Menikmati Keindahan Alam di Pedalaman Aceh Timur

8 April 2018 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto:  Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di penghujung Maret lalu kumparanTRAVEL mengunjungi wilayah pedalaman Aceh Timur, Aceh. Tepatnya di Desa Melidi dan Tampur Paloh. Suasana yang begitu nyaman cukup terasa, bentangan Sungai Hulu Tamiang dengan air yang sejuk dan panorama alam masih begitu alami. Jauh dari hiruk-pikuk kota, tidak ada kebisingan di sana.
ADVERTISEMENT
Selama tiga hari berada di sana, kumparanTRAVEL menyaksikan bentangan alam yang indah, serta udara begitu sejuk saat malam hari. Gunung Punggung Leusong, Bur Bujang Selamat, Bendahara, Sanggapani, dan Gunung Masjid Perbatasan Gayo Lues-Aceh Tamiang menjulang tinggi.
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto:  Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Untuk menuju ke sana harus menggunakan transportasi perahu kayu melintasi Sungai Hulu Tamiang dengan jarak tempuh sekitar 2 jam. Perjalanan dimulai dari pelabuhan Serkil, Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Meski berada di wilayah Aceh Timur, untuk menuju ke desa tersebut harus melalui Aceh Tamiang, sebab tidak ada jalur penghubung lain menuju ke sana.
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto:  Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Dari pusat ibu kota Banda Aceh menuju Aceh Tamiang berjarak 600 km atau menempuh 8 jam perjalanan. Sementara dari kawasan perkantoran Bupati Aceh Tamiang menuju ke pelabuhan Serkil, mengahabiskan waktu 2 jam melewati perkampungan warga dengan hamparan pemandangan pohon sawit di sepanjang perjalanan.
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto:  Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Hulu Tamiang, Aceh (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT