Perangi Overtourism, Venesia Pantau Wisatawan Pakai Teknologi Pelacak

14 Januari 2021 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan yang tengah berfoto di sekitar Jembatan Rialto yang ada di sekitar kanal Venesia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan yang tengah berfoto di sekitar Jembatan Rialto yang ada di sekitar kanal Venesia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Venesia jadi salah satu negara yang masih berkutat dengan masalah overtourism atau membludaknya jumlah wisatawan. Untuk mengatasi hal tersebut, Venesia pun telah mengeluarkan kebijakan, mulai dari menaikkan pajak wisatawan hingga mengalihkan rute kapal pesiar dari kotanya.
ADVERTISEMENT
Yang terbaru, Venesia akan menggunakan teknologi pelacak atau tracker bagi wisatawan yang datang ke sana. Alat pelacak ini nantinya akan menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata dalam satu waktu, seperti dikutip dari Travel and Leisure.
Ilustrasi turis wanita di Venesia Foto: Shutter Stock
Meski jumlah wisatawan di 2020 berkurang signifikan, Venesia akan tetap menerapkan kebijakan baru tersebut. Pada September 2020 lalu, Venesia baru saja membuka ruang kontrol guna memantau jumlah wisatawan.
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi ini, maka akan memberikan data akurat secara real time terkait jumlah wisatawan.
"Ini adalah otak dari kota (Venesia). Kita akan tahu secara real time berapa banyak orang yang datang pada tiap bagian kota dan dari negara mana mereka berasal," kata Marco Bettini, dari perusahan Venis yang membuat sistem tersebut pada CNN.
ADVERTISEMENT
Bettini menjelaskan teknologi ini nantinya juga bisa memantau lalu lintas di tiap kanal, transportasi publik (kedatangan maupun keberangkatan), hingga jumlah pejalan kaki. Tekonologi tersebut nantinya juga akan memanfaatkan berbagai teknologi lainnya seperti CCTV hingga provider telekomunikasi.
"Tujuannya adalah dengan memahami di mana, kapan, dan bagaimana pelancong bergerak di Venesia, mereka akan dapat membuat rencana pariwisata berkelanjutan, termasuk di mana harus menerapkan pintu putar untuk menarik biaya masuk," katanya.
Pengunjung menggunakan masker saat menyaksikan Venice Carnival di Venesia, Italia. Foto: REUTERS / Manuel Silvestri
Sementara itu, Co-Founder Venezia Autentica, Valeria Duflot, mengungkapkan permasalahan di Venesia bukan hanya soal banyaknya jumlah wisatawan.
"Permasalahannya adalah semua wisatawan yang pergi ke dua tempat yang sama, seperti St. Marks Square dan Jembatan Rialto," kata Duflot.
Kota Venesia pertama kalinya tidak kebanjiran Foto: Reuters
Oleh sebab itu, diharapkan dengan sistem dan teknologi baru ini Venesia bisa mengantisipasi jumlah wisatawan yang terus bertambah ke Venesia.
ADVERTISEMENT
"Pariwisata berkelanjutan tidak mengubah lingkungan alam dan artistik, serta tidak menghalangi perkembangan kegiatan sosial dan ekonomi lainnya yang selaras dengan kehidupan sehari-hari penduduk. Hal ini diperlukan untuk menjaga keindahan dan keunikan yang luar biasa dari Venesia," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)