Menikmati Tumpeng Sewu ala Para Turis

3 September 2017 19:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemiren, hanya salah satu desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Tak jauh berbeda dengan desa-desa yang ada di Pulau Jawa, Kemiren juga ikut menawarkan ragam budaya yang ada didalamnya.
ADVERTISEMENT
Seperti digelarnya Festival Tumpeng Sewu yang dilakukan sebagai wujud syukur masyarakat lokal kepada Allah SWT yang ditandai dengan menyediakan makanan khas Kemiren seperti nasi dan Pecel Pitik, ditambah dengan sambal yang menambah rasa.
Pecel Pitik atau Pecel Ayam yang menjadi menu andalan di acara Tumpeng Sewu dibuat dari ayam kampung dengan bumbu kelapa. Kelapa yang dipilih harus kelapa sebelum menjadi bahan santan dan setelah degan atau kelapa muda untuk mendapatkan rasa yang pas.
kumparan (www.kumparan.com) berkesempatan menikmati gelaran festival ini, Kamis (24/8).
Keramaian Pengunjung Tumpeng Sewu, Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Kami melihat bagaimana antusiasnya para pengunjung yang datang. Baik dari lokal hingga mancanegara.
Seperti Eni (36) yang datang dari daerah selatan Banyuwangi Jajag. Dia mengaku sudah sering datang ke festival ini. Baginya, hal ini menjadi ajang untuk bersilaturahmi sekalian mengunjungi keluarga dan temannya yang memang asli Kemiren.
ADVERTISEMENT
"Setiap tahun saya selalu datang ke sini. Seru pokoknya. Kalau pas datang juga alhamdulillah bisa mengeratkan tali silaturahmi sama keluarga saya dan teman yang ada disini," katanya kepada kumparan.
Para Turis Asing di Acara Tumpeng Sewu (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Tak jauh berbeda dengan Eni, Christof seorang warga negara Perancis membawa keluarga dan temannya untuk berkunjung ke Kemiren. Meski dia tak mengetahui festival apa yang akan dikuti tersebut.
"Saya datang ke Kemiren dengan keluarga dan teman saya karena tertarik dengan apa yang ada di negara kalian dan daerah ini pada warganya. Tapi saya belum tahu ini festival apa," ujarnya.
Christof mengakui sebelumnya pergi ke Kawah Ijen pagi tadi. Namun, dalam perjalanan pulang guide tour-nya menawarkan untuk singgah ke Kemiren.
ADVERTISEMENT
"Kami ke Ijen, kemudian guide kami memberikan info tentang ini. Kami tertarik dan akhirnya sampai disini," jelasnya.
Namun, saat festival dimulai dan sudah saling berbagi makanan, baik dia dan rombongannya merasa ada kekeluargaan dalam festival ini, di mana dia dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
"Tadi pas makan sama-sama dengan masyarakat lokal, bagi-bagi tumpeng. Saya senang seperti keluarga. Mereka semua baik-baik," tuturnya dalam logat Perancis-nya.
Christof, Warga Prancis di Festival Tumpeng Sewu. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Festival Tumpeng Sewu memang menjadi salah satu atraksi wisata andalan Banyuwangi. Ritual yang diselenggarakan setiap tahun di awal pekan bulan Zulhijah ini menawarkan wisata budaya yang sarat akan nilai-nilai.
Sebelum acara makan-makan dimulai, kamu bisa melihat atraksi Barong khas Banyuwangi yang akan mengelilingi desa. Barong tak kurang sakralnya dari acara bersih desa dan syukuran ini.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, kesenian Barong berkaitan erat dengan Buyut Cilik, nenek moyang mereka.
Ritual Mepe Kasur, Ds. Kemiren Banyuwangi (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Sementara pagi hingga siang hari sebelum Barong berkeliling, tradisi jemur kasur atau yang biasa disebut mepe kasur dilakukan demi menjauhkan segala macam penyakit.
Festival Tumpeng Sewu ini sendiri sukses menarik ribuan pengunjung yang memadati jalanan sepanjang 3 kilometer.
Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Kabupaten Banyuwangi, Djajat Sudrajat mengatakan Banyuwangi terus konsisten mengangkat tradisi lokal Banyuwangi dalam balutan Banyuwangi Festival.
Menurutnya, tradisi ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang banyak diminati wisatawan dan memasukkannya ke dalam paket-paket wisata atraksi budaya.
“Kekhasan semacam ini banyak diminati wisatawan. Kami akan terus mendorong bentuk-bentuk wisata seperti ini. Karena wisata tradisi ini juga bisa memperpanjang lama tinggal wisatawan di Banyuwangi. Mereka yang setelah dari Gunung Ijen, atau sekedar mengunjungi Banyuwangi bisa menikmati dulu tradisi Kemiren,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini wisatawan Banyuwangi sendiri terus meningkat. Pada 2016, wisatawan mancanegara mencapai 70 ribu dan wisatawan domestik sebesar 4 juta orang. Tahun ini Banyuwangi mencatat target untuk menembus 85 ribu wisatawan mancanegara dan 4,5 juta wisatawan domestik.
Arak-arakan Barong Tumpeng Sewu, Kemiren (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)