Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sebuah kota yang hilang atau 'lost city' ditemukan di daerah pedalaman hutan Kamboja . Dilansir Travel and Leisure, kota kuno bernama Mahendraparvata berhasil ditemukan para peneliti yang telah melakukan pencarian selama beberapa tahun terakhir.
Mahendraparvata atau yang disebut "Kota Kamboja yang hilang" ini dulunya merupakan ibu kota Kekaisaran Khmer, rezim Hindu-Buddha di Asia Tenggara yang berkuasa dari abad ke-9 dan ke-15.
Para arkeolog dan sejarawan sebenarnya sudah mengetahui keberadaan kota Mahendraparvata sejak beberapa dekade. Namun, mereka sulit menemukan bukti yang kuat mengenai keberadaan kota tersebut.
Untuk pertama kalinya, para peneliti akhirnya menemukan kota yang hilang tersebut dengan bantuan LIDAR (Light Detection and Ranging) atau teknologi laser udara di kawasan Taman Nasional Phnom Kulen yang berjarak sekitar 40 klometer dari arah utara Siem Reap untuk menemukan bukti tentang kota yang hilang itu.
ADVERTISEMENT
Selain menggunakan teknologi laser udara, para peneliti melakukan survei di lapangan dengan memetakan jaringan perkotaan yang membentang dari dataran tinggi Phnom Kulen hingga timur laut kota Angkor (wilayah ibu kota Kekaisaran Khmer yang tercatat dalam sejarah).
Dalam penelitan itu pun menunjukkan, Kekaisaran Khmer memiliki lanskap menakjubkan dalam membuat perencanaan kota, karena di sekitar kota tersebut ditemukan kolam, waduk, kanal, jalan, kuil, sawah, dan lainnya sehingga dapat dikatakan rancangan kota kuno ini sudah seperti kota modern. Namun sayangnya, wilayah tersebut tertutup hutan lebat sehingga membuat peneliti kesulitan untuk mendeteksinya.
"Wilayah pegunungan di Phnom Kulen saat ini masih sedikit mendapat perhatian. Ia bahkan hampir hilang dari peta arkeologi, kecuali beberapa sebaran poin yang menunjukkan sisa-sisa kuil bata," papar Jean-Baptiste Chevance, pemimpin penelitian sekaligus arkeolog dari Archaeology and Development Foundation seperti yang tertulis dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Antiquity Cambridge University
ADVERTISEMENT
Penelitian tentang kota kuno peninggalan Kekaisaran Khmer ini mulai dilakukan pada 2012 dan berlangsung hingga 2017. Adapun pemetaan yang dilakukan dibagi ke dalam dua tahapan, area pertama dipetakan pada tahun 2012 meliputi sekitar 37 kilometer persegi dan kedua pada 2015 meliput seluruh wilayah gunung seluas 975 kilometer persegi.
"Pekerjaan yang dijelaskan di sini secara efektif mendekati 150 tahun pekerjaan pemetaan arkeologis di wilayah Greater Angkor dan menetapkan panggung untuk pemodelan spatio-temporal yang lebih canggih dari bentuk kota," imbuh Jean-Baptistenya.
Saat ini, Angkor lebih dikenal sebagai ibu kota Kerajaan Khmer. Kerajaan Khmer dulunya memerintah hingga ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Thailand, Vietnam, Laos dan Myanmar. Namun, para peneliti percaya bahwa kota ini adalah salah satu lanskap rekayasa pertama pada zaman itu, dan studi lebih lanjut tentang kota tersebut dapat mengungkapkan lebih banyak tentang Kerajaan Khmer.
ADVERTISEMENT