Pentingnya Pakai Seat Belt di Pesawat Walau Tanda Pengaman Dimatikan

30 November 2019 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pramugari membantu penumpang anak mengenakan seat belt Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pramugari membantu penumpang anak mengenakan seat belt Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kamu pasti tidak asing dengan aturan mengenakan seat belt saat berada di pesawat. Walau terkesan sepele, seat belt memang telah terbukti penting bagi keamanan dan keselamatan penumpang.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, awak kabin yang bertugas akan selalu mengingatkan penumpangnya untuk memasang seat belt dengan sempurna baik sebelum lepas landas atau ketika pesawat akan mendarat.
Ilustrasi tanda menggunakan seat belt di pesawat dinyalakan Foto: Shutter Stock
Langit-langit bangku penumpang juga biasanya dilengkapi dengan tanda sabuk pengaman. Tanda pengaman dalam pesawat ini memberikan aba-aba bagi penumpang untuk mengenakan dan melepaskan seat belt selama penerbangan.
Ketika tanda pengaman menyala, berarti penumpang wajib memasang seat belt. Sebaliknya, jika tanda pengaman dimatikan, maka kamu diperbolehkan untuk melepaskan seat belt. Di waktu-waktu inilah biasanya kamu diperbolehkan untuk pergi ke toilet.
Namun, seringnya, usai dari toilet, banyak penumpang yang tidak lagi memasang seat belt-nya. Padahal sebenarnya, seat belt lebih baik tetap dikenakan meski pun tanda pengaman telah dimatikan. Mengapa?
Ilustrasi penumpang melepaskan seat belt di pesawat Foto: Shutter Stock
Dilansir Travel and Leisure, alasan utama penggunaan seat belt adalah turbulensi. Turbulensi yang terjadi pada pesawat akan membuat kabin terasa bergoyang dan bergetar akibat adanya pergeseran aliran udara.
ADVERTISEMENT
Turbulensi merupakan hal yang wajar terjadi dalam dunia penerbangan. Meski begitu, menurut Heather Poole, author of Cruising Attitude: Tales of Crashpads, Crew Drama and Crazy Passengers, penumpang harus tetap mengenakan seat belt walau tanda pengaman dimatikan atas komando pilot.
Ilustrasi seat belt di pesawat Foto: Shutter Stock
Pilot memang menggunakan peta meteorologi untuk menghindari badai, angin yang berbahaya, dan bahkan turbulensi. Tetapi tetap saja ada gejala alam yang tak bisa diduga.
"Kamu tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi. Turbulensi bisa terjadi saat tanda pengaman dimatikan. Turbulensi bukan lelucon," kata Poole seperti yang diberitakan Telegraph.
Ia juga menambahkan bahwa bukan hanya penumpang saja yang mesti mengenakan seat belt, tetapi juga awak kabin.
Ilustrasi penumpang mengencangkan seat belt di pesawat Foto: Shutter Stock
"Ketika turbulensi, terutama saat pesawat jatuh, penumpang akan merasa turun dengan sangat cepat dan keras. Turbulensi yang kencang akan membuat tubuh penumpang terangkat dan bisa mengenai langit-langit pesawat. Ini yang menyebabkan penumpang terluka," jelasnya lagi
ADVERTISEMENT
Apabila guncangan yang terjadi terlalu keras, cedera yang dialami penumpang pesawat tak hanya sekadar luka-luka saja. Tetapi juga bisa menyebabkan gegar otak, patah tulang, dan cedera serius lainnya.
Aduh, dari pada celaka, lebih baik kamu tetap pasang seat belt-mu saat terbang, ya.