Mengunjungi Air Terjun Kiti-Kiti, Surga Tersembunyi di Papua Barat

14 Desember 2019 8:37 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
zoom-in-whitePerbesar
Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
ADVERTISEMENT
Papua memang dikenal dengan wisata alam yang eksotis. Di balik kealamiannya yang masih terjaga, ada keindahan tersembunyi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu keindahan itu bisa kamu temukan di Kawasan Konservasi Taman Pesisir Teluk Nusalasi, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Yakni wisata alam air terjun Kiti-Kiti.
Plang selamat datang di Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
Air Kiti-Kiti berbeda dengan air terjun biasanya yang mengalir ke sungai. Kucuran deras air yang jatuh dari tebing di air terjun ini langsung jatuh ke laut lepas yang ada di Teluk Nusalasi.
Tak pelak kalau berkunjung ke tempat ini, kamu bakal mendapat wisata two in one. Selain mandi di air terjun, berenang di laut lepas di sekitarnya juga bisa jadi pilihan wisata yang menarik.
Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
Di air terjun Kiti-Kiti, mata turut dimanjakan dengan pemandangan menarik vegetasi hutan hijau nan lebat. Buat kamu yang jago diving, ada juga beberapa spot terumbu karang di sekitar lokasi air terjun yang bisa dijelajahi.
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari lokasi air terjun, sekitar 10 menit memakai boat, ada juga pulau tempat para kelelawar tinggal. Kamu bisa menyaksikan (atau mengganggu) hewan yang berjuluk kampret ini beterbangan kala perahu motor mendekat.
Air Terjun Kiti-kiti di Fakfak, Papua Barat. Foto: Agaton Kenshanahan
Paket wisata yang lengkap, bukan?
Untuk mengunjungi Air Kiti-Kiti, ada beberapa cara. kumparan menggunakan Kapal Pinisi Kurabesi Explorer. Dari Fakfak atau Kabupaten Kaimana, jaraknya sekitar 5-6 jam.
Sedangkan kalau ingin lebih cepat, bisa menggunakan perahu motor fiber bermesin ganda dari Fakfak. Waktu tempuhnya sekitar 4 jam dengan kecepatan 25 knot.
"Tapi, jatuhnya harganya lebih mahal kalau pakai kalau pakai boat biasa. Kamu bayar 12 orang itu bisa 4 sampai 6 juta sekali jalan," kata Kepala Kru Kurabesi Muhammad Nur Mandiriansyah kepada kumparan, Kamis (5/12).
Kapal Pinisi Kurabesi Explorer. Foto: Agaton Kenshanahan