Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menikmati Pameran Seni Perpaduan Batik dengan Cerita Rakyat Irlandia
4 Juni 2024 15:13 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pesan ini pula yang ingin disampaikan oleh pameran seni bertajuk "Irish Legends Through Indonesian Eyes", yang digelar sejak 27 Mei lalu hingga 14 Juni mendatang. Sesuai namanya, pameran ini menampilkan benang merah antara warisan budaya Indonesia dan Irlandia dalam sebuah perpaduan budaya yang indah.
Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, Padraig Francis, mengatakan pameran seni persembahan Kedutaan Irlandia untuk Indonesia ini, merupakan bentuk penghormatan terhadap terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara sejak 1984 atau 40 tahun yang lalu.
"Irlandia dan Indonesia sudah sangat dekat berjalan, dan kami tidak memiliki hubungan satu sejarah satu budaya yang kuat. Kami tidak mengetahui cerita nasional dan karya seni satu sama lain. Jadi, saya pikir jika kita tidak memiliki relasi, kami harus membuatnya," kata Padraig, saat ditemui kumparan di sela-sela pembukaan acara pemeran di World Trade Center II, Jakarta, Senin (3/6).
ADVERTISEMENT
Bekerja sama dengan ISA Art dan Jakarta Land, pameran ini merangkai secara rumit folklore (cerita rakyat) Irlandia dengan seni tekstil Indonesia. Adapun, Vania Gracia, pemenang kompetisi "Beauty of Ireland" yang membuat karya-karya ini telah berhasil menggabungkan simbolisme Irlandia dengan kerajinan Indonesia yaitu batik.
"Saya menginginkan sesuatu yang orang Irlandia akan lihat dan berkata, 'saya tahu ceritanya, tapi saya belum pernah melihatnya'. Dan orang Indonesia akan berkata, 'saya tahu desainnya, tapi saya tidak tahu ceritanya', dan sesudahnya mereka akan belajar tentang itu. Saya meminta Vania Gracia desainer batik resmi Irlandia untuk menciptakan karya seni ini, dan dia telah berhasil dengan luar biasa," imbuh Padraig.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, turut mengapresiasi pameran ini. Sebab, pameran ini tak hanya menunjukkan kreativitas tanpa batas, tetapi melalui karya seni, kedua negara bisa saling memahami.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat mengapresiasi bapak Duta Besar Irlandia yang telah berkolaborasi dengan pelaku ekraf muda, Vania Gracia, untuk mendesain batik-batik yang menggabungkan sejarah adat-istiadat Irlandia dengan batik ramah lingkungan," ujar Sandiaga.
"Ini cara yang sangat inovatif dalam menggabungkan kedua negara yang sangat berbeda dan berkejahuan. Ini juga merayakan 40 tahun persahabatan antara Irlandia dan Indonesia, dan 10 tahun kedutaan besar Irlandia di Jakarta. Mudah-mudahan ke depan hubungan yang lebih erat bisa menghadirkan kesejahteraan dan kemajuan yang lebih signifikan kedua negara," tambahnya.
Pameran Seni Perpaduan Budaya Indonesia-Irlandia
Dalam pameran ini, pengunjung disuguhkan dengan kaleidoskop kreasi batik yang memadukan narasi cerita rakyat Irlandia, dengan seni batik Indonesia yang rumit. Menurut Vania, dari enam karya yang dipamerkan, ada tiga tokoh ikonik Irlandia, seperti St. Patrick, St. Brigid, dan Queen Maeve.
ADVERTISEMENT
"Kalau St. Patrick ini tokoh sangat terkenal di Irlandia. Kedua, (Queen Mave) adalah tokoh femininnya Irlandia, jadi sosok ratu yang kuat di zaman perang. Kemudian, St. Brigid kebalikannya, dia perempuan yang lembut, menggambarkan kelahiran dan sebagainya," ungkap Vania.
Selain tiga tokoh tersebut, ada juga cerita rakyat Irlandia yang diangkat dan dituangkan ke dalam batik, seperti kisah Cu Chulainn, The Children of Lir, hingga Finn and The Salmon.
"The Children of Lir menceriitakan tentang raja dan ratu yang menikah lalu mempunyai empat anak, dan istrinya meninggal. Sang suami punya istri baru, tapi enggak suka sama anaknya lalu dikutuk jadi angsa. Jadi, memang ada jalan ceritanya yang kemudian dipadukan dengan batik sidomukti, batik yang dipakai untuk mendoakan pernikahan yang bahagia," katanya.
Sementara itu, karya seni lainnya yang berjudul Finn and The Salmon menceritakan tentang seseorang yang telah memancing selama delapan tahun. Orang tersebut mencari ikan salmon yang bisa memberikan pengetahuan tentang dunia.
ADVERTISEMENT
Karena kecapekan, ikan tersebut akhirnya dikasih ke muridnya yang bernama Pion dan kemudian disuruh memasak, tetapi tidak diperbolehkan untuk memakannya, karena semua ilmunya bisa berpindah ke murid tersebut. Ketika ikan tersebut dibakar, minyaknya mengenai jempol dan karena kelupaan, ia menjilatnya. Hal ini lantas membuat semua pengetahuan di ikan tersebut akhirnya dimiliki oleh Pion.
Di karya seni berikutnya yang bernama Cu Chualin, Vania mengatakan bahwa cerita tersebut diambil dari cerita rakyat Irlandia, yang mengisahkan tentang prajurit pemberani yang memiliki kekuatan luar biasa. Salah satu kisahnya yang terkenal adalah ketika ia berjuang melawan seluruh tentara ulster sendirian.
ADVERTISEMENT
"Ada batik slobog yang biasa dipakai orang Yogkyakarta untuk berkabung dan memang orang ini meninggal. Menariknya, dia tidak tidur, melainkan meninggal sambil bersandar di batu," ungkap Vania.
ADVERTISEMENT
Selain mengangkat cerita rakyat Irlandia, Vania juga bekerja sama dengan pengrajin terkemuka, seperti Cak Nur dan Batik Pohon. Pada pameran ini, ia juga mengangkat tentang alam dan simbol-simbol nasional Irlandia.
Desain tersebut mencakup shamrock Irlandia, bunga ulex atau julak, hummingbird fuchsia, trulek eurasia, pohon ek Irlandia, dan biji pohon ek.
Nah, buat yang ingin melihat karya seni kolaborasi Irlandia dan Indonesia, pameran seni ini bisa kamu nikmati di gedung World Trade Center 2 di Jakarta Pusat, sejak 27 Mei lalu hingga 14 Juni 2024 mendatang.