Pertama di Dunia, Resor Bali Ini Tawarkan Sensasi Liburan dari ‘Pantai Udara’

Ilustrasi pantai di Bali. Foto: Shutterstock

Tak sedikit resor yang menawarkan pengalaman menginap berbalut fasilitas mewah. Hanya saja, sebuah resor di Bali ini menawarkan pengalaman berbeda yang mengajak tamunya menikmati keindahan 'pantai udara' pertama di dunia. Seperti apa?

Resor Bocas Bali punya sesuatu hal yang unik yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Di sini kamu bisa merasakan sensasi liburan di atas pantai udara pertama di dunia.

Yap, lewat sentuhan arsitek Kosta Rika, Andres Brenes, resor ini memiliki pantai udara yang diklaim sebagai pertama di dunia.

Pantai ini dibangun di atas laut, lengkap dengan pasir putih layaknya seperti pantai asli dengan pohon palem yang tertanam di sebuah pot besar.

Pantai ini dinamakan kupu-kupu karena bentuknya yang menyerupai kupu-kupu. Dengan Panjang sekitar 27 meter dan lebar 6 meter pantai udara ini dilengkapi dengan akses jembatan kayu untuk menghubungkan langsung ke vila.

Dari pantai udara kita juga bisa langsung berenang ke laut dengan menuruni anak tangga berlantai warna hijau yang menimbulkan kesan natural dan menyatu langsung dengan laut. Kita dapat menikmati fasilitas seperti snorkeling dan bermain kayak.

Tak hanya itu, kamu juga bisa menikmati sensasi menginap di atas laut, menikmati keindahan pantai dengan semilir angin laut dan deburan ombak yang indah.

Resor dengan Konsep Berkelanjutan

Selain pantai udara yang membuat Resor Bacos Bali menarik, vila mewah ini juga mengusung area pembangunan yang berkelanjutan.

Hal tersebut merupakan wujud keinginan untuk dapat menikmati pulau dengan fasilitas mewah dan lengkap, namun tak ingin merusak atau memberikan dampak negatif pada mangrove, karang dan kehidupan laut di sekitarnya.

Vila ini menyediakan 10 ribu galon air untuk menampung air hujan dan menggunakan listrik yang bersumber dari panel surya.

Untuk dapat menikmati Resor Bacos Bali memang perlu merogoh kocek yang tidak sedikit, Rp 15 juta per malam pada hari pekan dan Rp 12 juta pada hari kerja.

Laporan Maulani Mulianingsih