Ngaben Hingga Mumifikasi, Ini 7 Tradisi Pemakaman Terunik di Indonesia

25 Januari 2021 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desa Trunyan di Bali Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Desa Trunyan di Bali Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pemakaman menjadi sebuah proses akhir untuk mengantarkan seseorang yang sudah meninggal dunia ke tempat peristirahatan terakhirnya. Selain diiringi isak tangis dan kesedihan, beberapa daerah di Indonesia ternyata memiliki sebuah tradisi pemakaman untuk melakukan penghormatan terakhir.
ADVERTISEMENT
Tradisi atau ritual pemakaman tersebut dilakukan sebagai simbol ikhlas dalam melepaskan sanak saudara atau keluarga yang meninggal dunia.
Berikut kumparan rangkum tujuh tradisi pemakaman yang hadir di Indonesia:

1. Ngaben, Bali

Ngaben Keluarga Puri Ubud Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana
Salah satu tradisi pemakaman yang terkenal unik di Indonesia adalah Ngaben. Tradisi yang dilakukan penduduk di Pulau Dewata itu merupakan salah satu aktivitas budaya masyarakat yang menjelma jadi atraksi unik bagi wisatawan dalam dan luar negeri.
Dalam upacara Ngaben, jenazah akan dibakar dalam sebuah patung. Patung yang digunakan umumnya berbentuk lembu.
Upacara pembakaran ini dilakukan untuk melepas roh manusia dari segala hal duniawi, sekaligus simbol ikhlas keluarga untuk melepas kepergian. Ngaben juga berguna untuk mengembalikan unsur Panca Maha Butha ke alam semesta.
ADVERTISEMENT
Dalam acara pemakaman, jenazah tak hanya dibakar dalam patung, tetapi juga dibakar dengan bunga dan persembahan lainnya.

2. Mepasah, Bali

Tengkorak di Desa Trunyan Foto: Dok. Wikimedia Commons
Masih dari Bali, sebuah desa bernama Trunyan, Kintamani, punya ritual unik lain untuk memakamkan sanak saudaranya yang meninggal. Yaitu dengan membiarkan jenazah berada di alam terbuka atau diberi nama Mepasah.
Dalam tradisi Mepasah, jenazah akan diletakkan di dalam lubang sedalam 10-20 sentimeter dekat pohon Taru Menyan. Jenazah tersebut akan diberikan penghalang bambu berbentuk segitiga yang dinamai Ancak Saji.
Salah satu aturan dalam tradisi Mepasah, yaitu hanya diperuntukkan bagi mereka yang meninggal dengan wajar.
Sebelum diletakkan di dekat pohon, jenazah harus melalui sebuah upacara pembersihan yang akan dilanjutkan dengan pemandian menggunakan air hujan. Uniknya, jenazah tersebut nantinya akan membusuk seiring dengan waktu tanpa menimbulkan bau busuk.
ADVERTISEMENT

3. Mumifikasi, Suku Asmat, Papua

Tradisi pemakaman melalui proses mumifikasi enggak hanya kamu temukan di Mesir. Tetapi, di Indonesia kamu juga bisa menemukan tradisi pemakaman unik semacam ini pada Suku Asmat di Papua.
Proses mumifikasi adalah tradisi pemakaman unik yang biasa dilakukan suku ini kepada seseorang yang telah meninggal. Mumifikasi sendiri merupakan proses pengawetan tubuh manusia dengan cara menghilangkan kelembapan dalam tubuh.
Proses pemakaman seperti ini hanya dilakukan pada orang-orang tertentu, lho, seperti kepala suku atau panglima perang. Caranya, jasad orang yang sudah meninggal akan diolesi ramuan alami dan ditaruh di atas perapian dengan tujuan agar terkena asap.
Nah, asap inilah yang akan membantu proses mumifikasi jasad tersebut. Menariknya, proses mumifikasi ini dilakukan dengan mendudukkan jasad.
ADVERTISEMENT
Kemudian jasad yang telah melalui proses mumifikasiakan disimpan di dalam rumah dan dikeluarkan sewaktu ada acara tertentu seperti ritual adat atau datangnya tamu. Hal ini bertujuan untuk mengenang keberadaan mereka sebagai orang yang berpengaruh di dalam suku.

4. Waruga Sawangan, Minahasa

Situs megalitikum waruga, kuburan batu orang Minahasa Foto: Dok. Istimew
Tradisi Waruga Sawangan merupakan tradisi pemakaman kuno yang dilakukan oleh Suku Minahasa. Berasal dari dua kata, yaitu 'Waru' yang berarti 'Rumah' dan 'Ruga' yang diartikan sebagai 'Raga'.
Jenazah dimakamkan dalam posisi duduk melipat lutut, seperti bayi dalam kandungan di dalam Rumah Raga tersebut. Suku Minahasa percaya bahwa dalam posisi seperti itulah seharusnya manusia kembali pada sang pencipta.
Kata Waruga Sawangan sendiri berasal dari lokasi Waruga yang berada di Desa Sawangan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Sedangkan Waruga atau Rumah Raga merupakan tempat pemakaman yang berbentuk sarkofagus berbahan batu.
ADVERTISEMENT
Waruga Sawangan digunakan pada abad 9 Masehi dan berakhir pada tahun 1800-an, karena dianggap menyebarkan penyakit tifus dan kolera oleh pemerintah Belanda saat itu.
Saat ini Waruga Sawangan tak lagi menjadi tempat pemakaman, tetapi cagar budaya sekaligus spot Instagramable bagi pemburu feed Instagram.

5. Passiliran, Tana Toraja

Passiliran, pohon yang digunakan untuk mengubur bayi sesuai kepercayaan nenek moyang Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selain Rambu Solo, Toraja juga punya tradisi pemakaman unik, yaitu Passiliran. Passiliran sendiri adalah tradisi untuk memakamkan bayi yang telah meninggal.
Tentunya hal ini juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Bayi yang belum genap berusia 6 bulan dan belum memiliki gigi akan menjalani proses pemakaman ini.
Bayi yang meninggal akan ditaruh di lubang pohon. Pohon yang digunakan adalah pohon tarra. Konon, pohon tersebut dipilih masyarakat Toraja pada masa lampau untuk menguburkan anak-anak mereka yang masih bayi.
ADVERTISEMENT
Terutama mereka yang menganut kepercayaan nenek moyang atau yang lebih dikenal sebagai Aluk Todolo. Sebab, menurut kepercayaan nenek moyang, bayi-bayi yang belum tumbuh gigi harus dikubur dalam pohon, agar jiwanya bisa selamat mencapai alam baka.

6. Brobosan, Jawa Timur

Dari Jawa Timur, terdapat sebuah ritual pemakaman unik bernama Brobosan yang dilakukan dengan cara berjalan mondar-mandir sebanyak tiga kali.
Brobosan merupakan ritual unik yang menyimbolkan sebuah bentuk penghormatan terhadap jasa mendiang semasa hidup di dunia. Dilakukan sebelum berangkat ke pemakaman, seluruh anggota keluarga akan berjalan secara berurutan melewati peti mati yang berada di atas mereka.
Brobosan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan keranda, menerobos bagian bawah keranda jenazah yang diangkat tinggi-tinggi. Selain menyimbolkan penghormatan pada mendiang, Brobosan dilakukan untuk menghormati tuah atau ilmu dan mengambilnya dari jenazah, sehingga tuah tersebut dapat menurun ke anak-anaknya.
ADVERTISEMENT

7. Kuburan di Atas Tanah Dayak Banuaq, Kalimantan

Suku Dayak Foto: Antara Foto/Zabur Karuru
Terakhir, tradisi pemakaman unik di Indonesia juga bisa kamu temui di daerah Kalimantan. Masyarakat Dayak Banuaq di Kalimantan tidak melakukan penguburan terhadap jenazah keluarga atau sanak saudaranya yang meninggal.
Sebaliknya, jenazah tersebut akan dimasukkan ke dalam kayu berbentuk bulat dan digantung di sekitar rumah, hingga akhirnya berubah menjadi tumpukan tulang. Setelah menjadi tulang, jenazah akan dimasukkan ke dalam kotak kayu ulin yang disangga beberapa tiang.
Masyarakat Dayak Banuaq percaya bahwa tempat 'menyimpan' jenazah ini akan menjadi tempat roh jenazah akan bersemayam.
Sebelum dipindahkan ke dalam kotak kayu ulin, jenazah akan melalui sebuah upacara pemberkatan. Upacara tersebut akan dipenuhi dengan nyanyi-nyanyian yang mendoakan mendiang yang telah meninggal.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)