas musik dan ragam gerak tari.
ADVERTISEMENT
Tari Keling merupakan tarian yang dilakukan sekelompok laki-laki yang menceritakan tentang prajurit Bagas Pati (berwujud Buto atau raksasa) yang sedang dalam perjalanan menculik putri dari Kerajaan Ngerum.
Tari Keling memiliki dua fungsi, pertama fungsi perayaan yaitu sebagai ritus keagamaan dan ritus solidaritas dari masyarakat mojo itu sendiri. Lalu, fungsi kesenian sebagai alat komunikasi dengan makhluk gaib.

Pelaksanaan Tari Keling

Tari Keling dimainkan oleh delapan laki-laki dewasa secara berpasangan. Alat musik yang mengiringi Tari Keling, yaitu Kendang, Bedug, dan kentungan.
Kostum yang dikenakan, yaitu Irah-irahan dari bulu ayam, celana pendek, gonseng, rok dari janur, cekathakan yang menutupi hidung dan mulut. Sementara itu, bagian tubuh yang tidak ditutupi oleh kostum akan dihitamkan dengan arang.
ADVERTISEMENT
Tarian ini memegang properti berupa pentungan atau gada, pedang, tombak, dan panah. Tata rias yang digunakan adalah tata rias wajah buto atau raksasa, dengan dominasi warna merah, hitam, dan putih.
Gerakan Tari Keling memuat iring-iringan dengan berjalan ke depan atau memutar, dan lain sebagainya.