Nyi Roro Kidul Disebut Keturunan Batak, Apa Kata Budayawan?

24 April 2021 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Nyi Roro Kidul di Pantai Nusa Dua, Bali. Foto: Dok, Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Patung Nyi Roro Kidul di Pantai Nusa Dua, Bali. Foto: Dok, Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nyi Roro Kidul merupakan salah satu cerita rakyat yang melegenda, khususnya bagi masyarakat Jawa. Ia dianggap sebagai ratu yang menjadi penguasa Laut Selatan atau Samudera Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Nyi Roro Kidul sudah sejak dulu menjadi teka-teki. Terkait asal-usul, misalnya. Ada banyak versi soal dari mana keberadaan Nyi Roro Kidul sebenarnya berasal. Salah satu mitos yang paling populer adalah tentang identitas Nyi Roro Kidul sebagai keturunan Raja Airlangga dari Kahuripan.
Selain sebagai keturunan Raja Airlangga, beberapa versi menyebut bahwa Nyi Roro Kidul merupakan keturunan suku Batak, Sumatra Utara. Ia diyakini sebagai cucu dari generasi pertama Raja Batak. Mitos tersebut tentu menjadi tanda tanya, terlebih keberadaan dan penampilan sang ratu yang digambarkan selama ini.
Nyi Roro Kidul Foto: Dok. KR Jogja
Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Budaya Batak Universitas HKBP Nommensen, Manguji Nababan, sekaligus budayawan ini mengatakan bahwa dalam mitos masyarakat Batak, Nyi Roro Kidul dikenal sebagai Si Boru Biding Laut, Puteri pertama dari Guru Tatea Bulan, putera Raja Batak.
ADVERTISEMENT
Si Boru Biding Laut sendiri memiliki arti 'Si Wanita Penyebrang Laut' atau penakluk laut. Manguji menyebut bahwa Guru Tatea Bulan memiliki 10 anak yang terdiri dari 5 putera dan 5 puteri. Menurut perhitungan silsilah Batak, sang Ratu Pantai Selatan itu saat ini sudah berusia 750 tahun.
''Usianya, menurut silsilah orang batak itu paling tidak Nyi Roro Kidul berusia 750 tahun. Dan si boru biding laut itu adalah silsilah dari gagak batak, lalu gagak batak ini memperanakkan dua laki-laki, yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Sumbaon,'' kata Manguji saat dihubungi kumparan, Sabtu (24/4).
Foto aerial perkebunan andaliman di Desa Ps Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Manguji mengatakan bahwa mitos tentang Nyi Roro Kidul sebagai keturunan Tanah Batak memiliki banyak versi. Konon, keberadaan Nyi Roro Kidul di Pantai Selatan diyakini saat ia mencari saudara laki-lakinya, Saribu Raja yang pergi dari rumah.
ADVERTISEMENT
Saribu Raja kala itu memiliki hubungan terlarang dengan saudara perempuannya, Si Boru Pareme. Atas dasar kisah cinta terlarang yang terjalin antar saudara sedarah daging itu, Saribu Raja diusir oleh rakyat Tanah Batak.
''Nah ketika Si Boru Pareme (saudara perempuan Nyi Roro Kidul) mempunyai hubungan terlarang dengan saudaranya Saribu Raja, maka oleh musyawarah rakyat diusirlah Saribu Raja,'' tutur Manguji.
Nyi Roro Kidul. Foto: kumparan
Lantaran merasa kasihan usai kepergian sang adik, Si Boru Biding Laut (Nyo Roro Kidul) memutuskan untuk angkat kaki dari rumah untuk mencari keberadaan Saribu Raja. Menurut legenda masyarakat Batak, ia bepergian ke arah Barat.
''Dan ketika diusir, Boru Biding laut ini kabur mencari saudaranya kemudian dia berjalan ke arah barat. Ini kan kejadiannya terjadi di Sianjur Mula-mula asal terbentuknya orang batak. Dia mencari terus ke arah barat, lalu tidak ketemu.''
ADVERTISEMENT
Bidang Laut berusaha mencari saudaranya itu tapi tak ketemu. Tak pantang menyerah, Biding laut kemudian melanjutkan perjalanannya ke Sibolga, tapi apa daya karena ombak yang begitu besar sehingga perahunya terombang ambing beberapa hari sampai terdampar di Tanah Jawa.
''Lalu entah bagaimana dia terdampar, inilah ceritanya ia sampai di pelabuhan pesisir Pantai Selatan. Lalu menurut versinya orang batak, dia adalah Si Boru Biding Laut. Tapi orang dari pulau jawa berpendapat dia adalah Nyo Roro Kidul,'' jelas Manguji.

Nama anak-anak Guru Tatea Bulan.

Putera:

Putri :

ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).