Mengenal Tongkonan, Rumah Adat Toraja yang Sarat Makna

9 Januari 2018 13:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Adat Tongkonan (Foto: Instagram @metrosulawesitours)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Adat Tongkonan (Foto: Instagram @metrosulawesitours)
ADVERTISEMENT
Pergi ke Toraja rasanya tak lengkap jika tidak mengunjungi beragam kebudayaan yang ada di sana. Salah satunya adalah rumah adat Toraja yang bernama Tongkonan. Bentuk atapnya yang unik dan menjulang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung.
ADVERTISEMENT
Tongkonan kaya dengan unsur kepercayaan, tradisi kuno, peradaban serta kebanggaan masyarakat Toraja. Maka tak heran, rumah ini tak bisa dibangun sembarangan.
Dilansir dari situs Info Toraja, masyarakat Toraja sendiri mengenal dua tipe rumah. Yakni Banua Tongkonan atau rumah adat dan Banua Barung-Barung yaitu rumah pribadi dan rumah biasa.
Tongkonan sendiri berasal dari kata Tongkon yang berarti 'menduduki' atau 'tempat duduk'. Disebut seperti itu karena pada awalnya rumah adat ini dijadikan sebagai tempat berkumpul para bangsawan Tana Toraja untuk berdiskusi.
Rumah Tongkonan terbuat dari kayu uru. Atap rumah Tongkonan yang terbuat dari bambu juga terlihat unik karena bentuknya yang menyerupai perahu. Hal ini menjadi pengingat bahwa leluhur masyarakat Toraja menggunakan perahu untuk sampai di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Di setiap rumah, kamu akan menemukan kepala kerbau serta tanduk-tanduknya pada tiang utama di setiap rumah. Semakin banyak tanduk kerbau, semakin tinggi derajat keluarga tersebut. Di beberapa rumah juga ada beberapa patung kepala ayam atau naga yang menandakan jika pemilik rumah adalah orang yang dituakan.
Tongkonan memiliki empat dasar warna yang masing-masing sarat makna. Warna merah berarti darah yang melambangkan kehidupan manusia, warna kuning berarti anugerah dan kekuasaan dari Sang Ilahi. Putih berarti warna daging serta tulang yang berarti suci. Sedangkan warna hitam berarti kematian dan kegelapan.
Rumah adat Tongkonan memiliki tiga bagian di dalamnya yaitu bagian utara, tengah dan selatan. Ruangan bagian utara (Tengalok) berfungsi sebagai ruang tamu atau ruang tidur untuk anak-anak dan sebagai tempat untuk menaruh sesaji.
ADVERTISEMENT
Ruang bagian selatan (Sumbung) berfungsi sebagai ruang untuk kepala keluarga. Dan ruangan bagian tengah (Sali) berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, dapur dan tempat untuk meletakkan orang yang sudah meninggal.
Bagi masyarakat Toraja rumah adat Tongkonan dianggap sebagai ibu. Sedangkan Alang Sura atau Lubung Padi dianggap sebagai bapak. Secara umum rumah adat ini selalu menghadap ke utara.
Hal ini melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara. Tak hanya itu saja masyarakat Tana Toraja juga percaya bahwa nantinya mereka akan berkumpul kembali di utara. Sungguh sebuah rumah yang sarat makna.