Nostalgia Keliling Pulau Bangka dengan Mobil Klasik Pownis

18 April 2019 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Museum Timah Indonesia Pangkal Pinang Muhamad Taufik bersama mobil Pownis Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Museum Timah Indonesia Pangkal Pinang Muhamad Taufik bersama mobil Pownis Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama mobil Pownis mungkin tidak terlalu awam di telingamu, tapi tidak bagi penduduk Pulau Bangka, dan orang-orang yang pernah tinggal di sana. Mobil klasik dengan cat warna merah tersebut menyimpan beragam kisah, serta sejarah panjang masyarakat setempat dalam menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENT
kumparan tak sengaja menemukannya dalam sebuah pameran mobil klasik yang digelar di JIEXPO Kemayoran beberapa waktu lalu. Di antara mobil lainnya, mobil Pownis menarik perhatian, karena desainnya yang berbeda dengan mobil kebanyakan.
Tampak samping mobil Pownis. Pintunya terbuat dari kayu Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Sekilas mobil Pownis terlihat seperti mobil van biasa. Tapi apabila dilihat lebih dekat, kamu akan menemukan beberapa perbedaan dengan mobil pada umumnya, seperti sandaran kursi dari kayu, jendela tanpa kaca yang dilapisi dengan plastik bening, hingga pintu kayu yang dilapis triplek.
Di area depan mobil Pownis, terlihat seorang bapak yang memberikan informasi bagi para pengunjung, lengkap dengan brosur wisata Kota Bangka. Muhamad Taufik namanya. Ia adalah Kepala Museum Timah Indonesia Pangkalpinang yang membawa Pownis langsung dari tempat asalnya menuju ibu kota.
Jendelanya terbuat dari kayu dan dilapisi dengan plastik bukan kaca Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Saat berbincang-bincang dengan kumparan, Taufik bercerita bahwa mobil Pownis memiliki nilai sejarah penting bagi penduduk Bangka. Menurut penuturannya, tak sedikit pengunjung yang terkagum-kagum saat melihat mobil ini menjadi salah satu mobil klasik yang dipamerkan.
ADVERTISEMENT
Apalagi bagi mereka yang pernah tinggal di Bangka dan merasakan sendiri pengalaman menunggangi Pownis saat masih berada di Kota Timah itu.
"Banyak pengunjung yang emosi sekaligus antusias waktu melihat mobil Pownis. Mereka bilang, 'Wah, mobil ini dulu yang saya naiki waktu sekolah', atau misalnya, 'Saya ingat banget dulu mesti nunggu lama buat ke pasar karena nungguin ini'. Mereka jadi pada nostalgia, ternyata pengunjung itu orang-orang China Bangka yang sekarang sudah merantau dan menetap di Jakarta," kata Taufik, menjelaskan dengan mata berbinar.
Mobil Pownis, transportasi kaya sejarah penduduk Bangka Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Nama Pownis berasal dari singkatan Persatuan Oto Warga Negara Indonesia Sungai Liat. Mobil Pownis sebenarnya adalah mobil pick-up bermerek Mitsubishi dengan tipe Colt Diesel PS 100 yang dimodifikasi menjadi transportasi umum bagi warga dari Pangkalpinang menuju Sungai Liat dan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
"Pownis dulunya jadi transportasi untuk mengangkut penumpang dari Pangkalpinang ke Sungai Liat, jaraknya kurang lebih sekitar 30 kilometer per hari dengan durasi perjalanan sekitar 30-45 menit setiap tripnya," tutur Taufik.
Sandaran kursi dibuat dari kayu dan bangkunya juga hasil kreasi sang pemilik Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Pownis hadir sekitar tahun 1950-an di Kota Bangka, dan kemudian mulai menghilang pada tahun 2000, tersisih akibat hadirnya kendaraan lain. Mobil Pownis dulunya dimiliki oleh penduduk keturunan Tionghoa yang didatangkan secara khusus oleh Belanda untuk menambang timah pada tahun 1917 silam.
Penduduk Tionghoa sengaja didatangkan langsung dari China, karena mereka telah dianggap berpengalaman untuk menambang timah. Sebab sejak tahun 1700 SM, timah telah ditambang sebagai komoditas penting di Negeri Tirai Bambu.
"Jadi oleh Belanda mereka dianggap sudah berpengalaman. Dulu mereka lebih dikenal sebagai kuli parit dan yang didatangkan juga laki-laki, sehingga akhirnya mereka pun menikah dengan penduduk pribumi. Itulah asal-usul nenek moyang kita dulunya. Itu sebabnya di daerah Bangka, Belitung, dan Palembang banyak keturunan Tionghoa. Suku Melayunya juga agak mirip (keturunan Tionghoa)," jelasnya.
Kepala Museum Timah Indonesia Pangkalpinang di depan mobil Pownis Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Ia juga bercerita bahwa saat Pownis berjaya sebagai transportasi umum, supir-supir mobil Pownis biasanya akan memiliki tingkat hidup yang lebih baik dari pada masyarakat sekitarnya, sehingga pada zaman itu, ada banyak orang yang ingin menjadi supir Pownis. Namun, setelah tahun 2000, Pownis mulai absen dari jalanan.
ADVERTISEMENT
Kini mobil Pownis di Kota Bangka mulai beroperasi secara spesial. Mobil merah hasil modifikasi masyarakat itu kini menjadi bus city tour bagi kamu yang hendak menyambangi ragam destinasi wisata yang ditawarkan Bangka.
"Karena kendaraan Pownis tidak beroperasi lagi, akhirnya oleh PT Timah dicari untuk dijadikan kendaraan pendukung City Tour agar bisa menarik wisatawan dan mendukung program wisata. Ada dua unit yang paling bagus yang PT Timah dapatkan dan tempatkan di Museum Timah," ungkapnya.
Museum Timah Indonesia Pangkalpinang di Pulau Bangka Foto: Shutter Stock
Ada 15 titik yang bisa kamu kunjungi saat berkeliling menggunakan mobil Pownis. Perjalanan akan dimulai dari Museum Timah Indonesia Pangkalpinang yang kemudian dilanjutkan menuju menara air minum peninggalan Belanda yang ada di Bukit Baru.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, pengunjung akan diajak menyambangi RS Bhakti Timah, Taman Sari atau Wilhemina Park, terminal Pownis yang sekarang sudah jadi Ramayana, kelenteng, pekuburan Belanda, masjid terbesar di Pangkalpinang, GPIB Maranatha, Panti Wangka, dan Rumah Residen, lalu kembali ke Museum Timah Indonesia Pangkalpinang.
Walau jadul, untuk masalah keamanan, kamu tak perlu khawatir. Karena pihak pengelola Museum Timah Indonesia Pangkalpinang selalu melakukan kontrol terhadap safety kendaraan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, atas alasan keamanan, jarak perjalanan mobil Pownis kini pun tak sejauh dulu, karena hanya berkeliling di tengah kota saja.
Menariknya tur menggunakan mobil Pownis juga tidak dikenakan biaya alias gratis. Bagi yang berminat mencoba berpetualang di tengah Kota Bangka dengan mobil Pownis, kamu bisa langsung saja mendatangi Museum Timah Indonesia Pangkalpinang yang berada di Jalan Ahmad Yani.
Tampak depan mobil Pownis Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Mobil-mobil tersebut biasanya standby beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu, dan hari khusus sesuai permintaan, kecuali hari Jumat. Tak hanya itu, bagi kamu yang memiliki adik kecil yang ingin mencoba berkeliling di Kota Bangka, mobil Pownis juga memberikan layanan antar-jemput sesuai kesepakatan antara pengunjung dengan pihak pengelola.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, tertarik menembus waktu sambil berkeliling Kota Bangka menggunakan mobil klasik Pownis?