Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Generasi milenial yang tak terlepas dari dunia digital menjadikannya sangat dekat dengan Tourism 4.0 yang kini menjadi tren wisata baru.
ADVERTISEMENT
Hal tersebutlah yang membuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar ) ingin generasi milenial tidak sekadar melancong tapi turut serta mempromosikan pariwisata Indonesia.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan bahwa ia ingin keterlibatan generasi milenial tak hanya lagi sebagai penikmat wisata.
"Sekitar 51 persen inbound traveler ke Indonesia adalah generasi milenial dan 70 persen wisatawan melakukan search and share via digital. Pariwisata kita bisa naik pertumbuhannya karena kita go digital. Digital merupakan sebuah keniscayaan," ujar Arief dalam acara Millennial Tourism Corner, di Bukit Doa Mahawu, Tomohon, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari keterangan resminya.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Tim Percepatan Milenial Gabriella Patricia Mandolang. Menurut Gaby, pesatnya perkembangan industri pariwisata membuka kesempatan generasi milenial untuk terlibat langsung bukan hanya sebagai wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Untuk ke depannya, generasi milenial diharapkan bukan hanya menjadi penikmat atau wisatawan tapi juga pelaku," ujar Gaby.
Wisatawan milenial memang memiliki kekuatan yang cukup baik di dunia pariwisata, karena mereka jumlahnya besar dan aktif di dunia maya, tapi belum dilayani dengan baik.
"Kita belum memiliki event pariwisata milenial dalam Calendar of Event (CoE) bahkan tidak ada TVC yang didedikasikan untuk milenial. Untuk itu, kami membentuk Tim Percepatan Millenial karena hanya milenial yang tahu apa yang disukai generasi mereka," ungkap Arief.
Sementara itu, Gaby pun mengungkapkan untuk menarik wisatawan milenial, ada tiga hal yang menjadi fokus utama yaitu mengkurasikan event milenial untuk (CoE), destinasi yang ramah untuk kaum milenial atau millennial friendly, serta TVC Millennial.
"Ada tiga fokus utama kami, yaitu mengkurasi event milenial yang dapat masuk ke CoE. Untuk Destinasi, Tim Millennial Tourism mengkurasikan destinasi mana di Indonesia yang menjadi tujuan wisatawan mancanegara milenial. Kami juga membuat lomba TVC yang berkonsep milenial," jelas Gaby.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Milenial Tourism Corner pun digelar dalam memberikan pemahaman untuk memanfaatkan potensi dan mendorong minat generasi milenial agar dapat terlibat dalam industri pariwisata.
Bekerja sama dengan Kerukunan Keluarga Kawanua, dan Tomohon pun menjadi kota ketiga diselenggarakannya Millennial Tourism Corner setelah Jakarta dan Bandung.
“Generasi milenial harus tahu apa keunggulan bangsa ini. Karena tidak mungkin suatu negara tidak memiliki unggulan. Unggulan kita pariwisata. Berkali-kali kita mendapat penghargaan destinasi terindah. Kita juga mendapatkan top 10 negara terindah. Top 10 negara yang wajib dikunjungi,” papar Menpar.
Arief pun mengatakan keunggulan pariwisata inilah yang harus dimanfaatkan oleh milenial.
“Pariwisata itu paling mudah dan murah untuk meningkatkan devisa. Bukan hanya untuk negara. Sekarang banyak daerah mengandalkan pariwisata untuk meningkatkan PAD. Contohnya Banyuwangi atau Danau Toba yang menjadi penyumbang PAD buat Sumut,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT