Menikmati Wisata Susur Sungai Arut di Kota Manis Tanah Borneo

20 Agustus 2019 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara Sungai Arut di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Sungai Arut di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah dua tahun lamanya Syahril berprofesi sebagai pengemudi getek (perahu kecil) di Sungai Arut, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng. Kala ada turis yang berkunjung ke bantaran sungai di Kecamatan Arut Selatan itu, ia menepikan geteknya.
ADVERTISEMENT
"Ayo, naik perahu, Rp 10 ribu," tawar pria yang akrab disapa Ariel ini kepada para turis. Kalau deal, Ariel turis langsung naik getek dan menyusuri sungai hingga sekitar dua kilometer. Biasanya, ia akan membawa 3-7 orang untuk sekali jalan.
Getek di Sungai Arut, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
Semilir angin menerpa ketika Ariel menyalakan mesin pendorong perahu. Laju perahu sedikit demi sedikit meninggalkan dermaga kayu yang dibuat semi permanen di bantaran sungai.
Saat kumparan mencoba, tampak senja di Sungai Arut menyisakan pemandangan menarik di sisi-sisi sungai. Sembari merekam potret aktivitas masyarakat yang bergantung dari sungai Arut. Mulai dari mandi, mencuci, dan lainnya.
Wisata susur Sungai Arut di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Kala malam tiba, lampu-lampu di kampung sekitar bantaran sungai mulai menyala. Warga sekitar menyebutnya Kampung Pelangi karena lampu di gang-gang kampung itu berwarna-warni seperti corak pelangi.
ADVERTISEMENT
"Wisata ini sore ada, tapi yang utama malam sih, ada lampu hias," kata Ariel di atas getek yang memiliki panjang 7,5 meter itu.
Foto udara Sungai Arut di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Para turis yang mencari spot Instagramable di wisata susur Sungai Arut ini tak perlu merasa khawatir. Di malam hari, ada juga getek hias yang didesain dengan latar belakang lampu getek kerlap-kerlip.
Asalkan, kata Ariel, fotonya harus tenang di tempat tidak lasak di atas getek. Imbauan tersebut demi alasan keamanan agar tak tercebur ke sungai yang punya kedalaman hingga sekitar 10 meter itu.
Lampu warna-warni yang menghiasi Kampung Pelangi di bantaran Sungai Arut. Foto: Fitra Andriyanto/kumparan
Kalau sudah turun dari getek, gang-gang di Kampung Pelangi juga menjadi tempat yang ciamik untuk berfoto. Tinggal konsepnya saja disiapkan.
Apalagi, warga setempat juga ramah untuk diajak berinteraksi. Kalau lapar, juga tersedia warung dengan berbagai jenis makanan. Dari mulai kudapan ringan hingga mie instan.
ADVERTISEMENT
Lurah Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Fahliansyah menyatakan bahwa wisata susur Sungai Arut ramai dikunjungi kala akhir pekan. Bahkan, katanya, dulu sempat ada takbiran massal hingga bantaran sungai arut penuh oleh turis dan warga Pangkalan Bun.
Fahliansah, Lurah Mendawai Seberang, dan Syahril, pengemudi getek, di Sungai Arut. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
"Pangkalan Bun ini ke depannya akan dijadikan wisata susur sungai, khususnya di bantaran Sungai Arut. Ini kan baru awal-awal bantaran sungai ini, baru tahun ini (wisata) susur sungainya,” ucapnya.
Menurut dia, Sungai Arut paling baik disusuri saat malam. Tepatnya setelah Isya pukul 19.30 hingga 22.00. Tertarik mencoba?