Milenial dan Gen Z Jadi Pasar Potensial, Kemenparekraf: Harus Disayang

16 Desember 2022 16:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi traveler bahagia yang traveling dengan smartphone. Foto: Tom Wang/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi traveler bahagia yang traveling dengan smartphone. Foto: Tom Wang/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Traveling menjadi salah satu kegiatan yang digemari banyak orang. Baik tua, muda, ataupun anak-anak, pasti akan sangat senang ketika diajak traveling.
ADVERTISEMENT
Menariknya, traveling ternyata menjadi kegiatan yang digandrungi para kaum milenial dan Gen Z. Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini, mengatakan Gen Z dan milenial merupakan pasar potensial bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf). Hal itu dikarenakan adanya pergeseran paradigma dalam traveling.
Ilustrasi traveler yang traveling di perkotaan sambil melihat smartphone. Foto: kitzcorner/Shutterstock
"Bappenas menyampaikan ada paradigma baru di dalam pariwisata dari dinas dan industri, di mana (traveler) mengedepankan pariwisata yang berkualitas atau experience yang dicari. Mereka tak hanya datang atau leyeh-leyeh di pantai atau di hotel, tetapi sekarang lebih dari itu," kata Ni Made Ayu, di sela-sela acara Rakornas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan tema "Transformasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Inklusif dan Berkelanjutan," di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (16/12).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ni Made Ayu mengatakan bahwa generasi milenial dan Gen Z merupakan next generation traveler atau wisatawan generasi baru.
"Generasi milenial adalah hanging fruit, namun generasi z adalah konsumen masa depan yang perlu dikenali dan mulai dikenalkan kepada citra Indonesia sebagai destinasi yang relevan dengan mereka," lanjutnya.
Ilustrasi milenial traveling bersama ibunya Foto: Shutter Stock
Menariknya, Gen Z dan milenial juga saat ini menjadi salah satu penyumbang pasar terbesar, khususnya bagi wisatawan domestik.
"Dari IDN User Institute 3 bulan lalu mengadakan (acara) domestik travel. Kebanyakan dari mereka yang pergi usia 19 ataupun 21-25. Artinya mereka cocok untuk jadi duta wisata #DiIndonesiaAja, dari daerah atau industri, domestiknya lebih tinggi milenial dan Gen Z," ungkap Ni Made Ayu.
Apalagi, Gen Z dan milenial ternyata memiliki gaya traveling yang berbeda dari usia-usia lainnya. Selain selektif dalam memilih destinasi wisata, biasanya mereka juga cenderung mencari tempat yang bisa dijadikan konten menarik di media sosial.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat untuk menarik minat mereka dalam berwisata.
"Generasi Z sangat hati-hati dalam memilih destinasi wisata. Untuk promosi kita harus catchy, harus singkat, jelas, penuh gambar, dan jangan lama-lama, karena segmennya beda. Kalau milenial enggak mau," ujar Ni Made Ayu.
"Mereka eranya mobile first and digital savvy. Sekarang monetisasi TikToker itu kaya raya, semua punya mobile phone. Kalau enggak dapet (konten), enggak menarik, enggak dateng," lanjutnya.
Berbeda dengan usia lainnya, Gen Z dan milenial juga dinilai akan mempertimbangkan berbagai hal, termasuk transportasi ketika liburan.
"Kalau transportasinya murah dia berangkat, kalau flawless generation kalau kita nyebutnya kolonial ya, mahal sedikit enggak apa-apa, karena kita ingin ke sana, melihat event-nya. Kalau milenial sangat sensitif, 52 persennya naik mobil, baru naik kereta, atau lanjut naik pesawat," tutur Ni Made Ayu.
ADVERTISEMENT

Strategi Menarik Minat Gen Z dan Milenial

Ilustrasi traveler traveling di alam sambil membuka smartphone. Foto: A_B_C/Shutterstock
Oleh sebab itu, perempuan yang akrab disapa Bu Made tersebut mengatakan bahwa Kemenparekraf memberikan beberapa strategi untuk menarik minat kunjungan wisatawan milenial dan Gen Z. Beberapa strategi tersebut adalah BAS (Branding, Advertising, Selling), DOT (Destination, Origination, Time), hingga POSE (Paid Media, Own Media, Sosmed, Endorser).
"Branding diperkuat, kemudian advertising perlu sekali-sekali mengiklankan diri kita dengan baik dan tepat di berbagai media. Selling, nah ini ikut pameran sales mission pergi ke daerah lain, ajak TA (Travel Agent) dan TO (Tour Operator). Kemudian destinasi harus dibangun dan harus ada originasi dalam pasar," kata Ni Made Ayu.
Menyadari besarnya potensi wisatawan Gen Z dan Milenial, Ni Made Ayu pun berpesan bahwa mereka harus dilayani, disayangi, dan di-treatment dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Saya berpesan bahwa Milenial dan Gen Z, harus di-openi, disayang, dan diajak berpromosi wisata di Indonesia," pungkasnya.