Menikmati Beragam Olahan Cokelat dari Dusun Kakao Banyuwangi

3 Desember 2017 10:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dusun Kakao Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dusun Kakao Banyuwangi (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selain wisata alam, Banyuwangi juga memiliki kekayaan kuliner. Beragam kuliner tradisional yang tidak boleh terlewatkan saat berkunjung ke Banyuwangi, antara lain: rujak soto, sego tempong, pecel rawon, dan pecel pitik. Namun, bila ingin mencoba alternatif berburu kuliner lain, tidak ada salahnya datang ke Dusun Kakao Kendeng Lembu di Kecamatan Glenmore.
ADVERTISEMENT
Dusun Kakao merupakan perkebunan kakao yang dimanfaatkan menjadi sarana wisata. Dusun Kakao terletak di areal perkebunan kakao seluas 1.500 hektar yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Luas wisata Dusun Kakao sendiri berkisar empat hektar.
Dari sinilah kakao-kakao kualitas terbaik dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia dan negara-negara lainnya. Ini termasuk kakao kualitas terbaik di dunia, yakni kakao Edel.
Pengunjung di cafe Dusun Kakao (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung di cafe Dusun Kakao (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
Yang membuat Dusun Kakao menarik adalah pengunjung bisa melihat langsung proses produksi dari buah kakao hingga menjadi cokelat. Dan yang tidak kalah menariknya, ada kafe cokelat yang menyajikan menu-menu serba cokelat. Seru kan?
"Di sini (Dusun Kakao) juga ada bentuk olahannya. Mulai dari permen, minuman, juga aneka topping cokelat," ujar Roy Situmorang, pengelola Dusun Kakao.
ADVERTISEMENT
Dekorasi kafe juga dibuat menarik dengan dominasi bagunan kayu yang dicat kecokelatan, membuat suasana alam perkebunan begitu terasa.
"Cokelat-cokelat yang disajikan ini ya diambil langsung dari kebun sendiri," tutur Roy.
Minuman cokelat olahan di Dusun Kakao (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Minuman cokelat olahan di Dusun Kakao (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
Roy menambahkan untuk menu olahan cokelat yang dijual di kafe bukan termasuk kakao jeni Edel melainkan kakao jenis bulk atau lindak.
"Kakao edel itu memang kakao yang banyak digunakan untuk produk-produk tertentu bisa kosmetik, konsumsi, dan lain-lain. Kenapa dibilang lebih mahal? Karena (edel) punya cita rasa sendiri yang tidak sama dengan kakao biasa, dan treatment-nya juga berbeda sama kakao biasa," jelasnya.
Selain karena harga dan biaya produksinya yang lebih mahal, menurutnya mayoritas cokelat di pasaran saat ini masih didominasi bulk.
ADVERTISEMENT
"Masih banyak yang pakai (kakao) bulk. Tapi di sini ada standardisasinya karena ini kan dari kebun sendiri, dikelola sendiri, dibuat sendiri, jadi mutu dan kualitasnya lebih terjaga," papar Roy.
Meski kualitas jitu, bukan berarti harganya setinggi harga pasaran. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau, yaitu mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribuan.
Produk cokelat kemasan dari Dusun Kakao (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk cokelat kemasan dari Dusun Kakao (Foto: Joseph Pradipta/kumparan)
Produk-produk dari Dusun Kakao dijual dengan merk 'Glens Cocoa'. Satu lagi, produk-produk 'Glens Cocoa' hanya bisa kamu dapatkan di Dusun Kakao karena memang tidak dijual di pasaran. Roy menuturkan, konsep tersebut sengaja dipilih agar pengetahuan masyarakat tentang cokelat juga bertambah.
"Memang (Glens Cocoa) hanya ada di sini. Jadi kalau ke sini, orang tidak sekadar makan cokelat tapi mengerti juga prosesnya seperti apa, dibuatnya dari apa dan bagaimana. Jadi wisata edukasi juga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana? Tertarik untuk berburu cokelat di Dusun Kakao?