Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jika kamu ingin merasakan suasana Nyepi di Bali , tapi tidak siap kalau harus berada di dalam rumah selama 24 jam berturut-turut, mungkin berpartisipasi dalam program yang diadakan Ayana Resort Bali bisa jadi pilihan.
ADVERTISEMENT
Pada 10-12 Maret 2024 lalu, Ayana Resort Bali mengundang tamu untuk merasakan pengalaman Nyepi di resor seluas 90 hektare di Jimbaran itu.
Kumparan ikut merasakan pengalaman itu dengan menginap di One Bedroom Ocean View Cilff Villa selama tiga malam.
Di malam pertama, kumparan menikmati hidangan seafood khas Jimbaran dalam welcoming dinner di Sami Sami Restaurant. Seharusnya makan malam ini diadakan di KISIK Lounge and Seafood Restaurant, namun hujan membuat makan malam itu dipindah ke Sami Sami.
Berpusat di Museum SAKA
Keesokan harinya pada 10 Maret 2024, pengalaman merasakan tradisi Nyepi bagi kumparan dan tamu undangan dipusatkan di Museum SAKA.
Museum SAKA merupakan museum yang didirikan untuk menghormati Hari Raya Nyepi di Bali. Di dalamnya ada koleksi ogoh-ogoh, hingga naskah kuno yang ditulis di lontar.
ADVERTISEMENT
Begitu masuk di museum ini, kumparan disambut oleh puisi soal Nyepi karya James Bennett, kurator asal Australia.
Bennett menulis puisi itu dalam bahasa Indonesia, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Mandarin, Korea Selatan, dan Jepang. Puisi itu terpampang memanjang di dinding, ditembakkan oleh proyektor.
Di museum ini ada pusat pembelajaran. Para tamu digiring ke sana untuk menonton film dokumenter singkat soal Hari Raya Nyepi. Setelah menonton film tersebut, ada sesi ceramah dari Profesor I Made Bandem dan anaknya Marlowe Bandem. Keduanya merupakan budayawan terkemuka.
Baik film dokumenter maupun ceramah dari keluarga Bandem membantu tamu untuk memahami makna budaya Nyepi dengan lebih mendalam. Misalnya, memahami bahwa rangkaian tradisi yang mendahului Nyepi dan larangan-larangan ketat saat hari Nyepi, dimaksudkan untuk membersihkan diri dari keburukan untuk memulai tahun yang baru.
Di akhir sesi ceramah, tamu undangan mendapatkan kesempatan mencoba meditasi dalam keheningan, mengintrospeksi pengalaman-pengalaman tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Introspeksi melihat waktu-waktu ke belakang memang lekat dengan Nyepi, karena Hari Raya Nyepi sendiri merupakan tahun baru kalender Saka.
Parade Ogoh-Ogoh
Satu hari menjelang perayaan Nyepi, ada Upacara Pangrupukan. Pada upacara ini, masyarakat Bali mengarak ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh merupakan patung Bathara Kala–raksasa yang merupakan simbol dari sifat keburukan manusia. Dengan mengarak ogoh-ogoh, warga Bali berharap mereka dijauhkan dari sifat buruk itu.
Ini yang juga dilakukan di Ayana Resort satu hari menjelang Hari Raya Nyepi. Pengelola hotel membuat dua ogoh-ogoh, bekerja sama dengan warga setempat. Ogoh-ogoh itu diarak dari lobi Ayana Resort menuju museum Saka.
Jalan dari lobi Ayana Resort hingga Museum SAKA dibuat meriah oleh bebunyian gamelan Bali yang mengiringi pengarakan ogoh-ogoh tersebut.
ADVERTISEMENT
Belum cukup sampai di situ, petangnya para tamu diajak untuk menikmati masakan lokal Bali, sambil disuguhi tari Kecak di Ballroom Ayana Bali. Saat langit sudah gelap, ada pula pertunjukkan fire dance di halaman ballroom.
Menikmati Nyepi di Ayana
Saat Hari Raya Nyepi tiba, Bali hening. Tidak ada kendaran berlalu lalang, warga tinggal di dalam rumah. Namun, di Ayana Resort, tamu hotel masih bisa beraktivitas seperti biasa. Restoran masih buka. Hanya beach club dan bar yang tutup.
Jika ingin mengikuti saran budayawan Marlowe Bandem yang memberikan ceramah di Museum SAKA, momen Nyepi ini bisa dimanfaatkan untuk menyendiri dan berfleksi.
Apalagi, tempat kumparan menginap, one bedroom ocean view villa, menyediakan suasana yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Vila privat itu berdiri di lahan seluas 500 meter persegi. Tersedia kolam renang dan gazebo privat, di samping fasilitas-fasilitas bintang lima lainnya. Desain interior dan eksterior vila ini menimbulkan suasana tenang.
Selain menikmati ketenangan, tamu juga punya pilihan untuk memanjakan diri dengan fasilitas spa, mulai dari massage hingga talassotherapy.
Saat hari mulai gelap, barulah suasana Nyepi terasa. Sebab, hotel menggunakan penerangan seminimal mungkin untuk menghormati Nyepi.
Dengan suasana gelap seperti ini, tamu bisa menikmati sesi memandang bintang di padang rumput Hotel RIMBA, juga di Luna rooftop bar, yang tidak beroperasi untuk menghormati Nyepi.
Sebuah pilihan yang cocok untuk menutup hari–memandangi bintang menyala terang sambil berbincang dengan rekan.
Tertarik untuk menikmati pengalaman ini tahun depan?
ADVERTISEMENT