Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama seniman Nyoman Nuarta pastinya tidak lagi asing di telingamu. Pematung asal Bali yang kini berdomisili di Bandung tersebut merupakan otak dari patung raksasa Garuda Wisnu Kencana yang kini berdiri gagah di Bali yang indah.
ADVERTISEMENT
Untuk kamu yang mengaku pecinta seni dan tengah mencari tempat wisata di Bandung , ada baiknya memasukkan galeri milik Nyoman Nuarta dalam daftar itinerary-mu. NuArt Sculpture Park di Bandung ini menghadirkan beragam karya seni ciptaan tangan Nyoman Nuarta yang bisa kamu nikmati, dalami, dan resapi maknanya.
Seperti perjalanan yang baru saja kumparan lakukan bersama dengan Crowne Plaza Bandung. Berikut adalah makna dibalik tujuh karya Nyoman Nuarta yang sempat dijumpai kumparan saat bertandang ke NuArt Sculpture Park.
Nightmare
Patung bertajuk "Nightmare" ini terinspirasi dari kerusuhan 13-15 Mei 1998 di Jakarta. Peristiwa tersebut merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, terutama Jakarta.
Ketika kerusuhan ini terjadi, banyak perempuan yang diperkosa. Baik saat mereka tengah beraktivitas, atau ketika sedang tidur di rumahnya masing-masing. Di waktu yang sama, rombongan mahasiswa berdemo untuk meminta Soeharto turun dari pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Dalam kerusuhan itu, banyak karakter manusia yang tergambarkan. Ada yang baik, dan yang jahat. Perempuan sering kali menjadi korban. Sayangnya, orang-orang sering kali tak menyadari orang baik dan jahat, semua terlahir dari perempuan.
First Fight
Terbuat dari tembaga, patung "First Fight" membentuk seekor anjing yang merobek karpet. Anjing itu merobek karpet, karena ia tak suka dengan bayangannya sendiri.
"Artinya musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri," kata Agus Sudrajat, Manajemen NuArt Sculpture Park, saat memberikan penjelasan bagi rombongan awak media, Selasa (28/1).
Armageddon
Nama Armageddon mungkin lebih sering kamu dengar dalam dunia film. Nama ini kemudian diambil oleh Nyoman Nuarta dalam merepresentasikan karya seni patungnya.
Patung berbentuk bulat telur berbahan dasar logam itu menggambarkan bahwa suatu saat nanti akan datang hari kehancuran. Ketika hari itu tiba, tidak ada orang yang bisa selamat, kecuali orang-orang yang berbuat baik.
ADVERTISEMENT
Hari kehancuran merupakan hal yang pasti terjadi. Hanya saja, waktu dan tanggalnya senantiasa masih menjadi misteri ilahi.
Jelata
Karya "Jelata" merepresentasikan gap antara si miskin dan si kaya. Dalam patung ini, si miskin digambarkan sebagai air comberan, sementara si kaya diilustrasikan sebagai ban mobil.
Genangan air comberan akan merebak tak karuan ketika terlindas mobil. Wujud inilah yang kemudian diabadikan dalam "Jelata". Bahwa akan selamanya orang miskin ditindas oleh orang yang punya uang.
Satu-satunya cara agar tak ditindas adalah dengan bekerja keras dan berusaha. Sama seperti Nyoman Nuarta yang juga lahir di Tabanan, lalu datang ke Bandung untuk belajar, bekerja dan berusaha keras untuk bisa seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Oplosan
Fenomena sosial menjadi salah satu inspirasi yang sering Nyoman Nuarta gambarkan dalam karya-karyanya, tak terkecuali fenomena minuman oplosan yang sempat ramai beberapa tahun lalu.
Dalam patungnya yang bertajuk "Oplosan", ia menunjukkan bahwa ada banyak anak muda yang mati hanya karena meminum alkohol campuran (oplosan). Hasilnya, banyak generasi muda terbuang sia-sia, bahkan sebelum mereka bisa berkarya.
Garuda Wisnu Kencana
Patung yang satu ini seakan sudah menjadi ikon karya dari sang maestro. Selain bisa kamu temukan di Bali, Garuda Wisnu Kencana juga bisa kamu jumpai di NuArt Sculpture Park Bandung.
Dalam patung tersebut, kamu bisa melihat Dewa Wisnu yang menjaga alam dan bumi menunggangi burung garuda. Garuda menjadi tunggangan Dewa Wisnu, karena ibunya pernah diselamatkan. Karena itu, garuda menjadi simbol loyalitas dan pengabdian.
ADVERTISEMENT
Kepala burung garuda dibuat menoleh ke kiri, bukan ke kanan, seperti dalam gambar garuda pancasila. Arah ini memiliki arti bahwa kesuksesan didapat dari introspeksi diri, karena mau dan mampu melihat kesalahan atau kekurangan (kiri), bukan hanya kebaikan saja (kanan).
Gate of Paradise
Berbeda dengan enam karya sebelumnya, "Gate of Paradise" tidak akan kamu temukan di dalam ruang galeri, melainkan di luar, searah dengan Laxmi Resto Gallery. Sesuai dengan namanya, "Gate of Paradise" merepresentasikan gerbang menuju surga.
Diharapkan agar semua orang yang berada di gerbang ini bisa mencapai nirwana. Untuk bisa mencapainya, ada tiga hal yang mesti dilakukan, seperti berdoa, mensyukuri bakat yang diberi Tuhan, dan yang terakhir mensyukuri karunia alam dengan cara menanam pohon.
ADVERTISEMENT
Seru dan dalam sekali, ya, makna dari karya-karya Nyoman Nuarta. Gimana, tertarik mengunjungi NuArt Sculpture Park saat liburan ke Bandung ?