Menteri Pariwisata Harapkan Nias Segera Punya Bandara Internasional

26 Juni 2018 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Binaka, Nias (Foto: Dok.  Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Binaka, Nias (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Tahun 2018 menjadi angin segar bagi pariwisata Nias. Pasalnya, ada dua acara besar yang akan digelar di sini, yaitu Festival Ya’Ahowu dan World Surfing League.
ADVERTISEMENT
Nantinya, Nias akan menjadi tuan rumah kedua acara tersebut. Hal inilah yang membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya, sangat mendukung dan memuji keindahan alam Nias.
Namun, meskipun kagum dengan Nias, pria kelahiran Banyuwangi itu tetap memberikan koreksi kepada daerah yang berada di Sumatera Utara ini.
"Nah, critical success factornya hanya satu, akses ke Nias," ungkapnya saat launching Festival Ya’Ahowu and Surfing League Nias, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (25/6).
Sebagai contoh, ia membandingkan dengan Banyuwangi. Semenjak Bandara Udara Banyuwangi memiliki wajah baru, wisatawan yang datang tumbuh lebih dari 300 persen.
Bandara Blimbingsari, Banyuwangi (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Blimbingsari, Banyuwangi (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Silangit pun bernasib sama. Dari 2016 ke 2017 bandara ini tumbuh 3 kali lipat, setelah 28 Oktober 2017 lalu diresmikan menjadi bandara internasional.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Arief juga mengenang dirinya yang menargetkan Nias kedatangan 25 ribu wisatawan pada 2014 lalu. Setelah tercapai, kemudian ia menaikkan target menjadi 150 ribu wisatawan di 2019, dan mendatangkan 1 juta turis di 2024.
"2024 saya targetkan 1 juta wisatawan. 1 juta itu kalau wismannya 10 persen (berarti) 100 ribu. 100 ribu wisman itu (dapat menghasilkan) 100 juta dolar Amerika atau Rp 1,4 Triliun," jelasnya.
Untuk mencapai itu semua, setidaknya Bandara Binaka harus memiliki penerbangan direct flight dari Jakarta. Sebab, Jakarta masih menjadi destinasi yang memiliki purchasing tinggi. Contoh, Banyuwangi yang naik 300 persen itu disebabkan adanya 4 kali penerbangan langsung dari Jakarta.
"Kalau mau jadi destinasi kelas dunia, kita harus punya bandara internasional. Kalau tidak punya internasional airport, apalagi (Nias merupakan) destinasi kepulauan, (maka) lupakan saja. Kalau mau fight untuk Nias, fight lah untuk bandaranya," tutur Arief.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menteri berusia 57 tahun ini sangat yakin jika Nias bisa lebih baik 'nasibnya' dari Banyuwangi dan Silangit. Sebab, pulau ini berada di wilayah yang lebih dekat dengan Singapura dan China Selatan, yang berarti kedua negara tersebut bisa meliriknya sebagai tujuan wisata.
Bandara Binaka, Nias (Foto: Dok.  Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Binaka, Nias (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
Sebelum dilirik oleh negara tetangga, kondisi bandara pun harus diperhatikan. Alumni ITB itu menjelaskan jika saat ini Bandara Binaka memilik panjang landasan 2.250 meter, tetapi sebelumnya hanya 1.600 meter saja. Sedangkan untuk lebar 30 meter dan kekuatan landasan pacu atau PCN (Pavement Classification Number) hanya 30.
Untuk menggaet wisatawan asing, maka bandara harus bisa 'mendaratkan' pesawat Boeing 737-800 dan Airbus 320. Ketika bandara sudah bisa menampungnya, maka label international airport sudah bisa disematkan.
ADVERTISEMENT
Bila Nias sudah memiliki bandara internasional, target wisatawan 2024 mendatang tentu bisa tercapai. Dan dengan banyaknya wisatawan yang datang, secara tidak langsung kehidupan masyarakat di Nias akan terangkat juga.