Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Kamu pasti sudah sering mendengar atraksi wisata ekstrem yang satu ini. Ya, bungee jumping merupakan salah satu atraksi favorit bagi mereka yang suka memacu adrenalin.
ADVERTISEMENT
Bungee jumping atau terjun lenting merupakan kegiatan melompat dari ketinggian tertentu, dengan hanya bermodalkan seutas tali lentur yang diikat di bagian tubuh atau pergelangan kaki. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan di tempat-tempat yang di bawahnya terdapat air mengalir atau sungai-sungai.
Tapi, tahukah kamu ternyata bungee jumping telah dilakukan sejak dahulu dan menjadi salah satu tradisi suku ini, lho? Tradisi satu ini hanya bisa kamu temukan di Vanuatu.
Serupa tapi tak sama, nagol merupakan tradisi Suku Vanuatu di Pulau Pantecost, sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Australia dan sekarang menjadi bagian negara Vanuatu .
Dilansir Vanuatu Tourism Office, nagol merupakan tradisi melompat dari atas ketinggian yang terbilang ekstrem dan menantang maut.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Para Suku Vanuatu akan melompat dari atas menara kayu setinggi 30 meter yang mereka buat.
Lebih gregetnya lagi, kalau bungee jumping dilakukan di atas permukaan sungai atau air, nagol hanya mempersiapkan tanah keras sebagai tempat pendaratan. Tradisi ini pun juga disebut sebagai land diving.
Pria yang ingin menunjukkan kedewasaannya harus berani memanjat ke atas menara dan melompat ke bawah tanah hanya dengan bermodalkan seutas tali yang dibuat dari tanaman rambat. Bahkan, mereka juga tak mengenakan pelindung apa pun. Oleh sebab itu, ritual ini sangat ekstrem karena bisa saja mengancam nyawa mereka.
Meski terbilang ekstrem, ritual nagol bukanlah kegiatan biasa. Tradisi ini diadakan setiap tahun untuk menunjukkan kedewasaan para pria Vanuatu.
ADVERTISEMENT
Sembari menunggu peserta nagol sampai di atas menara, ada tradisi meneriakkan nyanyian dalam bahasa daerah dari penduduk. Nyanyian ini hanya akan dilakukan pria-pria yang memakai baju adat, berupa penutup alat kemaluan seperti koteka.
Saat mereka tiba di atas, suasana akan berubah menjadi hening dan mereka yang melompat biasanya akan menyampaikan pesan terakhirnya. Hal tersebut dilakukan kalau-kalau mereka tidak selamat saat mendarat.
Sebelum melakukan tradisi tersebut, ada beberapa ketentuan dan pantangan tertentu. Pada malam sebelum nagol dilaksanakan, para peserta akan tidur di bawah menara supaya roh-roh jahat tidak mendekat.
Selain itu, bagi yang sudah berkeluarga, mereka tidak boleh berhubungan suami-istri pada hari sebelum nagol dilakukan. Mereka percaya jika hal tersebut akan mendatangkan kesialan saat mengikuti nagol.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di situ, rupanya ada teknik tersendiri untuk bisa selamat dari bungee jumping kematian ini. Peserta yang melakukan nagol harus mendarat bagian dada dan perut, sehingga tak mencederai organ vital.
Mereka percaya bahwa setelah terjun dari ketinggian dan seseorang menyentuhkan bahunya ke atas tanah, maka tanah tersebut akan menjadi lebih subur.
Hal inilah yang membuat nagol biasanya akan dilakukan pada bulan April hingga Juni yang juga menjadi masa panen ubi di Pulau Pantecost.
Meski terkenal ekstrem, tradisi bungee jumping ala Suku Vanuatu ini pun menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu wisatawan. Mereka yang ingin menonton tradisi ini harus mendaftarkan diri mereka melalui agen perjalanan khusus.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
ADVERTISEMENT