Muncul Wabah Baru, China Tutup Seluruh Tempat Wisata di Mongolia Dalam

10 Juli 2020 8:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mongolia Dalam, China Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Mongolia Dalam, China Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Pemerintah China telah menutup seluruh tempat wisata di Mongolia Dalam setelah kasus wabah bubonic atau penyakit pes yang dikonfirmasi di wilayah tersebut. Kasus tersebut ditemukan di wilayah Bayannur, yang terletak di barat laut ibukota Beijing.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, lima titik di padang rumput Mongolia Dalam telah ditutup oleh pemerintah setempat untuk mencegah penyebaran wabah baru itu. Pemerintah telah mengeluarkan peringatan level tiga dari total empat level peringatan.
Mongolia Dalam, China Foto: Shutter stock
Pengunjung dilarang memasuki daerah yang terkena dampak pes dan mengunjungi wilayah sekitarnya. Pihak berwenang Mongolia Dalam juga telah memperketat penjagaan di lokasi wisata padang rumput atau sabana dan lainnya.
Pemerintah juga mengimbau kepada wisatawan agar tidak memberi makan atau menyentuh hewan liar. Di sisi lain, pemerintah setempat juga ingin mengurangi populasi tikus atau kutu yang mungkin membawa penyakit, menurut laporan Xinhua.
Kasus bubonic terbaru pertama kali dilaporkan sebagai dugaan adanya wabah pes pada Sabtu (4/7) di sebuah rumah sakit di Bayannur. Seorang pasien yang berprofesi sebagai pengembala kini sedang dalam karantina dan berada dalam kondisi stabil.
Mongolia Dalam, China Foto: Shutter stock
Setelah penggembala, kasus kedua dilaporkan dialami seorang remaja berusia 15 tahun yang melakukan kontak dengan marmut. Hingga saat ini, belum jelas bagaimana atau mengapa pasien itu bisa terinfeksi. Peringatan Level 3 dari China juga melarang masyarakat berburu dan memakan hewan yang bisa membawa wabah, seperti marmut.
ADVERTISEMENT
Penyakit pes yang dulunya disebut Black Death adalah wabah yang pernah menjadi pandemi paling mematikan di dunia. Pada abad ke-14, wabah Black Death membunuh sekitar 50 juta orang di Afrika, Asia, dan Eropa. Namun, saat ini penyakit tersebut sudah bisa dikendalikan dan mudah diobati.
Mongolia Dalam, China Foto: Shutter stock
Wabah yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini sekarang bisa ditangani dengan antibiotik. Gejalanya meliputi demam tinggi, menggigil, mual, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
Kasus penyakit pes muncul secara berkala di seluruh dunia. Seperti Madagaskar, di sana ada lebih dari 300 kasus selama wabah pada 2017. Lalu, pada Mei 2019, dua orang di negara Mongolia meninggal karena wabah, yang diduga muncul setelah seseorang memakan daging marmut, sejenis tikus, dalam keadaan mentah.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)