Menikmati Musim Gugur di Pulau Jeju, Korea Selatan

23 Oktober 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana musim gugur di Sunrise Peak, salah satu kawasan wisata di Pulau Jeju, Korea Selatan. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana musim gugur di Sunrise Peak, salah satu kawasan wisata di Pulau Jeju, Korea Selatan. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang sehari-hari sumpek dengan cubicle, jalanan yang macet dan berisik, atau deretan bangunan tinggi yang bikin pandangan sesak, Pulau Jeju di Korea Selatan bisa menjadi alternatif untuk ‘ambil napas’ sejenak.
ADVERTISEMENT
Dengan bentang alamnya yang unik, pulau di selatan Semenanjung Korea ini menawarkan banyak aktivitas luar-ruangan yang menarik dengan pemandangan yang indah. Ada bukit-bukit, hutan di pinggir jalan, hingga pantai dengan kejernihan airnya yang memanjakan mata.
Saryeoni Forest, salah satu kawasan wisata di Pulau Jeju yang sangat mudah diakses. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Pulau Jeju bahkan sudah diakui UNESCO–badan khusus PBB yang membidangi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan–sebagai salah satu Situs Warisan Alam Dunia. Di laman resminya, UNESCO menyebut Jeju memiliki “keindahan estetik yang juga menjadi saksi sejarah terbentuknya planet ini”.
Kelebihan lain berlibur di Jeju adalah infrastuktur yang membuat kegiatan wisata menjadi nyaman. Ada jaringan jalan yang menghubungkan garis pantai di sekeliling Jeju, dan tempat-tempat wisata lain yang tersebar di seluruh pulau vulkanik ini. Jalan-jalan itu lebar, tertata, dan menawarkan pemandangan yang indah.
ADVERTISEMENT
Apalagi, pulau ini memberlakukan bebas visa untuk 180 negara, salah satunya Indonesia. Jadi, Jeju adalah satu-satunya daerah di Korea Selatan yang bisa kamu kunjungi tanpa harus mengajukan visa terlebih dahulu.
Atas undangan Jeju Tourism Organization bersama maskapai Scoot, pertengahan Oktober lalu kumparan berkesempatan menikmati musim gugur di Jeju selama tiga hari penuh, mulai dari mendaki bukit-bukit, menikmati udara segar di hutan, mengenal Jeju lebih jauh melalui museum, hingga bersantai di kafe yang unik. Berikut rangkuman pengalaman kumparan.

Menikmati Bentang Alam Pulau Jeju di Musim Gugur

Musim gugur di Jeju menyediakan udara yang segar dan bebas kelembapan. Hujan hanya sesekali turun. Itu pun biasanya hanya terjadi di awal musim. Selebihnya, kamu bisa menikmati suhu sejuk (16-20 derajat celsius) dengan sedikit angin. Berjalan kaki di siang bolong pun tidak akan membuat badanmu banjir keringat.
Suasana siang hari saat musim gugur di Pulau Jeju yang cerah namun sejuk. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Dengan temperatur yang nyaman itu, kamu tidak perlu repot-repot membawa pakaian hangat yang tebal ketika berkunjung ke Jeju. Cukup satu lapis jaket yang tipis.
ADVERTISEMENT
Salah satu aktivitas luar-ruangan yang populer di Pulau Jeju adalah mendaki. Jeju punya Gunung Hallasan (1.950 mdpl), yang merupakan gunung tertinggi di Korea Selatan. Mendaki gunung ini rata-rata membutuhkan waktu sekitar 7,5 jam untuk mencapai puncak.
Kalau kamu merasa Hallasan terlalu tinggi dan tidak punya waktu sebanyak itu, ada banyak pilihan bukit-bukit yang lebih rendah untuk didaki. Di Jeju, bukit-bukit itu disebut oreum, atau gunung kecil. Jumlahnya sekitar 360.
kumparan berkesempatan mendaki Saebyeol Oreum (513,9 mpdl), yang terletak di bagian barat Pulau Jeju. Tinggi puncak dari jalur awal pendakian adalah 119 meter. Saebyeol Oreum menawarkan suasana khas musim gugur di Jeju–udara yang sangat sejuk dan barisan rumput eulalia yang bergoyang tertiup angin.
Suasana sore jalur pendakian di salah satu bukit di Pulau Jeju, Saebyeol Oreum. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Dari atas bukit, kamu bisa menyapu pandangan yang luas–ada awan, bukit-bukit, dan lanskap hijau-emas di bawah.
ADVERTISEMENT
Fasilitas pendakian di Saebyeol Oreum pun sangat nyaman. Pengelola setempat memasang alas berupa tambang yang empuk di jalur pendakian. Ada pagar pula untuk berpegangan. kumparan bahkan melihat beberapa lansia menaiki jalur ini.
Pengalaman mendaki yang juga tidak kalah memanjakan mata adalah pendakian Seongsan Ilchulbong atau yang juga disebut Sunrise Peak. Ini adalah formasi alam yang terbentuk dari erupsi vulkanis dari dalam laut. Keunikan ini membuat Seongsan Ilchulbong masuk dalam “UNESCO World Natural Heritage List”.
Kamu perlu menaiki sekitar 500 anak tangga untuk mencapai puncaknya, dan melihat kawah raksasa berdiameter 600 meter itu dari dekat. Tapi jangan khawatir, sepanjang perjalanan, kamu akan disuguhi pemandangan yang menyegarkan.
Area istirahat dengan pemandangan yang indah di jalur pendakian Sunrise Peak, Jeju, Korea Selatan. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Saat turun pun, ada banyak tempat jajan untuk melepas lelah atau berbelanja.
ADVERTISEMENT
Selain mendaki, di Jeju kamu juga bisa menikmati berjalan-jalan di dalam hutan yang ada di pinggir jalan, misalnya Saryeoni Forest. Ini adalah hutan cedar. Kamu bisa menghirup udara segar dan melihat pepohonan sepuasnya.
Mengunjungi pantai juga bisa menjadi pilihan saat mengunjungi Jeju di musim guugur. Mungkin udara yang dingin tidak cocok untuk berenang. Tapi bersantai di pinggir pantai, menikmati angin dan udara yang dingin, juga adalah aktivitas yang menarik.

Mengenal Pulau Jeju dan Budayanya

Eksplorasi bentang alam Pulau Jeju yang unik akan lebih berkesan jika kamu sudah mengenal karakteristik fisik pulau ini, sejarah terbentuknya, hingga ekosistem di dalamnya. Salah satu cara mengenal dan mengapresiasi keunikan Pulau Jeju adalah berkunjung ke “Jeju World Natural Heritage Center”.
Pemandu dari Jeju Tourism Organization menjelaskan kondisi alam Pulau Jeju di Jeju World Natural Heritage Center. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Di “Jeju World Natural Heritage Center”, ada banyak informasi soal karakteristik Pulau Jeju yang dipresentasikan dengan cara yang menarik, mulai dari maket interaktif hingga diorama. Museum ini memang didirikan untuk mengedukasi masyarakat tentang Jeju yang menyandang status sebagai UNESCO World Natural Heritage.
ADVERTISEMENT
Selain soal alam, kumparan juga diajak untuk mengenal budaya khas Jeju, yakni Haenyeo atau penyelam perempuan. Di museum Haenyeo, kamu bisa mengenal sejarah perempuan-perempuan tangguh Jeju yang menyelam tanpa bantuan tabung oksigen untuk menafkahi keluarganya.
Haenyeo Museum di Pulau Jeju, Korea Selatan. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Selain mengunjungi museum yang banyak bercerita soal Haenyeo, ada juga pilihan kegiatan berupa kunjungan ke desa tempat budaya Haenyeo ini dilestarikan. Kamu bisa berbincang langsung dengan Haenyeo, dan bahkan berpartisipasi dalam sebuah ritual untuk memohon perlindungan saat mereka menyelam.
kumparan juga diajak untuk melihat usaha anak muda Jeju, Boram Kang, untuk menciptakan fesyen khas Jeju. Ia mendirikan perusahaan “Scene of Jeju”. Perusahaan ini menjual berbagai macam pakaian yang menggunakan pewarna alami yang tumbuh di Pulau Jeju, misalnya biji gardenia.
Berbagai pakaian dari Scene of Jeju, perusahaan yang didirikan dengan misi menciptakan fesyen khas Jeju. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan

Bersantai di Kafe yang Unik dan Berbelanja

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pulau Jeju juga memiliki banyak tempat untuk nongkrong dan berbelanja. Ada dua tempat nongkrong unik yang sempat kumparan kunjungi.
Pertama, Myeongwol Elementary School. Tempat ini adalah bekas sekolah dasar yang beroperasi mulai 1955 dan tutup pada 1993, karena sudah tidak ada lagi murid. Sempat difungsikan sebagai tempat melaksanakan perayaan-perayaan di desa itu, sekolah ini kemudian disulap menjadi cafe.
Myeongwol Elementary School di Pulau Jeju, sekolah yang disulap jadi kafe dengan masih mempertahankan layout dan struktur bangunannya. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Struktur bangunan lama benar-benar dipertahankan. Yang diubah hanya interior di beberapa ruangan. Efeknya, ada atmosfer unik yang terasa saat minum kopi di sini.
Kedua, Osulloc Tea Museum. Tempat ini merupakan perkebunan teh yang juga menyediakan produk-produk teh Osulloc. Ada juga tempat bersantai. Kamu bisa membeli berbagai macam produk green tea, seperti es krim dan minuman-minuman.
Salah satu sudut bersantai di Osulloc Tea Museum, Jeju, Korea Selatan. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
kumparan juga sempat mengunjungi Pasar Tradisional Dongmun. Ada street food, kios untuk membeli oleh-oleh khas Jeju, hingga stan-stan jeruk mandarin khas Jeju.
ADVERTISEMENT
Untuk urusan perut, Jeju punya banyak sekali pilihan tempat untuk mencoba kuliner Korea. Salah satu yang kumparan kunjungi adalah Dongbaek Village. Di sini, kamu bisa merasakan pengalaman makan bibimbap yang otentik dengan minyak dari biji camelia (dongbaek).
Restoran halal juga tersedia di Jeju. Salah satu yang wajib dicoba adalah Bagdad di dekat Dongmun Traditional Market.

Beberapa Tips

Warga lokal yang juga memandu kumparan selama di Jeju mengatakan, transportasi terbaik untuk menikmati Pulau Jeju adalah menyewa mobil.
Transportasi umum memang ada, seperti bus dan taksi. Namun, umumnya wisatawan memilih untuk menyewa mobil. Selain bisa bebas mengatur waktu, menyusuri jalan di Jeju sendiri sudah merupakan pengalaman yang menarik.
Hamparan pepohonan dan rumput eulalia di sepanjang jalan raya di Jeju, membuat menyetir di sana saat musim gugur bakal menjadi pengalaman yang berkesan.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu adalah penikmat hiking atau jalan kaki, kamu juga bisa mengeksplorasi Jeju dengan menyusuri jalur olle, rute yang khusus dibuat untuk penggemar hiking. Rute ini biasanya ditandai dengan pita yang biasanya diikat di tiang listrik atau dahan pohon.
Peta jalur Olle di Pulau Jeju, Korea Selatan. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Ada 21 rute utama jalur olle di garis pantai Jeju dan enam subjalur yang bisa membawamu ke bagian dalam Jeju. Secara total, rute ini meliputi jarak sejauh 473 kilometer.
Tertarik menikmati musim gugur di Jeju?