Pasca-pandemi, Bali Akan Buka Pariwisatanya Secara Bertahap

14 Mei 2020 18:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sepi pengunjung di Badung, Bali, Sabtu (21/3/2020).  Foto:  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sepi pengunjung di Badung, Bali, Sabtu (21/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
Bali merupakan salah satu destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pulau Dewata menjadi salah satu penyumbang jumlah wisatawan terbesar ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pandemi global virus corona membuat sektor pariwisata Pulau Dewata ikut terkena dampaknya. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, mengungkapkan bahwa Bali menjadi salah satu destinasi wisata yang terkena dampak akibat virus corona.
"Bali jadi salah satu destinasi wisata yang terdampak pandemi COVID-19. Sekitar 70 persen PDB Bali ada di sektor pariwisata," ujar Cok Ace, dalam Konferensi Pers Virtual Reopening Ekonomi Indonesia yang digelar Masyarakat Sadar Wisata (Masata), Kamis (14/5).
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Cok Ace menambahkan sekitar 1,7 juta pelaku wisata di Bali terkena dampaknya. Bahkan, ada ribuan pekerja hotel yang terpaksa dirumahkan.
Walau demikian, ia mengungkapkan bahwa kasus pandemi virus corona di Bali sudah menuju fase penurunan. Bahkan, menurutnya Bali sudah masuk ke fase landai dan bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Bali akan kembali membuka pariwisatanya.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat Diskusi Selasa Pariwisata. Foto: dok. Pemprov Bali.
"Strategi yang harus dikembangkan di Bali membuka pariwisata secara bertahap atau per slot. Per cluster atau per wilayah. Agar tidak terjadi second wave akibat corona," ujar Cok Ace
ADVERTISEMENT
Ia pun menambahkan, ada beberapa catatan penting pasca-COVID-19 dan menuju apa yang disebut New Normal pariwisata.
Bali akan menyusun protokol-protokol kesehatan baru untuk menyambut kunjungan wisatawan.
Wisatawan mancanegara bermain selancar di Pantai Kuta, Badung, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
"Kebersihan, kesehatan, safety. Tiga aspek tersebut yang akan menjadi perhatian. Ini yang akan disusun ke dalam protokol kesehatan untuk pariwisata pasca-COVID-19," papar Cok Ace.
Bahkan, ia optimis, daya tarik dari alam yang indah, manusia dan budayanya yang unik akan menjadikan Bali kembali ramai dikunjungi.
"Jumlah kunjungan 2019 peningkatannya 12 persen rata-rata, bahkan dari Januari 2019 ke Januari 2020 meningkat 20 persen. Kami optimis 2020 adalah tahun keemasan bagi Bali, terutama dari sektor pariwisatanya," lanjut Cok Ace.
Sepasang wisatawan asing tengah menikmati lanskap laut dan pantai Bali dari atas tebing Foto: Dok. Booking.com
Bahkan, menurutnya Bali siap untuk menyambut ledakan wisatawan yang diprediksi oleh Presiden Joko Widodo akan terjadi di tahun depan.
ADVERTISEMENT
Cok Ace menjelaskan, berdasarkan statistik, Bali memiliki sekitar 146 ribu kamar yang tersedia untuk wisatawan.
"Kalau kita melihat BPS, length of stay wisatawan di Bali rata-rata lima hari, dengan okupansi 80 persen. Bali siap menerima 8,7 juta wisatawan. Itu kalau 80 persen. Kalau 100 persen mungkin bisa mencapai 10 juta wisatawan," papar Cok Ace.
Selain itu, ia juga optimis semakin terkendalinya COVID-19 di Bali, menunjukkan bahwa pariwisata di Pulau Dewata akan segera membaik.
"Data terakhir penderita COVID-19 332 orang, dan yang sembuh 220 orang. Atau 66 persen yang sudah sembuh, dan yang meninggal 4 orang atau 1,2 persen," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
ADVERTISEMENT
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!