Picture1.png

Menilik Potensi Agrowisata di Indonesia

2 Desember 2020 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi milenial traveling di Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi milenial traveling di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bicara soal kekayaan alam Indonesia tentu sudah tidak terbantahkan lagi. Mulai dari pantai, pegunungan, hingga laut semuanya bisa kamu temukan saat liburan #DiIndonesiaAja.
ADVERTISEMENT
Tapi tak sampai di situ, agrowisata menjadi salah satu hal yang kini mulai dilirik banyak wisatawan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Hari Santosa Sungkari, mengatakan agrowisata punya potensi yang besar bagi pariwisata Indonesia.
Tegalalang, Bali.
“Ini kan, ada segmen wisatawan, segmen turis yang spesialnya minat khusus, nah itu target pasarnya. Misalnya itu macam-macam ada yang mendaki gunung, ada yang suka agrowisata,” kata Hari, saat dihubungi kumparan.
Hari menjelaskan banyaknya lahan pertanian dan perkebunan membuat Indonesia memilih peluang besar dalam hal pengembangan agrowisata. Ia mencontohkan seperti halnya Kabupaten Banyuwangi yang memiliki objek wisata agrowisata menarik bagi wisatawan, yaitu Agrowisata Tamansuruh.
Di objek wisata tersebut, wisatawan tidak hanya bisa menikmati keindahan alam #DiIndonesiaAja, tetapi ada daya tarik tersendiri yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
“Ada di Banyuwangi itu Agrowisata Tamansuruh. Di sana yang menangani Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, sangat bagus dan agresif dan tentunya mereka sendiri yang melakukan itu,” ungkap Hari.
Kebun bunga di Tamansuruh, Banyuwangi.
Dengan konsep agrotourism, objek wisata satu ini menampilkan beragam pertanian Banyuwangi. Mulai padi hitam organik hingga beragam buah dan sayur organik. Tak hanya itu, ada pula hamparan bunga-bunga cantik warna-warni yang menjadi spot instagramable.
Letaknya yang berada di kaki Gunung Ijen semakin membuat destinasi wisata ini disukai oleh para wisatawan. Udaranya sejuk berlimpah dengan oksigen. Cocok sekali bagi mereka yang ingin liburan bareng keluarga #DiIndonesiaAja.
“Jadi dibuat lahan yang lengkap untuk destinasi, dibuat jalan-jalan. Agrowisata Tamansuruh yang memang di situ, ada pisang yang berbeda dengan pisang lain, ada kopi juga di situ,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia pun mencontohkan ada salah satu destinasi agrowisata yang beberapa waktu lalu viral di media sosial, yaitu Svargabumi di Jawa Tengah.
Objek wisata di tengah sawah ini menawarkan beragam spot Instagramable bagi wisatawan. Menurutnya keunikan semacam inilah yang menarik minat wisatawan.
“Yang kemarin viral sawah itu, kan, dibuat pedestrian di tengah-tengah pematang sawahnya, kan. Nah, harus ada cerita seperti itu. Bisa juga mereka diajak bertanam padi,” lanjutnya.
Svargabumi, Borobudur.
Sayangnya, agrowisata di Indonesia belum tergarap maksimal jika dibandingkan negara-negara lainnya. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hal tersebut.
“Antara masyarakat agro dengan masyarakat pariwisata merupakan dua hal yang berbeda. Di pariwisata kita memerlukan orang yang memiliki karakter khusus dan itu bisa dibangun. Lalu, di agro itu ada syaratnya, kalau di pariwisata itu ada prinsip Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, indah, sehat, keramahtamahan, dan kenangan). Nah, itu harus dibangun,” papar Hari.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Hari mengatakan bahwa storytelling di setiap destinasi agrowisata harus kuat. Menurutnya dengan storytelling atau pembawaan cerita yang menarik juga bisa menjadi nilai tambah untuk sebuah objek wisata.
“Yang kurang di kita branding story telling, di balik perkebunan itu apa cerita di balik kebun itu apa itu yang buat penasaran,” ungkapnya.
Sementara itu, destinasi wisata juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pengelola harus memahami betul apa yang menjadi value atau nilai lebih dari tempat agrowisata yang akan dibangun.
“Harus ada atraksi yang dibungkus ulang dan branding storytelling. Cerita di balik kebun itu apa yang buat penasaran. Misalnya Belanda beberapa abad yang lalu menanam di kebun itu. Nah,ini harus disusun ulang ceritanya yang membuat penasaran,” imbuh Hari.
ADVERTISEMENT
Nantinya, jika destinasi wisata memiliki daya tarik tersendiri yang ditawarkan, wisatawan secara perlahan akan semakin banyak yang penasaran.
“Jadi yang dijual experience-nya, bukan sekadar melihat keindahan alamnya suka salah agrowisata cuma melihat keindahan alamnya tidak mencapai sasarannya. Ini (agrowisata) harus dibangun experience-nya. Nah, ini kita perlu mendampingi destinasi-destinasi wisata agar orang lokal, masyarakat desa, atau Bumdes, atau Pokdarwisnya-nya diarahkan ke sana,” ujar Hari.
Untuk itu, dalam hal ini Kemenparekraf juga akan melakukan beberapa strategi agar agrowisata Indonesia bisa tergarap maksimal. Salah satunya adalah dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya terlebih dahulu.
Selain fokus dengan SDM di destinasi wisata sekitar, aspek 3A yakni Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas juga tidak kalah penting.
ADVERTISEMENT
“Kan ada 3A, Amenitas, Atraksi dan Aksesibilitas. Aksesibilitas itu akses jalannya oke beberapa sudah bagus, atraksinya harus dikemas dengan lebih baik bukan ditawarkan apa adanya. Karena yang datang sana itu bukan petani atau tukang kebunnya, tetapi wisatawan,” imbuh Hari.

Potensi Wisata Kopi dan Agrowisata di Indonesia

Selain sektor pertanian, agrowisata kopi Indonesia juga tidak kalah potensial. Bahkan beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, mengatakan industri kopi bisa menciptakan daya tarik pariwisata ke depan.
"Kopi menjadi salah satu kekuatan yang bisa menjadi daya tarik pariwisata Indonesia dan ini (wisata kopi) akan jadi salah satu program unggulan ke depan untuk menciptakan daya tarik pariwisata," kata Wishnutama.
Menparekraf Wishnutama meninjau protokol CHSE di kafe.
Oleh karena ini, Kemenparekraf saat ini tengah menyusun travel pattern untuk pengembangan coffe yard di Indonesia. Dengan pengembangan coffe yard di Indonesia, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi tujuan agrowisata yang menarik bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Termasuk yang kita juga lagi desain ini coffe yard (kebun kopi), ya. Kalau Amerika atau Australia itu, kan, ada wine yard, ya. Kita lagi mendesain coffe yard sebagai keunikan di Indonesia,” tutur Hari.
Desa Wisata Bonjeruk, Lombok
Sebagai negara penghasil kopi terbesar kedua di dunia, Indonesia dinilai perlu mengembangkan agrowisata dengan kopi sebagai ikon utamanya. Nantinya, dengan agrowisata ini, wisatawan juga bisa mengikuti kegiatan plantation hingga membuat kopi.
“Jadi turis nanti bisa melihat plantation-nya. Mulai dari kebun terus tempat penjemurannya, penggilingannya sampai diujung tempat brewing-nya. Itu yang sedang kita susun di Toba dan di Kintamani, Bali. Tapi nanti akan disusul di tempat-tempat yang lain. Jadi harus ada temanya tidak sekadar bertanam saja, tetapi harus ada experience-nya saat wisatawan ke sana,” papar Hari.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dalam pengembangan coffe yard, Kemenparekraf telah menggandeng beberapa komunitas untuk mengembangkan wisata tersebut.
“Kebetulan dari coffe yard yang saya sampaikan di Toba itu komunitasnya sudah ada kita tidak perlu dari nol. Komunitasnya banyak, tetapi bagi kami lebih mudah karena kita tinggal mendampingi komunitasnya,” ungkapnya.
Tak sampai di situ, pembangunan infrastruktur sekitarnya juga sudah rampung dan diharapkan dapat menjadi daya tarik agrowisata baru bagi wisatawan.
“Sedangkan pembangunannya jalan juga sama kita bersama KemenPUPR, aksesnya sudah ada. Mudah-mudahan tahun depan coffe yard itu bisa mulai dikunjungi dan dipromosikan,” lanjut Hari.

Potensi Agrowisata untuk Mendatangkan Lebih Banyak Wisman

Agrowisata ternyata berpotensi untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Hari mengatakan bahwa wisman dari Eropa sangat tertarik dengan wisata semacam ini.
ADVERTISEMENT
“Bulan lalu saya ke Lombok, ke desa-desa wisata itu beberapa mereka juga menampilkan agrowisata, yang tertarik dengan seperti ini adalah wisatawan asing dari Eropa terutama dari Prancis, Jerman, dan United Kingdom (UK). Karena orang Eropa mencari experience yang berbeda dari negaranya,” kata Hari.
Ilustrasi wisatawan di Bali.
Selain itu, agrowisata juga dinilai menjadi sebuah wisata alternatif yang bisa ditawarkan untuk wisatawan di masa pandemi, terutama bagi wisatawan domestik. Apalagi, di masa ini gaya traveling wisatawan cenderung berubah dan wisata outdoor tengah jadi primadona.
“Itu (agrowisata) salah satu yang kita promosikan di masa habis COVID-19 ini. Destinasi-destinasi yang outdoor seperti wisata agro itu kita promosikan. Termasuk yang juga kita lagi desain tadi yaitu coffee yard, ya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, sudah ada ide wisata agrowisata yang akan kamu kunjungi #DiIndonesiaAja? Tetap ingat juga untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, ya, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, membawa hand sanitizer, dan mengecek suhu tubuh.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten