Perang Israel-Gaza Bikin Penerbangan Internasional Lesu, Terparah di Timteng

14 November 2023 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kehancuran kawasan Palestina yang terlihat dari perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada tnagal (12/11/2023). Foto: Fadel Senna/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kehancuran kawasan Palestina yang terlihat dari perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada tnagal (12/11/2023). Foto: Fadel Senna/AFP
ADVERTISEMENT
Perang yang terjadi antara pasukan Hamas dan Israel di Gaza, Palestina, belum menunjukkan tanda-tanda usai. Saat ini serangan Israel di Gaza menewaskan belasan ribu penduduk.
ADVERTISEMENT
Selain menimbulkan banyak korban jiwa, perang yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 lalu itu juga berdampak pada industri penerbangan. Situs penyedia data dan analisa tren perjalanan, ForwardKeys mengungkapkan adanya tren penurunan pemesanan penerbangan internasional sejak perang yang terjadi di Gaza berkecamuk.
Hal ini pun menimbulkan adanya perlambatan pemulihan industri aviasi pasca-COVID-19.
Ilustrasi pesawat. Foto: joo830908/Shutterstock
"Pemesanan penerbangan internasional turun lima poin persentase dalam tiga minggu setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dibandingkan dengan jumlah tiket yang dikeluarkan tiga minggu sebelum serangan," ungkap ForwardKeys dalam analisis data perjalanan mereka seperti dilansir The National, Senin (13/11).
Hal ini telah menghambat pemulihan perjalanan internasional akibat pandemi, dengan perkiraan untuk kuartal keempat kini direvisi turun sebesar 7 poin persentase menjadi 88 persen dari tingkat tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan perkiraan sebelum perang yaitu pada tanggal 27 Oktober, permintaan perjalanan diperkirakan mencapai 95 persen dari tingkat permintaan pada tahun 2019.
“Perang ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat dahsyat dan memilukan yang kita semua lihat setiap hari di layar TV kita,” kata Olivier Ponti, vice president of insights ForwardKeys.
Ponti menambahkan, perang yang terjadi antara Israel dengan Gaza tak hanya berdampak pada kunjungan wisatawan ke negara tersebut tetapi juga mengurangi kepercayaan publik untuk bepergian ke tempat lain.
“Hal ini tak hanya membuat orang enggan bepergian ke wilayah tersebut, namun juga mengurangi kepercayaan konsumen untuk bepergian ke tempat lain," lanjut dia.
Pengeboman tanpa henti yang dilakukan Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, termasuk sedikitnya 4.000 anak-anak. Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap bahwa mayoritas korban jiwa adalah anak dan perempuan. Setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah mengungsi.
ADVERTISEMENT
Pengeboman tersebut merupakan respons terhadap serangan mematikan yang dilakukan Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.400 orang.
Sejak perang dimulai, maskapai penerbangan besar global telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv karena alasan keamanan.

Tren Penurunan Penerbangan Internasional

Foto yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan Israel dengan Jalur Gaza pada 12 November 2023 ini menunjukkan suar yang dijatuhkan pasukan Israel di atas daerah Palestina di tengah pertempuran. Foto: Fadel Senna/AFP
ForwadKeys menyebut pemesanan penerbangan dari negara-negara Timur Tengah telah turun sebesar 9 persen sejak terjadinya perang.
Namun, wilayah lain di dunia juga terkena dampaknya, khususnya Amerika, karena calon pelancong membatalkan perjalanan ke wilayah lain.
Pemesanan penerbangan dari Amerika melambat sebesar 10 persen, sementara keberangkatan internasional dari Asia Pasifik, Eropa dan Afrika masing-masing melambat sebesar dua persentase, data menunjukkan.
Dalam hal kedatangan internasional, pertumbuhan pemesanan perjalanan ke seluruh wilayah di dunia telah melambat, kecuali Afrika, yang terus pulih ke tingkat tahun 2019, menurut laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemesanan penerbangan ke Amerika turun enam persen, ke Eropa tiga persen, ke Asia Pasifik 1 persen, dan ke Timur Tengah 26 persentase.
Tiket perjalanan internasional ke Arab Saudi turun 67 persen, Yordania turun 54 persen, Lebanon turun 45 persentase, dan Mesir turun 35 persentase.
Pemesanan penerbangan ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) telah menurun sebesar 25 persen sejak perang pecah, kata laporan itu.
Namun penurunan terbesar terjadi di Israel. Israel menjadi negara yang paling menderita karena banyak maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangannya.
Jika dihitung sejak 7 Oktober 2023, pemesanan penerbangan di wilayah tersebut anjlok hingga 155 persen akibat perang tersebut.