Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.81.0
Museum Yahudi Pertama di Singapura Kini Resmi Dibuka untuk Umum
6 Desember 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Sinagoge Maghain Aboth ini memiliki satu lantai dan dibangun pada tahun 1878. Tempat ini selama bertahun-tahun dibangun menjadi lebih besar lagi dan dijadikan pusat aktivitas Yahudi.
Dilansir Strait Times, Sinagoge Maghain Aboth menjadi tuan rumah peluncuran museum Yahudi pertama di Singapura, pada Kamis, (2/12) lalu.
Di Museum Yahudi ini terdapat hasil penelusuran sejarah selama 200 tahun orang Yahudi yang berada di Singapura. Museum tersebut terletak di lantai pertama, Jacob Ballas Centre, Waterloo Street, Singapura.
Sekitar tiga tahun lalu museum ini pertama kali dibuat konsepnya, dan rencananya akan diluncurkan bersamaan dengan Singapore Bicentennial pada 2019, namun tertunda hingga sekarang.
Apa Isi dari Museum Yahudi di Singapura?
Museum itu menceritakan bagaimana kedatangan komunitas Yahudi di Singapura, pada awal 1800-an hingga Maret 2021. Cerita tersebut akan memfokuskan kepada beberapa tokoh penting, sehingga dibuat panel dedikasi.
ADVERTISEMENT
Tokoh-tokoh tersebut adalah Kepala Menteri Singapura Pr-kemerdekaan (1955-1956), Mr David Marshall, dermawan dari pusat Jacob Ballas, Mr Jacob Ballas yang juga menjadi ketua Bursa Efek Malaysia dan Singapura (1964-1967).
Selain itu, ada juga tokoh lainnya seperti mantan hakim Mahkamah, Agung Joseph Grimberg, ahli bedah perintis, Yahya Cohen, dan Sir Manasseh Meyer, seorang pengusaha terkemuka yang namanya menghiasi salah satu bangunan di kampus Bukit Timah National University of Singapore.
Presiden Dewan Kesejahteraan Yahudi, Nash Benjamin, mengatakan populasi orang Yahudi di Singapura kini berjumlah kisaran 2 ribu hingga 3 ribu orang.
"Komunitas Yahudi Singapura adalah komunitas Yahudi tertua yang masih ada di Asia Tenggara, yang sayangnya telah menyaksikan hilangnya berbagai komunitas Yahudi," ujar Benjamin.
ADVERTISEMENT
Museum ini dibuka secara gratis untuk umum, tetapi pengunjung harus membuat janji untuk mengunjunginya. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs https://singaporejews.com/museum/.