Penutupan Maya Bay di Thailand Diperpanjang hingga 2021

12 Mei 2019 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indahnya Maya Bay di Thailand Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Indahnya Maya Bay di Thailand Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Salah satu teluk di Thailand yang terkenal lewat film Hollywood, The Beach yaitu Maya Bay akan tetap ditutup hingga tahun 2021 setelah mengalami kerusakan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Menurut pejabat setempat, teluk yang terletak di Pulau Phi Phi Leh di wilayah selatan Thailand ini sebelumnya telah ditutup sementara sejak tahun 2018 lalu, karena terus membludaknya jumlah pengunjung yang berdampak buruk terhadap lingkungan.
Dilansir Insider, sebelum ditutup untuk kegiatan wisata, lebih dari 5 ribu wisatawan mengunjungi teluk ini setiap harinya sehingga menyebabkan terumbu karang di perairan sekitar teluk mengalami kerusakan.
Maya Bay berada di sekitar Pulau Phi Phi Lei Foto: Pixabay
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Thailand kini telah memperpanjang larangan kunjungan ke pulau itu selama dua tahun untuk memberikan waktu lebih banyak lagi bagi pemulihan ekologi di Teluk Maya.
Teluk yang terdiri dari pantai berpasir putih itu menjadi makin populer setelah menjadi lokasi syuting film The Beach pada tahun 2000 yang dibintangi oleh aktor Hollywood ternama yaitu Leonardo DiCaprio.
ADVERTISEMENT
Bahkan sejak teluk itu ditutup tahun lalu, Hiu Karang Sirip Hitam (blacktip reef sharks) mulai terlihat di sekitar perairan teluk. Hal tersebut menandakan perkembangan positif soal meningkatnya keanekaragaman hayati di sekitar teluk.
Maya Bay Foto: Wikimedia Commons
Thon Thamrongnawasawat, pejabat di Departemen Taman Nasional Thailand, mengatakan pada AFP bahwa ketika kawasan teluk itu dibuka kembali dua tahun lagi, jumlah pengunjung akan dibatasi dan kapal atau perahu akan dilarang berlabuh di perairan teluk.
Namun rencana itu diprotes pihak operator wisata lokal setempat yang mengatakan mereka sangat bergantung terhadap keberadaan pantai itu.
Kepala asosiasi pariwisata setempat, Wattana Rerngsamut, mengatakan bahwa harus ada audiensi publik antara masyarakat dan pemerintah, agar masyarakat lokal dapat mencari nafkah dari pariwisata.
ADVERTISEMENT