Pertama di Dunia, Bandara Hong Kong Lakukan Tes Corona dan Beri Gelang Pelacak

28 April 2020 18:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang penumpang menutupi wajahnya dengan kantong plastik bekas makanan di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Kamis (19/3). Foto: ANTHONY WALLACE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang penumpang menutupi wajahnya dengan kantong plastik bekas makanan di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Kamis (19/3). Foto: ANTHONY WALLACE / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bandara internasional Hong Kong akan melakukan tes corona kepada setiap pengunjung. Test tersebut akan menghabiskan waktu hingga 12 jam. Setelah melewati rangkaian test tersebut, pengunjung baru diperbolehkan meninggalkan bandara.
ADVERTISEMENT
Secara resmi, hal ini menjadikan Hong Kong sebagai bandara pertama di dunia dalam pemeriksaan virus Corona bagi penumpang masuk dan tiba. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah pengunjung menunjukkan gejala COVID-19 atau tidak.
Sejumlah penumpang menggunakan pakaian pelindung dari plastik di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Selasa (17/3). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Pada Senin (20/4) lalu, Hong Kong mencatat nol kasus virus corona baru. Hal itu berkat langkah-langkah awal yang diambil oleh warga dan pemerintah untuk menahan penyebaran, dengan mengenakan masker, menutup sekolah, dan melakukan kegiatan di rumah.
Penyebaran kasus virus corona di Hong Kong didominasi dari turis luar negeri yang mengunjungi negara tersebut. Akibatnya, pemerintah wilayah melarang sementara waktu masuknya semua non penduduk dan penumpang transit ke Bandara Hong Kong.
Saat ini, protokol baru Hong Kong mewajibkan setiap pengunjung internasional maupun lokal untuk menggunakan gelang pelacak elektronik. Gelang digunakan untuk melacak pengguna bahwa ia berada di hotel atau rumah untuk melakukan isolasi diri.
Gelang pelacak virus corona di Bandara Hong Kong Foto: Twitter: HongKong_365
Menurut laporan South China Morning Post , Kantor Pejabat Kepala Informasi Pemerintah (OGCIO) mengatakan gelang bluetooth tersebut telah digunakan sejak 25 Maret lalu di bandara. Tetapi, gelang tersebut hanya digunakan oleh wisatawan dari Eropa atau Amerika Serikat yang memasuki Bandara Hong Kong.
ADVERTISEMENT
"Gelang elektronik itu sendiri memiliki fungsi pelacakan dan ketika dipasangkan dengan aplikasi seluler, gelang ini memberikan jaminan tambahan bahwa orang tersebut sebenarnya ada di rumah," kata Victor Lam Wai-kiu, Kepala Pejabat Informasi Pemerintah.
Calon penumpang di Bandara International Soekarno Hatta Terminal 3 tujuan Hong Kong menggunakan masker sebagai antisipasi virus Corona. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Ketika terhubung ke ponsel pemakai melalui bluetooth, Lam mengungkapkan bahwa gelang tersebut memungkinkan pihak berwenang untuk mengetahui, apakah mereka telah meninggalkan rumah selama diluar jangkauan. Setiap wisatawan yang datang juga akan dilakukan pengujian air liur.
Dilansir The Sun, langkah-langkah kesehatan dan keselamatan bandara lainnya juga dilakukan Bandara Hong Kong, seperti tersedianya hand sanitizer dan hadirnya robot pembersih untuk pembunuh virus yang dilengkapi dengan sinar UV. Bangku di area kedatangan juga berjarak sesuai dengan prosedur kesehatan.
Sejumlah penumpang menggunakan pakaian pelindung dari plastik di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong, Selasa (17/3). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Pada proses tersebut, sebagian besar penumpang diizinkan meninggalkan bandara dan akan diberi tahu tentang hasil pengujian mereka dalam tiga hari. Namun, penumpang dari Amerika dan Inggris harus menunggu hasil test di AsiaWorld-Expo hingga 12 jam.
ADVERTISEMENT
Wah, semoga bandara di Indonesia juga menerapkan hal yang sama, ya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!