news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mesir Akan Pindahkan Ibu Kota, Kairo Berbenah Jadi Destinasi Wisata

1 Oktober 2021 8:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi patung Sphinx di Mesir Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patung Sphinx di Mesir Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Mesir akan memindahkan Ibu Kotanya di gurun timur Kairo. Sementara itu, Kota Kairo akan melakukan pembenahan sebelum diresmikan sebagai destinasi wisata di negeri Timur Tengah itu.
ADVERTISEMENT
Mesir terus melakukan proyek revitalisasi guna mengembalikan denyut Kota Kairo, situs warisan dunia berusia ribuan tahun yang identik dengan kisah Seribu Satu Malam.
Dilansir Reuters, proyek revitalisasi tersebut bertujuan untuk merevitalisasi dan mempromosikan Kairo sebagai kota wisata. Sementara pemerintah bersiap untuk pindah ke ibu kota baru yang futuristik di kawasan utara.
Hal ini memberikan semangat baru bagi para arsitek dan pelaku restorasi bangunan bersejarah, untuk menyelamatkan gedung-gedung tua yang mereka khawatirkan akan hilang, karena urusan birokrasi, korupsi pejabat, dan kendala hukum.
Bangunan di ibu kota baru Mesir (NAC) timur Kairo, Mesir, Mesir 8 Maret 2021. Foto: MOHAMED ABD EL GHANY
Kota wisata itu akan membangun apartemen bertingkat di atas tanah kosong dekat Kairo. Koordinator Utama, Mohammed Elkhatib, mengatakan bahwa apartemen itu nantinya akan merelokasi penduduk dan pengusaha selama kota tersebut dipulihkan.
ADVERTISEMENT
"Untuk pertama kali anggaran tidak dipermasalahkan," kata Elkhatib, tanpa memberikan perkiraan dana.
"Mereka (pemerintah) memberi tahu saya bahwa anggaran apa pun untuk pembangunan kembali Historic Cairo (Kairo Bersejarah) akan disetujui," lanjutnya.
Pekerja akan segera mulai memperbaiki fasad bangunan tua, termasuk yang tidak terdaftar secara resmi sebagai bangunan bersejarah. Hal ini dilakukan agar pemandangan Kairo nampak sama seperti ribuan tahun yang lalu.
Suasana proyek pembangunan ibu kota baru Mesir (NAC) timur Kairo, Mesir, Mesir 8 Maret 2021. Foto: MOHAMED ABD EL GHANY
Rencana tersebut juga melibatkan konversi beberapa wikala atau karavan kota, menjadi hotel butik, sebuah ide yang terbukti sukses di wilayah lain di Timur Tengah.
"Kami sebenarnya sudah mulai menggarap sebidang tanah. Negosiasi dengan warga telah berakhir dan kami telah mulai membangun," kata Elkhatib.
Dalam tahap awal, pemerintah akan merenovasi sekitar 10 persen dari area tersebut dalam fase dua tahun. Selain itu, Mesir juga tengah mempelajari proposal membuat satu entitas untuk Kairo yang bersejarah dengan luas sekitar 30 km persegi.
ADVERTISEMENT

Pesona Kota Bersejarah

Ilustrasi patung Sphinx di Mesir Foto: Shutter Stock
Sebagian besar pekerjaan awal akan fokus pada pemulihan distrik di sekitar tiga gerbang besar yang dibangun oleh dinasti Fatimiyah Tunisia, yang memerintah selama dua abad setelah tentaranya menaklukkan Kairo pada 969 Masehi.
Salah satunya gerbang Bab Zuwelya dan jalan Habbaniya di Selatan, destinasi yang memberikan pemandangan nyata kisah Seribu Satu Malam. Revitalisasi ini tidak menghilangkan identitas Kota Kairo yang sarat akan sejarah, bangunan yang padat, kios kerajinan, dan pasar tradisional.
"Hanya sedikit kota di dunia yang memiliki begitu banyak area bersejarah berusia kuno," kata Jeff Allen dari World Monuments Fund, yang bekerja di kompleks keagamaan Sufi abad ke-16 di selatan Bab al-Zuwaila.
Suasana proyek pembangunan ibu kota baru Mesir (NAC) timur Kairo, Mesir, Mesir 8 Maret 2021. Foto: MOHAMED ABD EL GHANY
Beberapa arsitek dan pelaku restorasi juga mengkhawatirkan kerumitan dan biaya pemugaran, dan kemungkinan hal itu dapat menyebabkan "Disneyfikasi". Namun Elkhatib mengatakan karakter daerah akan tetap dipertahankan.
ADVERTISEMENT
Alaa al-Habashi, seorang arsitek dan pemulih bangunan bersejarah yang berspesialisasi dalam arsitektur Islam, sekaligus diminta untuk membantu menyusun rencana restorasi Kairo, mengatakan pemerintah saat ini juga tengah mempertimbangkan pengembangan penduduk, kerajinan tangan, dan infrastruktur bersejarah, sehingga tak hanya fokus pada bangunan saja.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).