Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Menteri KKP, Susi Pudjiastuti saat memukul gondang (alat musik batak) sebagai tanda telah dibukanya acara Karnaval Pesona Danau Toba 2019. Foto: Rahmat Utomo/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1568478825/y6qxwjjt58hdoksrs0vp.jpg)
ADVERTISEMENT
Nuansa etnik mewarnai pembukaan Karnaval Danau Toba 2019 di Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa, Sumut, Sabtu (14/9). Ribuan masyarakat berpawai mengenakan baju adat dengan dihiasi pemandangan Danau Toba yang eksotis.
ADVERTISEMENT
Tak terkecuali dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang hadir membuka festival itu. Susi yang datang sekitar pukul 15:30 WIB langsung disambut dengan tarian Tor Tor.
Susi tampak menari dengan mengenakan ulos dan ikat kepala khas Batak. Dia juga tampak serius menortor dengan para penari. Wajahnya terus dihiasi senyum menyapa ribuan masyarakat Tobasa yang sudah sejak pagi menunggunya.
Usai naik ke atas panggung Susi memberi kata sambutan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pawai budaya di sepanjang Jalan Sisimangaraja, Kecamatan Balige.
Saat parade, Susi sendiri yang memimpin paling depan. Dia menaiki mobil milik Pemprov Sumatera Utara yang berada paling depan. Mobil itu dirangkai layaknya rumah adat Batak. Di atas mobil Susi menyapa masyarakat sambil membagikan ulos dan makanan kepada siapa saja yang memanggilnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di belakang Susi, sepanjang 1 km masyarakat berjajar dengan berbagai busana etnik dari berbagai wilayah di Indonesia sebelum acara berakhir pukul 18:00 WIB.
Dalam sambutannya tadi Susi mengatakan ini kali pertama dirinya menginjakkan kaki di Danau Toba setelah menjadi menteri. Padahal, dulunya dia kerap mengunjungi Danau Toba dan bercengkerama dengan masyarakatnya.
"Setiap dua minggu sekali, kalau di Medan bosan. Saya kurang suka dengan suasana kota besar, [makanya] saya ke Sibisa," ujar Susi.
Ketika berada di Danau Toba, Susi selalu menyempatkan bercengkrama dan meminum kopi dengan warga dan membeli hasil panen milik para pertaniannya.
"Biasanya saya pulang bawa tuak dua jerigen, cabai rawit, bawa nanas 50 kg, bawa singkong, bawa jagung, beli dari masyarakat setempat hingga akhirnya saya sudah seperti bagian masyarakat di sini," ungkap Susi.
ADVERTISEMENT
Susi juga bercerita bisnis penerbangan Susi juga punya sejarah di Danau Toba. Maskapai penerbangannyalah yang kali pertama mendarat di Bandara Silangit, Tapanuli Utara.
"Kebetulan landing pertama adalah pesawat Susi Air. Waktu itu diupacarakan, ditaburi beras kepala saya sama Pak Bupati waktu itu. Saya tidak terlalu ingat tahun berapa tapi waktu Silangit masih sepi, hanya Susi Air yang datang ke situ," tambah Susi.
Kepada masyarakat, Susi berpesan agar terus menjaga Danau Toba dan tidak mengotorinya dengan sampah. Danau Toba, menurut Susi, merupakan sebuah objek studi yang luar biasa.
"Di bawah Danau Toba ada super volcano paling besar yang tentunya kalau ini dijadikan sebuah studi bagi para ilmuwan akan menjadi tujuan wisata studi," jelas Susi.
ADVERTISEMENT