Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kamu sedang merencanakan liburan bersama kerabat, pasangan, atau keluarga? Tak ada salahnya memilih pantai sebagai destinasimu.
ADVERTISEMENT
Pantai masih menjadi wisata alam yang diminati masyarakat. Di Indonesia sendiri, pesona pantai yang ada, tak kalah saing dengan negara lain.
Salah satunya Pantai Cemara. Pantai ini berada di ujung timur Pulau Jawa, tepatnya di Dusun Rowo, Desa Pakis, Banyuwangi , Jawa Timur atau sekitar 3 kilometer dari pusat kota.
Awalnya, tempat ini dikenal dengan nama Pantai Pakis Rejo --tempat berlabuhnya perahu para nelayan setelah mencari ikan di laut. Saat itu, sekeliling pantai gersang dan panas. Tak ada tempat berteduh yang nyaman.
Maka, sekitar tahun 2011 pengelola Pantai Cemara Muhammad Muhyi bersama masyarakat dan para nelayan sepakat untuk menanam pohon cemara.
“Dinamakan Pantai Cemara karena di sekeliling area pantai ditanami pohon cemara,” ujar Muhyi kepada kumparan (kumparan.com).
Meski pada saat itu sempat terjadi pro dan kontra dengan masyarakat, lambat laun kegiatan positif ini dapat diterima masyarakat dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Banyak masyarakat yang belum mengerti tentang manfaat cemara. Dua tahun kemudian, masyarakat pun dapat bergabung dan menerimanya. Ternyata cemara bermanfaat sekali,” kata Muhyi.
Selain untuk mengatasi abrasi dan badai, adanya pohon cemara juga dijadikan tempat berteduh para nelayan usai aktivitas seharian di tengah laut.
“Awal tanam tahun 2011 per tanggal 10 Januari itu kita tanam 2.500 pohon. Dua bulan kemudian kita tanam lagi karena luas keseluruhan di sini ada sekitar 10,2 hektare,” tambahnya.
Kegiatan penanaman pohon cemara pun dilakukan secara bertahap. Sampai saat ini terdapat 19 ribu pohon Cemara yang ditanam. Pada akhir tahun 2014, kurang lebih 1.700 pohon cemara tumbang akibat perpindahan muara atau terkikisnya muara.
“Beda kalau kena abrasi, mungkin karena hempasan ombak mungkin hanya lewat gitu aja. Tapi dengan adanya perpindahan muara dari selatan ke utara, muara yang terkikis itu kurang lebih 700 meter,” ungkap pria berusia 52 tahun itu.
Muhyi menambahkan, sebelum kegiatan penanaman pohon cemara, pada tahun 2010 ia dan masyarakat setempat membangun jembatan penyeberangan yang lebih layak agar pengunjung aman jika ingin ke Pantai Cemara.
ADVERTISEMENT
“Jembatan ini menjadi bukti bahwa di Pantai Cemara sangat kumuh, gersang,” kenang Muhyi sambil menunjukkan dokumentasi foto tersebut.
Sejak saat itu, Pantai Cemara dari tahun ke tahun semakin baik. Bukti kerja keras Muhyi dan kawan-kawan tak sia-sia. Hal itu membuat beberapa lembaga turut serta mengembangkan Pantai Cemara.
Tak hanya pohon cemara, ternyata di sini juga terdapat konservasi penyu. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, sejak 2013 pantai yang memiliki pasir hitam ini pun mulai ramai pengunjung.
“Sebelum pantai ini semakin ramai dikunjungi, penyu memang sudah mendarat (di Pantai Cemara) sejak dari nenek moyang. Jadi kegiatan kita (konservasi) ini mulai 2013,” kata Muhyi.
Pengunjung pun dibebaskan untuk melepasliarkan penyu. Hal itu bertujuan untuk melestarikan dan menyelamatkan penyu yang ada di Indonesia khususnya di Pantai Cemara.
ADVERTISEMENT
Selain eksotika Pantai Cemara dan konservasi penyu, tempat ini juga menawarkan budidaya ikan nila, kepiting, dan hutan mangrove yang berada di Zona Inti. Lokasinya sekitar 150 meter dari penangkaran penyu.
Tertarik berkunjung ke Pantai Cemara?
Kamu cukup membayar Rp 2 ribu per orang untuk tiket masuknya.
Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Di akhir pekan, Pantai Cemara ramai dikunjungi masyarakat lokal maupun luar.