Percaya dari Planet Berbeda, Pria & Wanita di Nigeria Pakai Bahasa yang Tak Sama

6 September 2021 7:01
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para peserta membawa peralatan menangkap ikan dalam festival Argungu, di Kota Argungu, Negara Bagian Kebbi, Nigeria, 14 Maret 2020. Foto: AFP/PIUS UTOMI EKPEI
ADVERTISEMENT
Sebuah daerah atau negara memiliki bahasa yang berbeda-beda. Bahasa biasanya menjadi identitas suatu wilayah yang digunakan dalam kehidupan sehari-sehari.
ADVERTISEMENT
Namun, berbeda dengan sebuah desa terpencil di Nigeria. Ubang, sebuah desa di Nigeria memiliki bahasa yang berbeda antara pria dan wanita.
Konsep hidup yang unik ini diterapkan, karena penduduknya percaya bahwa pria dan wanita berasal dari planet berbeda. Konon, wanita berasal dari Venus sedangkan pria berasal dari Mars.
Sulit dipercaya bahwa kaum pria dan wanita yang tumbuh dalam komunitas sama dapat berbicara bahasa yang berbeda.
Anak-anak Nigeria (ilustrasi). Foto: Reuters/James Akena
Tidak jelas berapa proporsi kata-kata dalam bahasa pria dan wanita yang berbeda, tetapi ada cukup banyak kosa kata yang diubah untuk membedakan antara pria dan wanita di Desa Ubang.
Misalnya, untuk ‘pakaian’ pria menggunakan kata ‘Nki’, sedangkan wanita mengucapkan ‘Ariga’. Kaum pria di Ubang menyebut pohon sebagai 'Kitchi' sedangkan wanita dengan 'Okweng'.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdengar tidak masuk akal, penduduk Ubang sangat mudah mengingat dan memahami bahasa satu sama lain.
“Ini hampir seperti dua leksikon yang berbeda. Ada banyak kata yang sama-sama dimiliki oleh pria dan wanita, lalu ada kata lain yang sama sekali berbeda tergantung pada jenis kelamin Anda. Mereka tidak terdengar sama, mereka tidak memiliki huruf yang sama, mereka adalah kata-kata yang sama sekali berbeda,” kata antropolog Chi Chi Undie kepada BBC.
Suasana sepi saat lockdown untuk membatasi penyebaran virus corona di Lagos, Nigeria, Jumat (27/3). Foto: REUTERS/Temilade Adelaja
Menariknya, baik pria maupun wanita dapat saling memahami dengan sempurna. Sebab, baik anak laki-laki maupun perempuan tumbuh di sekitar orangtua mereka dan mempelajari kedua bahasa tersebut.
Namun, pada usia 10 tahun anak laki-laki diwajibkan bicara bahasa pria dalam kehidupan sehari-hari. Undie mengungkapkan, bahwa perubahan penggunaan bahasa bagi anak laki-laki menjadi simbol pendewasaan.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada yang akan memberitahunya bahwa dia harus berubah ke bahasa kaum pria. Ketika dia mulai berbicara bahasa pria, Anda tahu bahwa kedewasaan akan tumbuh padanya.”
Gadis-gadis yang diculik dari sekolah asrama di negara bagian Zamfara, Nigeria barat laut, berjalan dalam antrean setelah pembebasan mereka di Zamfara, Nigeria, Selasa (2/3). Foto: Afolabi Sotunde/REUTERS
Tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana atau mengapa tradisi dua bahasa Ubang dimulai. Tetapi, sebagian besar penduduk setempat lebih percaya teori agama yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa sebagai orang Ubang dan memberi mereka dua bahasa yang berbeda.
Undie awalnya berencana untuk menjadikan dua bahasa antara laki-laki dan perempuan sebagai kelompok etnis. Tetapi, tidak cukup bahasa untuk digunakan. Jadi, ia berhenti di Ubang, meninggalkan desa yang berbeda dari semua komunitas lain di dunia.
Antropolog Chi Chi Undie percaya bahwa kedua bahasa tersebut adalah hasil dari “budaya dua jenis kelamin”, di mana pria dan wanita beroperasi di dua bidang yang terpisah dan hidup di dunia terpisah yang jarang bersatu.
ADVERTISEMENT
Namun, dia mengakui ini adalah teori yang lemah, karena budaya dua jenis kelamin hadir di banyak bagian Afrika, tanpa perbedaan bahasa untuk pria dan wanita.
Saat ini, ketika kata-kata bahasa Inggris terus memasuki leksikon anak muda di Nigeria, dua bahasa Ubang terancam hilang selamanya. Baik bahasa laki-laki maupun wanita tidak tertulis, jadi keduanya bergantung pada orang-orang muda yang mewariskannya ke generasi berikutnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).