Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
2 Ramadhan 1446 HMinggu, 02 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Kebudayaan Betawi tentunya sudah sangat melekat dengan ibu kota. Suku asli Jakarta ini juga erat kaitannya dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia di masa lampau.
ADVERTISEMENT
Nah, buat kamu yang ingin mengetahui lebih jelas mengenai sejarah dan juga kebudayaan Betawi , ada satu tempat yang bisa kamu kunjungi. Tempat tersebut merupakan salah satu cagar budaya Betawi yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Adalah Kampung Setu Babakan , cagar budaya Betawi yang terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang diresmikan pada 20 januari 2001 oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
Bersama Archipelago Internasional, dipandu Jakarta Good Guide, kami menyusuri jejak sejarah Betawi dengan mengunjungi Kawasan Setu Babakan. Di tempat inilah kamu masih bisa menemukan beragam kebudayaan Betawi yang meliputi kesenian, adat istiadat, kuliner, hingga arsitekturnya.
kumparan pun memulai perjalanan untuk menyusuri jejak sejarah Betawi dengan mengunjungi museum yang ada di Setu Babakan. Menurut Kepala Satlak Pelayanan dan Informasi Setu Babakan, Bayu Niti Permana, Kawasan Setu Babakan seluas 289 hektare ini terbagi ke dalam beberapa zona.
ADVERTISEMENT
"Kita punya 5 Zona, A, B, C, D, E mudahnya seperti itu," ujar pria yang akrab disapa Bang Ubay ini.
Bang Ubay juga menjelaskan, saat berada di zona A, ada sebuah museum yang koleksinya cukup banyak.
"Kita punya museum, mudah-mudahan nanti bisa menikmati sampai lantai tiga. Tapi orang bilang ini belum diresmikan jadi namanya Embrio Museum. Koleksinya sudah cukup banyak, kita tidak beli tapi banyak dikasih. Oh di rumah ada yang bisa saya bikin koleksi di sini enggak. Padahal di rumah-rumah biasa tapi buat orang lain itu unik. Jadi mereka sumbangkan ke sini," ujarnya.
Menurut Bang Ubay, kadang barang yang disumbangkan sebenarnya biasa ditemukan di rumah. Misalnya kampak, tempat nasi, centong, dan tempayan.
ADVERTISEMENT
"Tapi karena punya neneknya, buyutnya, kakeknya, itu mereka bawa ke sini dan punya cerita. Itu yang kita tampilkan di sini sebagai museum etnografi," tambahnya.
Di zona ini setiap pekan juga ada beberapa kegiatan kesenian betawi seperti qasidah, marawis, gambang kromong, hadrah, silat dan semua kesenian Betawi. Selain itu, di sini juga ada beberapa bangunan ada masyarakat Betawi yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Di tempat ini kamu juga bisa menemukan ampiteater dan rumah adat yang menjadi tempat pagelaran seni dan kebudayaan Betawi. Tak hanya itu, Bang Ubay juga mengatakan ada beberapa area workshop untuk memperkenalkan sejarah Betawi.
"Kita ada kurang lebih 12 area workshop. Dari mulai dodol betawi bikinnya seperti apa, workshop bikin ondel-ondel, bikin batik, sedangkan kalau ke zona b kita bisa melihat rumah batiknya seperti apa," tutur Ubay.
ADVERTISEMENT
Kemudian ada zona C tapi belum selesai dibangun. "Insya Allah akan jadi tahun ini dan akan digarap untuk menjadi replika kampung Betawi mulai dari Betawi tengah, Betawi pinggiran, hingga Betawi pesisir," papar Ubay.
"Zona D, kita sebutnya zona pengembangan, rencananya akan dibuat sekolah kebudayaan betawi. Jadi akan melahirkan anak-anak yang pandai menari, kemudian jadi dosen dan guru menari yang pandai membuat produk-produk tarian dan juga ada jurusan karawitan dan seni pertunjukkan dan insyaallah akan dibangun di sana," imbuhnya.
Terakhir Zona E, harusnya di awal kenapa saya sebut zona e karena namanya zona embrio. Di sana cikal bakal perkampungan betawi.
"Di sana ada model musala, rumah Betawi tengah. Kalau kita ke sana berasa banget nuansa betawi. Padahal cuma sekitar 2000 meter-an. Bisa tiduran, bisa solat di situ, bisa makan-makan lesehan," kata Bang Ubay.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menyusuri jejak sejarah Betawi, kumparan mulai dengan mengunjungi museum yang ada di sana. Di sini kamu tak hanya dapat melihat berbagai macam koleksi mulai dari pakaian adat betawi, benda-benda bersejarah, hingga sejarah mengenai kuliner Betawi yang fenomenal seperti kerak telor hingga bir pletok. Di sini kamu juga bisa menemukan ondel-ondel yang menjadi ikon Betawi dan kota Jakarta.
Kamu tentunya sudah tidak asing dengan Ondel-ondel bukan? Ya, sebuah boneka yang berukuran hingga kecil dan besar dengan sebuah topeng tersebut merupakan salah satu ikon dari Betawi yang juga menggambarkan sebuah ikon kota Jakarta. Menurut Tri Dewi, salah satu guide di Setu Babakan, ada delapan benda lainnya yang jadi ikon Betawi.
"Di sini itu fokusnya koleksi delapan ikon Betawi. Delapan ikon betawi itu diatur dari Pergub No. 11 tahun 2017, pertama itu ondel-ondel, kembang kelapa atau langgat, batik betawi, baju sadariah, baju kebaya encim atau kerancang, minumannya itu ada bir pletok, makanannya ada kerak telor, dan satu lagi gigi balang," ujar Tri Dewi, salah seorang guide di Setu Babakan saat ditemui kumparan pada Kamis (4/7).
ADVERTISEMENT
Dewi juga menjelaskan bahwa beberapa bagian ondel-ondel juga memiliki nilai filosofis tertentu. Salah satunya adalah bagian kepala ondel-ondel yang disebut kembang kelapa.
"Kembang kelapa dianggap sebagai simbol kemakmuran, selain itu kelapa merupakan buah yang memiliki banyak manfaat dan bisa digunakan hingga pohon-pohonnya," tutur Dewi.
Ondel-ondel pun juga terbagi menjadi dua jenis; yaitu ondel-ondel laki-laki dan perempuan. Menurut Dewi, ondel-ondel laki-laki identik dengan warna merah sedangkan ondel-ondel perempuannya identik dengan warna putih. "Warna merah melambangkan sifat laki-laki yaitu keberanian sedangkan putih melambangkan kesucian," ujar Dewi di sela-sela tur.
Ondel-ondel dulu dibuat menyeramkan karena dipercaya untuk mengusir roh jahat atau bala. Tapi seiring berjalannya waktu, kini ondel-ondel menjadi salah satu atraksi menarik yang selalu hadir di setiap acara-acara yang berkaitan dengan kebudayaan Betawi.
ADVERTISEMENT
Hushan Sholehan, salah satu guide dari Jakarta Good Guide yang menemani kami pun menambahkan kalau ondel-ondel laki-laki mengenakan baju pangsi sedangkan perempuannya memakai baju kebaya kerancang.
Selain ondel-ondel, di museum ini kamu juga bisa menemukan berbagai perlengkapan sehari-hari masyarakat betawi. Seperti penjaringan air yaitu sebuah tempat menyerupai gentong yang berfungsi untuk menyimpan air ataupun beras.
Salah satu benda koleksi yang cukup menyita perhatian para pengunjung adalah adanya baju kebaya yang dibuat oleh Mak Manih yang berusia puluhan tahun dan menjadi kebaya pertama para penari Betawi.
Di museum ini kumparan juga diperlihatkan tentang bahan-bahan dari salah satu makanan dan minuman khas Betawi yaitu bir pletok dan kerak telor.
"Kenapa dinamakan bir pletok, jadi kita itu dijajah Belanda, dan membawa minuman bir sedangkan untuk umat Muslim bir itu dilarang. Jadi gimana caranya orang pribumi bisa punya minuman untuk menghangatkan badan. Kita menggunakan hasil bumi kita berupa rempah-rempah untuk minuman ini," kenang Dewi.
ADVERTISEMENT
"Bahannya sendiri ada jahe, kayu misoi yang didapatkan dari hutan Kalimantan, biji pala, kayu manis, kayu secang, kapulaga, cengkeh, lada hitam, gula, garam, dan ada bahan yang tidak ditaruh di sini yaitu sereh, daun pandan, dan jeruk purut itu tadi kenapa dinamakan bir. Sedangkan, pletoknya itu karena dulu diminumnya menggunakan bambu karena saat dikocok itu berbunyi 'pletok' seperti itu," paparnya.
Menurut Huans, bir pletok ini juga untuk mengelabui Belanda pada masa itu dengan membuat minuman yang tidak mengandung alkohol.
"Jadi tujuannya itu untuk mengelabui orang-orang Belanda. Karena dulu, juragan-juragan Batavia itu suka diajak dinner sama orang-orang Belanda, kebanyakan orang betawi itu muslim dan sangat taat jadi tidak boleh minum yang beralkohol, jadi gimana caranya biar kita tetep punya makanan yang bisa menghangatkan badan dan juga menyehatkan," tambah Huans.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, para pengunjung juga dapat melihat ikon Betawi lainnya yaitu Gigi balang. Gigi balang merupakan ornamen yang biasanya ditemukan di rumah-rumah ada masyarakat Betawi yang melambangkan kekokohan orang Betawi.
Hal menarik dari museum ini adalah adanya koleksi terbaru berupa sebilah golok berukuran besar. Namanya golok sirajut.
"Golok berukuran besar ini merupakan kiriman dari kantor Wali kota yaitu dari bapak gubernur. Golok ini dinamakan Golok Sirajut. Sirajut sendiri berasal dari kata 'rajut''yang bermaksud untuk menyatukan silaturahmi kembali setelah pemilu kemarin," ujar Dewi.
Setelah itu, kumparan juga diajak melihat pakaian adat khas Betawi yaitu baju sadariah yang biasanya digunakan untuk acara-acara tertentu dan juga kebaya encim atau kerancang. Jika dilihat sekilas baju ini ada yang mirip dengan pakaian khas Tionghoa. Menurut Dewi, hal ini dikarenakan Budaya betawi juga ada yang merupakan akulturasi dari budaya Tionghoa ,
ADVERTISEMENT
Di museum ini wisatawan juga dapat melihat benda-benda koleksi yang biasanya digunakan saat prosesi lamaran atau pernikahan adat Betawi. Salah satunya adalah roti buaya, roti buaya sendiri melambangkan kesetiaaan.
"Hantaran sirih, isinya sirih. Roti buaya, biasanya dibuka dengan palang pintu (bela diri sambil berpantun) dan musik pengiring pengantin pria itu dengan marawis," ujar Dewi.
Keluar museum, di Setu Babakan kamu juga dapat melihat beberapa bentuk rumah adat masyarakat Betawi. Di antaranya rumah gudang yang berfungsi untuk menyimpan hasil panen. Rumah kebaya identik dengan rumah tinggal karena atapnya yang menyerupai kebaya. Sedangkan yang ketiga adalah rumah joglo yang identik dengan masyarakat Jawa.
"Rumah Betawi itu identik dengan halamannya yang lebar-lebar, karena orang Betawi itu dikenal dengan orang yang suka bersilaturahmi," tutur Dewi.
ADVERTISEMENT
Setelah melihat-lihat rumah adat masyarakat Betawi, kumparan pun berkesempatan untuk mengikuti workshop membuat ondel-ondel dan juga kerak telor. kumparan dan rekan-rekan media lainnya diajari cara membuat ondel-ondel mini yang berbahan sebuah kok atau bola bulu tangkis.
Tak butuh waktu lama, ondel-ondel yang kumparan buat pun selesai. Buat kamu yang ingin membuat ondel-ondel mini ini di rumah, kamu juga bisa membuatnya dengan mengumpulkan bahan-bahannya terlebih dahulu seperti kain, mata boneka, spidol berwarna, lem dan juga pernak-pernik ondel-ondel lainnya.
Setelah membuat ondel-ondel mini, kumparan pun juga mengikuti proses pembuatan kerak telor. Salah satu penjual kerak telor yang disapa Bang Udin ini menjelaskan bagaimana cara membuat kerak telor.
Walaupun terlihat mudah, pembuatan kerak telor ini juga terbilang sulit karena jika terlalu matang, kerak telor yang dibuat bisa menempel di bagian penggorengan.
Selepas itu, kumparan juga diajak berkeliling ke Danau Setu Babakan. Untuk sejarah mengenai Setu Babakan, Hans mengatakan bahwa namanya berasal dari kata Setu yang berarti 'Danau', Setu Babakan sendiri merupakan sebuah danau buatan.
ADVERTISEMENT
Setelah menyusuri danau Setu Babakan, kumparan juga berkunjung ke salah satu zona yang dinamakan Zona Embrio yang menjadi tempat awal atau cikal bakal dari Setu Babakan ini sendiri.
Di tempat ini kamu dapat menemukan bangunan yang merupakan sebuah wisma dan juga sebuah lapangan berisi beragam wahana permainan layaknya sebuah pasar malam. Seperti komedi putar dan sebagainya. Tempat ini sendiri tampak sedang dirapikan dan dilakukan pembangunan. Sesampainya di tempat ini, perjalanan kumparan menyusuri Setu Babakan pun usai.
Buat kamu yang ingin berkunjung ke Setu Babakan , tempat ini dibuka untuk umum setiap hari dan pengunjung juga tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis. Bagi mereka yang membawa kendaraan pribadi, para pengunjung akan dikenakan biaya parkir kendaraan.
ADVERTISEMENT
Setu Babakan menjadi salah satu kawasan di Jakarta yang masih sangat asri karena selain berada di dekat danau, masih ada banyak pepohonan di sekitar yang membuat udara di sini terasa cukup segar apalagi di pagi hari.
Berbagai kegiatan dapat kamu lakukan di tempat ini, selain berwisata kuliner khas Betawi, kamu juga bisa mengitari danau dengan sepeda air ataupun perahu naga yang disewakan bagi pengunjung. Sedangkan di saat weekend, Setu Babakan juga dimeriahkan dengan berbagai acara kesenian dan budaya Betawi yang tentunya menarik untuk dikunjungi.
Siap untuk menyelami sejarah Betawi di Setu Babakan ?