Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menikmati Kota Metropolitan dengan Bus Tingkat yang Melaju Santai
30 April 2018 16:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Dua bus Transjakarta model double decker sedang terparkir di halte Masjid Istiqlal. Bus yang berada lebih depan tampak siap berangkat. Petugas berkemeja putih menyerukan penumpang agar segera naik. “Monas, Perpustakaan Nasional, Senayan!” serunya.
ADVERTISEMENT
Senin itu (30/4), kumparanTRAVEL berniat menjajal bus wisata Transjakarta atau yang akrab disebut Mpok Siti. Karena bukan hari libur, tampak penumpang bus tingkat hari itu tidak seramai pada akhir pekan. Asyik, tidak perlu antre!
Kami naik ke dek atas bus , agar lebih leluasa menikmati pemandangan Jakarta. Tampak tiga keluarga sudah memilih kursi-kursi di depan. Kursi dengan view terbaik. Sebenarnya, duduk di kursi mana pun tak masalah. Sebab, kaca jendela dibuat transparan dan lebar, khas bus wisata.
Begitu bus mulai melaju, seorang petugas berkeliling membagikan karcis pada penumpang. Jangan khawatir, sebab kamu tidak perlu membayar untuk mendapatkannya. Pada karcis itu tertera jelas bahwa bus itu adalah layanan gratis.
Ya, itulah kelebihan utama Bus Wisata Transjakarta. Gratis beroperasi setiap hari sehingga dapat dinikmati warga Jakarta maupun wisatawan untuk tur keliling kota. Hal itu disetujui Ahmad Murtaji, penumpang Jakarta City Tour dari Cakung, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
“Mumpung anak lagi libur sekolah jadi saya ajak jalan-jalan ke Sarinah. Daripada naik taksi, kan mahal. Ini enak gratis, jadi dimanfaatkan saja,” tutur Murtaji yang membawa anak dan istrinya naik Mpok Siti.
Murtaji mengaku sudah beberapa kali naik bus tingkat tersebut. Menurutnya selain gratis, pelayanan bus City Tour juga bagus. Apalagi jika sedang ramai, seperti pada akhir pekan, terdengar audio guide yang menjelaskan sejarah dari landmark-landmark yang dilewati.
Bus pun melaju pelan, terasa lebih santai daripada naik bus Transjakarta reguler. Ya, bus wisata ini hanya boleh melaju dalam kecepatan 20-30 km/jam untuk memberi kesempatan penumpang menikmati Jakarta lebih detail. Sedangkan Bus Transjakarta reguler idealnya melaju 50 km/jam.
kumparanTRAVEL melihat keluarga lain tampak ceria duduk di kursi depan dek atas bus. Pasangan dengan dua anak itu rupanya berasal dari Semarang dan sedang menjelajahi Jakarta dengan bus wisata.
ADVERTISEMENT
“Kami tadinya mau ke Monas, tapi ternyata tutup tiap Senin. Nah, kebetulan lihat bus ini berhenti di halte Monas 1, jadi kami naik saja. Saya kira bakal ramai, tapi untungnya sepi jadi nyaman,” papar Dian Afiana, sang istri.
Menurut Diana, bus wisata Transjakarta sangat layak untuk moda transportasi yang disediakan cuma-cuma. Kebersihannya terjaga dan cukup Instagramable.
Selain untuk city tour, ternyata bus ini juga dimanfaatkan warga kantoran Jakarta untuk menuju lokasi makan siang pada hari biasa. Misalnya seperti Raymond, laki-laki yang berkantor di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
“Saya sering naik city tour bus untuk cari makan siang, biasanya ke Glodok atau ke Ratu Plaza, Senayan. Karena berhenti di depan kantor langsung dan praktis. Saya jadi enggak perlu naik taksi biar enggak nambah macet,” pungkasnya.
Karena bus yang dinaiki kumparanTRAVEL melaju pada rute Jakarta Skycrapper, pemberhentian terakhir ada di halte Bundaran Senayan. Jika ingin kembali ke rute yang sama, kamu tinggal menunggu 20-30 menit dan naik kembali ke bus tersebut.
ADVERTISEMENT
Tertarik naik bus City Tour untuk mengisi libur tanggal merah?