Okupansi Hotel di Indonesia Diprediksi Turun, Ini Respons Wishnutama

4 Februari 2020 20:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama saat peresmian taman kumparan, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama saat peresmian taman kumparan, Jumat (13/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona yang kini menjadi isu global memberikan dampak yang cukup besar di sektor pariwisata. Bahkan, wabah ini membuat tingkat okupansi hotel di Indonesia diprediksi menurun.
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama pun angkat bicara terkait hal tersebut. Wishnutama mengatakan bahwa banyak hotel yang terkena dampak akibat virus corona, khususnya hotel-hotel yang berada di Bali dan Sulawesi Utara yang menargetkan wisatawan dari China.
"Tetapi angka averagenya kami belum dapat. Kita lagi coba olah dan cari informasi, dari Bali maupun dari Sulut dan tempat-tempat lain gitu ya, tapi memang sudah sangat terasa dampak daripada ini," ujar Wishnutama saat dihubungi kumparan melalui sambungan telepon, Selasa (4/2).
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Wishnutama juga mengungkapkan penurunan okupansi hotel di Bali dan sejumlah kota lainnya di Indonesia bukan hanya datang dari wisatawan China saja melainkan juga dari wisatawan negara lain.
"Karena pasti dalam kondisi wabah virus corona ini banyak dari wisatawan negara lain yang mengurungkan niatnya untuk berwisata. Secara psikologis dan secara risiko juga terjadi ada dampak terhadap itu (virus corona)," lanjut Tama.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Wishnutama mengungkapkan akan ada beberapa langkah yang dilakukan untuk membangkitkan kembali okupansi hotel di Indonesia. Salah satunya adalah membidik wisatawan yang hendak liburan musim panas di Indonesia.
Menparekraf Wishnutama saat rapat koordinasi virus corona di Kementerian Perhubungan pada Senin (27/1) Foto: Dok. Kemenparekraf
"Dan yang paling kita concern adalah saat-saat sekarang ini, saat-saat orang lagi booking untuk liburan summer atau musim panas. Dan ini (virus corona) dampaknya sangat kencang, katakanlah situasi ini bisa sampai 1, 2, atau 3 bulan dan itu sudah waktunya orang booking untuk bulan Juni, Juli, Agustus, untuk liburan summer," papar Wishnutama.
Selain itu, Wishnutama mengungkapkan keinginannya untuk adanya pengalihan rute penerbangan. Terutama maskapai yang telah menutup penerbangannya dari dan menuju ke China sejak beberapa waktu lalu.
"Kita harus berupaya mencari potensi pesawat-pesawat yang sekarang banyak yang nganggur termasuk Garuda Indonesia yang tadinya punya flight ke China kita alihkan ke destinasi-destinasi lain yang bisa mempunyai potensi-potensi wisatawan untuk datang ke Indonesia," papar Wishnutama.
Ilustrasi traveler yang sedang menunggu penerbangan di bandara Foto: Shutter Stock
Meski begitu, Wishnutama mengungkapkan bahwa pengalihan rute penerbangan bukanlah hal yang sederhana. Ada banyak hal yang dilakukan terutama berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
ADVERTISEMENT
"Tetapi kan mengalihkan rute penerbangan pesawat terbang bukan pekerjaan yang sederhana ya, rute pesawat terbang itu kan kaitannya banyak ya. Faktornya juga banyak bukan hal yang mudah, itu juga akan kita coba lakukan. Next step-nya kita juga akan bicara ke airlines-airlines lain untuk menambah rute ke Indonesia juga," pungkas Wishnutama