Menilik Rumah Radakng, Rumah Panjang yang Berdiri sejak 144 Tahun Lalu

27 Oktober 2019 10:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah daerah memiliki ciri khas seperti rumah panggung. Seperti halnya ketika kumparan mengunjungi Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimatan Barat, kumparan menemukan rumah panggung yang disebut Rumah Radakng alias Rumah Panjang.
ADVERTISEMENT
Rumah tersebut masih dijadikan sebagai tempat tinggal bagi sebagian masyarakat Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat. Mereka hidup secara komunal di rumah tersebut.
Rumah yang hampir 100 persen terbuat dari bahan kayu ini, memiliki panjang sekitar 180 meter dan dihuni sekitar 35 kepala keluarga. Rumah tersebut diketahui sudah berdiri sejak tahun 1875.
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Ketika tengah berkunjung di Kabupaten Landak, Kalimatan Barat, kumparan pun mendatangi rumah Radakng, salah satu destinasi budaya di sana. Kehadiran kumparan dan beberapa rombongan langsung menyedot perhatian warga sekitar. Beberapa dari mereka menyapa begitu ramah, dan yang lainnya terlihat malu-malu saat diajak berbicara.
Menurut warga sekitar, tempat tersebut merupakan satu-satunya rumah panggung yang memiliki panjang hampir 200 meter dan berusia sekitar 144 tahun.
ADVERTISEMENT
"Iya, ini satu-satunya rumah panggung yang terpanjang. Daerah lain mungkin masih ada, tapi kalau yang terpanjang dan tertua hanya ini," ucap salah satu tokoh masyarakat setempat, Satianus, ketika ditemui kumparan, di kediamannya baru-baru ini.
Rumah Radakng terdiri atas lima bagian, yaitu tangga (tangka), teras (pante), serambi (sami), ruang inti (bilik), dan dapur (jungkar). Tinggi rumah Radakng sekitar 4 meter.
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Santianus menuturkan bahwa rumah Radakng awalnya ditempati para tetangga satu kampung.
"Kalau kata orang dulu sih untuk menjaga hubungan baik sama tetangga satu kampung. Cuma hubungan keluarga dekat atau jauhnya juga kita kurang tahu. Akhirnya berkembang biak terus, jadi banyak seperti ini," katanya menceritakan sekilas sejarah rumah Radakng yang dibuat berderet dan memanjang.
ADVERTISEMENT
Ketika akan menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam rumah Radakng, kamu harus berhati-hati. Sebab, tangga yang terbuat dari kayu itu sebagian ada yang berlumut.
Setelah menaiki anak tangga, kamu akan langsung disajikan pemandangan teras (pante) yang memanjang. Bahan dasarnya pun terbuat dari kayu dan dibuat ada celah-celah yang mampu melihat bagian bawah rumah.
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Saat berada di area teras itu, kamu dapat melihat pemandangan sekitar sambil mengabadikan momen lewat foto, dengan latar belakang teras panjang dan bukit.
Setelah puas melihat-melihat area luar, kamu bisa masuk ke area serambi (sami). Di sini, sebagian warga banyak melakukan aktivitas, seperti berjualan di warung kecil, tempat bermain anak-anak, atau hanya sekadar duduk-duduk di bale kecil sembari berbincang-bincang.
ADVERTISEMENT
Suasana di area serambi bisa dibilang cukup hangat apabila matahari sedang terik-teriknya. Sebab, ventilasi di rumah itu tidak terlalu banyak. Namun, cukup sejuk saat hujan turun.
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Ketika tengah berjalan menelusuri serambi dari ujung ke ujung, terdapat lemari kaca yang berada di depan salah satu bilik. Lemari kaca itu berisi miniatur rumah Radakng, hingga beberapa pajangan yang terbuat dari pahatan kayu.
Bagi anak kota, mungkin tinggal di rumah panggung yang berderet dan minim ventilasi udara, tidak menjadi pilihan bagi mereka. Namun, bagi sebagian masyarakat Dayak Kanayatn, tinggal di rumah tersebut, lebih baik daripada harus pindah dan pisah dengan masyarakat lainnya. Apalagi, mereka yang tinggal di sana sudah turun temurun dari para leluhur sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Satianus yang sudah lebih dari 50 tahun tinggal di rumah Radakng, menceritakan bagaimana pengalamannya selama tinggal di sana. Ia juga memiliki alasan mengapa hingga saat ini masih betah tinggal di sana.
"Yang pertama, secara sosial masih tinggi, kekeluargaan juga sangat akrab. Kalau hujan juga kita bisa tetap kumpul-kumpul di sini (area serambi). Paling ya itu, ventilasi di sini susah, karena rumahnya kan rapat-rapat. Cuma lebih banyak sukanya, bisa bikin akrab sama tetangga," tutur Satianus.
Selama ratusan tahun berdiri, rumah Radakng sudah mengalami sekitar lima kali renovasi. Sebab, semua bahan dasar rumah itu terbuat dari kayu dan ketika sudah mulai rusak, langsung diganti warga setempat.
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Atap rumah itu pun juga sudah diganti dengan seng. Beda dengan atap sebelumnya yang menggunakan anyaman daun.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk sampai ke rumah Radakng, kamu harus menempuh perjalanan sekitar 4-5 jam dari kota Pontianak. Sungai kapuas, Kampung Beting, hingga suasana perkotaan di Pontianak, terlihat sepanjang perjalanan.
Kondisi wisata budaya di Rumah Radakng alias Rumah Panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Setelah meninggalkan kawasan Pontianak, suasana mulai berbeda. Hamparan sawah, perkebunan sawit, hingga karet menjadi pemandangan yang dapat dilihat saat memasuki Kabupaten Landak.
Belum ada transportasi umum untuk bisa sampai langsung ke rumah Radakng yang berada di Desa Saham. Pengunjung yang datang berkelompok, bisa menyewa kendaraan dan minta diantarkan ke desa wisata itu.
Tertarik berkunjung?